Saturday, April 22, 2017

Kisah Inspirasi - Tanda-tanda dari Tuhan

Isabelita menceritakan kisah ini kepada saya.

Seorang Arab yang sudah tua dan tak bisa baca-tulis selalu berdoa dengan khusyuk setiap malam, sampai-sampai seorang pemilik karavan besar yang kaya raya memutuskan untuk memanggilnya dan mengajaknya bicara.

"Mengapa kau berdoa begitu khusyuk? Bagaimana kau tahu bahwa Tuhan benar-benar ada, sedangkan membaca pun kau tidak bisa?"

"Saya tahu, Tuan. Saya bisa membaca semua yang dituliskan Tuhan Alam Semesta ini."

"Bagaimana caranya?"

"Kalau Tuan menerima surat dari seseorang di tempat yang jauh, bagaimana Tuan mengenali siapa pengirim surat itu?"

"Lewat tulisan tangannya."

"Kalau Tuan menerima sebentuk permata, bagaimana Tuan tahu siapa pembuatnya?"

"Lewat ciri khas pandai emas itu."

"Kalau Tuan mendengar binatang-binatang berkeliaran di dekat perkemahan, bagaimana Tuhan tahu apakah binatang itu domba, kuda, atau sapi jantan?"

"Lewat jejak-jejak kakinya," sahut pemilik karavan yang terheran-heran dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Orang tua itu mengajaknya ke luar dan menunjukkan langit kepadanya.

"Semua yang tertulis di atas sana, maupun di padang pasir di bawah, tidka mungkin dibuat atau ditulis oleh tangan manusia." (Paulo Coelho dalam "Seperti Sungai yang Mengalir". Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.)

Kisah Inspirasi - Hidup Itu Sangat Singkat, Nikmati Saja Setiap Momennya

Pria itu bertemu dalam sebuah pesta. Wanita itu terlihat begitu luar biasa, banyak pria yang mengejarnya, sementara pria itu merasa biasa saja, tidak ada yang menaruh perhatian padanya. Pada akhir pesta, pria itu mengundang wanita itu untuk minum kopi bersamanya. Wanita itu terkejut namun karena pria itu bersikap sopan, ia memenuhi undangannya.

Mereka duduk di sebuah kedai kopi yang bagus, wanita itu terlalu gugup untuk berkata-kata, ia merasa tidak nyaman, dan ia berpikir, "Tolong, biarkan aku pulang."

Tiba-tiba pria itu berkata kepada pelayan, "Tolong beri saya sedikit garam? Saya ingin memasukkannya ke dalam kopi saya."

Semua orang menatapnya, sangat aneh! Muka pria itu berubah merah, tapi tetap saja ia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya. Wanita itu bertanya dengan penasaran, "Mengapa Anda memiliki kebiasaan ini?"

Pria itu menjawab, "Ketika saya masih kecil, saya tinggal dekat laut, saya suka bermain di laut, saya bisa merasakan rasa laut, seperti rasa kopi asin. Sekarang setiap kali saya meminum kopi asin, saya selalu memikirkan masa kecil saya, berpikir tentang kampung halaman saya. Saya rindu kampung halaman saya, saya rindu orangtua saya yang masih tinggal di sana."

Sementara mengatakan itu, air matanya memenuhi matanya. Wanita itu sangat tersentuh. Itu perasaan yang sebenarnya, dari lubuk hatinya. Seorang pria yang memberitahu kerinduannya, ia berarti mencintai rumah, peduli tentang rumah, memiliki tanggung jawab terhadap rumah. Kemudian pria itu juga mulai berbicara, tentang kampung halamannya nun jauh di sana, masa kecilnya, keluarganya.

Itu adalah pembicaraan yang benar-benar indah, dan juga awal sebuah kisah indah mereka. Mereka terus bersama sampai saat ini. Wanita itu menemukan bahwa sebenarnya pria itu adalah orang yang bisa memenuhi semua permintaannya, ia memiliki toleransi, hatinya baik, hangat, dan berhati-hati. Pria itu adalah orang yang baik tapi ia hampir kehilangannya! Karena kopi asinnya!

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya kisah cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran, dan kemudian mereka hidup bahagia. Dan, setiap kali wanita itu membuat kopi untuk suaminya, ia menaruh sedikit garam dalam kopinya, karena ia tahu bahwa itulah cara ia menyukainya.

Setelah 40 tahun kemudian, pria itu meninggal. Dan pria itu meninggalkan sebuah surat pada istrinya, isinya,

"Sayangku, mohon maafkan saya, maafkan kebohongan dalam seluruh hidup saya. Ini satu-satunya kebohongan yang saya katakan padamu, kopi asin. Ingat pertama kali kita kencan? Saya sangat gugup waktu itu. Sebenarnya saya ingin minta gula, tapi malah berkata garam.

"Sulit bagi saya untuk mengubahnya, jadi saya maju terus. Saya tidak pernah berpikir bahwa itu bisa menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba memberitahumu kebenaran berkali-kali dalam hidup saya, tetapi saya terlalu takut untuk melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak berbohong kepadamu. Sekarang saya sekarat, saya takut, jadi saya mengatakan yang sebenarnya, saya tidak suka kopi asin, rasanya tidak enak, aneh.

"Tapi saya selalu minum kopi asin seumur hidup saya! Karena saya tahu, saya tidak pernah menyesal untuk apapun yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidup saya. Jika saya dapat hidup untuk kedua kalinya, masih ingin bersamamu, meskipun saya harus meminum kopi asin lagi."

Air mata wanita itu membuat surat itu benar-benar basah.

Suatu hari, seseorang bertanya, "Apa rasa kopi asin?"

Ia akan menjawab, "Ini manis."

Kisah Inspirasi - Yakinlah, Tidak Ada yang Mustahil Bagi yang Percaya kepada Tuhan

Saat makan siang dengan beberapa teman, salah seorang dokter bertanya kepada dokter bedah seniornya, "Operasi terhebat apakah yang pernah Anda lakukan, Dok?"

Sang senior bingung harus menjawab operasi yang mana, karena sudah banyak melakukan operasi dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, dan ketelitian yang tinggi. Tapi ia teringat pada operasi yang dijalaninya pada seorang gadis kecil yang hanya mempunyai harapan hidup 10 persen saja.

Malam itu para perawat membawa seorang gadis kecil yang berwajah pucat masuk ke ruang operasi. Waktu itu pikirannya sedang dipenuhi berbagai macam persoalan yang berat.

Dan ketika para perawat sedang mempersiapkan pembiusan, gadis kecil ini bertanya kepadanya, "Dokter, bolehkah saya menanyakan sesuatu?"

"Ya, sayang, apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Setiap malam sebelum tidur saya selalu berdoa, sekarang sebelum operasi dimulai bolehkah saya berdoa?" kata gadis kecil itu.

"Baiklah, anak manis, engkau memang harus berdoa. Jangan lupa berdoa juga untuk saya," kata dokter senior itu.

Kemudian gadis kecil itu melipat kedua tangannya, dan berdoa, "Tuhan, Engkau Maha Baik, berkatilah aku malam ini yang sedang dalam kegelapan. Kiranya Engkau dekat denganku, lindungi aku sampai datangnya sinar mentari esok pagi dan berkati pula dokter yang akan mengoperasiku."

Setelah menutup doanya gadis kecil itu berkata, "Sekarang saya sudah siap, Dokter."

Mata sang dokter pun terlihat berkaca-kaca, betapa besar iman yang dimiliki gadis kecil tersebut, dan malam itu sebelum operasi dimulai sang dokter berdoa, "Tuhan yang baik, Engkau boleh tidak membantuku dalam operasi yang lain, tapi kali ini bantulah aku untuk menyelamatkan gadis kecil ini."

Kemudian ia mulai mengoperasi gadis kecil itu dan keajaiban terjadi, gadis kecil itu disembuhkan.

Saat berpisah dan melepas gadis kecil itu untuk kembali ke rumah, ia menyadari sesungguhnya dialah pasien yang menjalani operasi iman. Gaya hidup gadis kecil itu mengajarkan bahwa jika kita menyerahkan seluruh masalah dan beban hidup kita ke dalam tangan Tuhan, maka Dia akan memulihkan dan menolong kita.

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya. Maka tetaplah berdoa dengan penuh keyakinan dan pengharapan.

Tuesday, April 18, 2017

Inspiratif - Tak Perlu Memaksa Untuk Mengerti, Biarkan Tangan Tuhan yang Bekerja

Seorang petani tua tinggal di sebuah pertanian di pegunungan dengan seorang cucunya yang masih kecil. Setiap pagi, petani tua itu bangun pagi-pagi sekali, lalu duduk di meja dapur dan membawa kitabnya. Cucunya ingin menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk meniru kakeknya dengan cara apapun semampunya.

Pada suatu hari sang cucu bertanya, "Kakek! Aku mencoba untuk membaca kitab kakek seperti yang kakek lakukan, tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan membaca kitab itu?"

Petani tua itu diam-diam beranjang dari tempatnya menempatkan batubara di kompor dan menjawab, "Ambil keranjang batubara ini ke sungai dan bawakan saya kembali sekeranjang air."

Cucunya melakukan seperti yang diperintahkan oleh petani tua itu, tetapi semua airnya keluar sebelum ia kembali ke rumah. Petani tua itu tertawa dan berkata, "Kau harus bergerak lebih cepat lagi."

Petani tua itu menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang itu untuk mencobanya lagi. Kami ini cucunya berlari lebih cepat, tapi sekali lagi keranjang itu kosong sebelum ia kembali ke rumah. Dengan napas terengah-engah, sang cucu mengatakan kepada kakeknya bahwa ia tidak mungkin untuk membawa air dalam keranjang, dan ia pun pergi untuk mengambil ember sebagai gantinya.

Petani tua itu berkata, "Aku tidak ingin seember air, tapi aku ingin sekeranjang air. Kau hanya tidak berusaha dengan keras saja." Petani tua itu pun membuka pintu untuk melihat anak itu mencoba lagi.

Pada titik ini, cucunya tahu bahwa itu tidak mungkin, tapi ia ingin menunjukkan pada kakeknya meskipun ia berlari secepat yang ia bisa, air akan bocor keluar sebelum ia kembali ke rumah.

Anak itu sekali lagi mencelupkan keranjang ke sungai dan berlari kencang, tetapi ketika ia mencapai kakeknya keranjang itu lagi-lagi kosong. Sambil terengah-engah, katanya, "Lihat kakek! Itu tidak ada gunanya!"

"Lalu, kau pikir itu tidak berguna?" Petani tua itu berkata, "Lihatlah keranjang itu."

Anak itu melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Telah berubah dari keranjang batu bara yang kotor dan kini bersih, di dalam dan luarnya.

"Cucuku, itulah yang terjadi ketika engkau membaca kitab kakek ini. Kau mungkin tidak memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kau membacanya, engkau akan berubah, luar dalam. Itu adalah pekerjaan Tuhan dalam hidup kita."