Tuesday, August 8, 2017

Tak Ingin Anaknya Malu, Ayah Ini Rahasiakan Pekerjaannya, Hingga Suatu Hari Kebenaran Terungkap


"Saya tidak pernah memberitahu anak-anak saya apa pekerjaan saya sebenarnya. Saya tidak ingin mereka merasa malu karena saya," ungkap seorang ayah dalam sebuah postingan viral di media sosial Facebook.

Ayah asal India ini merahasiakan pekerjaannya dari anaknya, namun berusaha keras mengumpulkan uang demi membiayai pendidikan mereka.
Kisah ini membuat banyak netizen tersentuh.

Diunggah oleh fotografer jurnalis GMB Akash, kisah pria ini telah dibagikan lebih dari 156 ribu kali di Facebook dalam waktu tiga bulan.
Dalam postingan tersebut, Idris, berbicara tentang kesulitannya menyembunyikan pekerjaan dari anak-anaknya. Ia berkata pada anaknya bahwa ia adalah seorang buruh. Namun, ia sebenarnya adalah tukang bersih-bersih.

Idris bahkan mandi di toilet umum sebelum pulang ke rumah. Dengan begitu, tubuhnya tidak terlalu kotor dan bau sehingga anaknya tidak curiga apapun. Ia mengumpulkan uang hasil kerja kasarnya itu demi membiayai pendidikan sang anak.

"Saya ingin mereka berdiri dengan hormat di depan orang-orang.
Saya tidak pernah mau orang lain memandang rendah anak saya seperti mereka memandang rendah pada saya."

"Orang-orang selalu mempermalukan saya," ungkap Idris.
Namun, suatu hari, rahasia Idris terbongkar. Hari itu adalah hari terakhir pembayaran biaya kuliah anaknya. Namun, ia tak punya cukup uang.
Sang anak terancam tak bisa kuliah.

Beruntung, bantuan dari teman-teman sesama petugas kebersihan datang memberikan upah mereka hari itu. Tentu saja pada awalnya Idris menolak.
Tetapi teman-temannya berkata, "Tidak apa-apa kami kelaparan hari ini, tapi anakmu harus melanjutkan kuliahnya."

Idris pun menerima uang dari teman-temannya. Saat itu, ia pulang ke rumah tanpa mampir ke tempat pemandiam umum. Ia ingin pulang sebagai petugas kebersihan dan membiarkan anaknya melihat.

Menakjubkan, semua hasil kerja kerasnya terbayarkan.
Anaknya akan segera menyelesaikan kuliahnya. Anak-anaknya juga bekerja paruh waktu demi membantu perekonomian keluarga.

Idris kemudian mengakhiri ceritanya dengan berkata, "Sekarang saya tak pernah merasa sebagai pria miskin lagi. Siapapun yang memiliki anak-anak seperti itu, bagaimana bisa ia merasa miskin."
(Tiara Shelavie)

Kisah Inspirasi - Silakan Panggil Saya si Bodoh dan Tertawakan Saya

Alkisah, seorang matematikawan hebat tinggal di sebuah desa. Ia sering
dipanggil oleh raja untuk memberi saran mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan ekonomi. Reputasinya telah menyebar jauh.

Makanya, sangat menyakitkan sekali ketika kepala desa berkata
kepadanya, "Anda mungkin seorang matematikawan hebat yang memberi
nasihat kepada raja mengenai masalah ekonomi, tapi anak Anda tidak
tahu nilai emas atau perak."

Ahli matematika itu memanggil anaknya dan bertanya, "Mana yang lebih
berharga, emas atau perak?"

"Emas," kata anak itu.

"Itu betul. Lalu, mengapa kepala desa mengolok-olokmu, mengatakan
bahwa kamu tidak tahu nilai emas atau perak? Ia mengolok-olokku setiap
hari, hingga sesepuh desa mengatakan agar mengabaikan saja. Tapi, ini
menyakitkan saya. Saya merasa semua orang di desa ini menertawakan di
belakang saya karena kamu tidak tahu apa yang lebih berharga, emas
atau perak. Jelaskan pada saya tentang hal ini, Nak," pinta
matematikawan itu.

Maka anak ahli matematika itu pun menceritakan kepada ayahnya alasan
mengapa kepala desa memberi kesan seperti itu.

"Setiap hari dalam perjalanan ke sekolah, kepala desa memanggil saya
ke rumahnya. Di depan semua tetua desa, ia memegang koin perak di satu
tangan dan sebuah koin emas di tangan yang lain. Ia meminta saya untuk
mengambil koin yang lebih berharga. Saya mengambil koin perak itu. Ia
tertawa, para tetua desa juga, semua orang mengolok-olok saya. Lalu,
saya pergi ke sekolah. Hal ini terjadi setiap hari. Itulah sebabnya
mereka mengatakan bahwa saya tidak tahu mana yang lebih bernilai, emas
atau perak."

Sang ayah bingung. Anaknya tahu nilai emas dan perak, namun saat
diminta memilih antara koin emas dan koin perak, ia selalu mengambil
koin perak.

"Mengapa kamu tidak mengambil koin emas itu?" tanya sang ayah.

Sebagai jawabannya, sang anak membawa ayahnya ke kamarnya dan
menunjukkan kepadanya sebuah kotak. Di dalam kotak itu setidaknya ada
seratus koin perak.

Memandang ayahnya, anak matematikawan itu berkata, "Kalau saya
mengambil koin emas, maka permainan akan berhenti. Mereka akan
berhenti bersenang-senang dan saya akan berhenti mendapatkan uang."

Terkadang dalam hidup ini, kita harus bermain bodoh agar orang lain
menyukainya. Itu bukan berarti kita kalah dalam permainan.

Ini hanya membiarkan orang lain menang di satu arena permainan,
sementara kita pun menang di arena permainan lainnya.

Kita harus bisa memilih arena mana yang penting bagi kita dan arena
mana yang tidak.

Terima Kasih atas Waktumu

Jono telah jadi pengusaha muda kini. Urusannya banyak, sehingga nyaris
tak lagi punya waktu, bahkan sekadar menonton anaknya bertanding
futsal.

Sampai suatu ketika, dia mendapat telepon dari ibunya di seberang sana.

"Jon, kamu ingat Pak Kurtubi?" Ibu bertanya.

"Pak Kurtubi?"

"Ya, tetangga kita, pemilik rumah tua. Dia meninggal tadi pagi."

"Ya, aku ingat, Bu. Dia yang sering menemani aku main bola dan
membantuku membuat layang-layang saat aku kecil, 'kan?"

Ibu meminta Jono pulang kampung, menghadiri pemakaman Kurtubi. Meski
terhimpit jadwal sangat ketat, Jono terpaksa memenuhi permintaan
ibunya.

"Pak Kurtubi tak pernah lupa kamu. Dia menanyakan kabarmu tiap hari."

Jono pun memenuhi janjinya. Sepulang dari pemakaman, Ibu menggiring
Jono melihat rumah Kurtubi. Jono terperangah.

Sama sekali tak ada yang berubah. Bangunan maupun isinya. Jono tahu
betul karena sejak umur sembilan tahun hingga lulus SD, sejak ayahnya
meninggal, ia sering menghabiskan waktu di rumah itu.

"Cuma kotak itu yang enggak ada, Bu," sergah Jono tiba-tiba.

"Sebuah kotak berwarna kuning emas di lemari pajangan. Aku ingat
betul, karena setiap kali aku tanya apa isinya, Pak Kurtubi selalu
bilang, "Sesuatu yang paling berharga dalam hidupku."

Jono sebal, dia tak sempat tahu, apa yang paling berharga buat kakek
teman setianya di masa kecil itu.

Seminggu berlalu. Jono kembali tenggelam dalam kesibukan. Ketika suatu
siang, ia menerima kiriman paket dari sebuah nama yang sangat ia
kenal: Kurtubi H.S.

Tak sabar Jono membuka isi paket. Ada surat di dalamnya: "Saat kamu
menerima paket ini, aku mungkin sudah tak ada. Mohon diterima sebagai
persembahan rasa terima kasihku."

Jono melirik benda di samping surat itu, sebuah kotak berwarna kuning emas.

Tak sabar Jono membuka isinya. Hanya sebuah tulisan pendek ternyata:
"Terima kasih atas waktumu, yang engkau habiskan bersamaku dulu ...."
Jono terperangah.

Itukah hal paling berharga buat Kurtubi? Tak sadar, air mata Jono menetes.

Segera, ia mendapati Santi, sekretarisnya. "Tolong batalkan semua
jadwal rapat saya untuk besok. Saya harus nonton anak saya bertanding
futsal."

Jono menambahkan, "Terima kasih atas waktu yang kamu sediakan untuk
membantu saya selama ini."

Merasa Tuhan Tak Pernah Menjawab Doa Kita? Cobalah Cara Satu Ini

Alkisah, seorang pemuda kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu harus
ke mana ia mengadu. Pergilah ia menemui seorang bijak.

Di depan guru bijak itu, sang pemuda menceritakan masalahnya.

Sambil mengepalkan tinjunya, ia berteriak, "Saya memohon kepada Tuhan
untuk mengatakan sesuatu untuk membantu saya. Guru, mengapa Tuhan
tidak menjawab?"

Guru bijak yang duduk di ujung ruangan, menjawab sesuatu. Tapi
suaranya nyaris tak terdengar.

Pemuda itu mendekat. "Apa yang kau katakan, Guru?" tanyanya.

Guru itu mengulangi, tapi lagi-lagi suaranya terdengar lembut nyaris
seperti bisikan. Pemuda itu bergerak mendekat lagi, sampai ia
bersandar di kursi sang Guru.

"Maaf," katanya. "Saya masih tidak bisa mendengan apa yang Guru katakan."

Dengan kepala mendongak, Guru bijak itu akhirnya berbicara. "Tuhan
terkadang berbisik," katanya. "Jadi, kita harus mendekat untuk
mendengarkannya."

Kali ini pemuda itu mendengar dan ia mengerti.

Ketika Kita Memaafkan Seseorang Tanpa si Pelaku Tahu Kita Telah Mamaafkannya

Alkisah, Buddha sedang bersama murid-muridnya ketika seorang pria
berjalan dengan tatapan marah. Pria itu berpikir Buddha sedang
melakukan sesuatu yang salah.

Pria itu adalah seorang pengusaha yang gelisah dan menemukan anak-anak
telah menghabiskan berjam-jam waktunya dengan Buddha saat mereka
seharusnya menjalankan bisnis mereka, untuk menghasilkan lebih banyak
uang.

Pria itu merasa buang-buang waktu saja menghabiskan empat jam duduk di
samping seseorang yang matanya selalu tertutup tidak percaya. Inilah
yang membuat pengusaha itu marah.

Dengan sangat marah, pria itu berjalan lurus ke arah Buddha, menatap
matanya dan meludah.

Ia sangat marah, tapi ia tidak bisa menemukan kata-kata untuk
mengungkapkannya, ia hanya meludah ke arah Buddha.

Buddha hanya tersenyum. Ia tidak menunjukkan kemarahan, meskipun
murid-murid di sekelilingnya marah.

Mereka ingin bereaksi, tapi tidak bisa, karena Buddha ada di sana.
Jadi, semua orang hanya menggigit bibir bawah mereka dan merapatkan
tinjunya.

Setelah pengusaha itu meludahi Buddha dan menyadari tindakannya tidak
menimbulkan reaksi, ia berjalan terhuyung-huyung.

Buddha tidak bereaksi atau mengatakan apapun. Ia hanya tersenyum. Dan
itu cukup mengejutkan orang yang marah.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, pria tersebut bertemu seseorang
yang hanya tersenyum saat ia meludahi wajahnya.

Pria pengusaha itu tidak bisa tidur semalaman dan seluruh tubuhnya
seperti mengalami transformasi. Ia menggigil, gemetar. Ia merasa
seolah seluruh dunia telah berubah terbalik.

Keesokan harinya, pria itu pergi menemui dan mencium kaki Buddha,
serta berkata, "Mohon maafkan saya! Saya tidak tahu apa yang saya
lakukan."

Buddha menjawab, "Saya tidak bisa. Maaf!"

Semua orang termasuk murid-murid Buddha terperangah. Buddha kemudian
menjelaskan alasan pernyataannya.

Katanya, "Mengapa saya harus memaafkan Anda, bila Anda tidak melakukan
kesalahan apapun?"

Pengusaha itu tampak terkejut dan ia memberi tahu Buddha bahwa ialah
yang telah meludahinya.

Buddha berkata, "Oh! Orang itu tidak ada sekarang. Jika saya pernah
bertemu dengan orang yang Anda ajak bicara, saya akan memberitahunya
untuk memaafkan Anda. Bagi orang yang berada di sini, Anda tidak
melakukan kesalahan."

Itulah belas kasih yang nyata.

Belas kasih tidak mengatakan, saya memaafkan Anda.

Memaafkan harus sedemikian rupa sehingga orang yang dimaafkan, tidak
tahu bahwa kita telah memaafkan mereka.

Mereka bahkan seharusnya tidak merasa bersalah atas kesalahan mereka.

Kisah Alfred Nobel - Penemu Dinamit

Sekitar seratus tahun yang lalu, seorang pria terbangun dan mengambil
korannya dari pintu.

Saat ia duduk membaca koran, ia terkejut dan ngeri ketika membaca
namanya di kolom obituari.

Koran itu melaporkan kematiannya sendiri karena kesalahan.

Pertama, ia terkejut, tapi setelah ia memulihkan keadaan mentalnya
menjadi normal, ia sekarang ingin tahu tentang apa yang dikatakan
tentangnya.

"Raja dinamit meninggal. Ia adalah pedagang kematian." Demikian
tulisan dalam koran itu.

Pria itu adalah penemu dinamit. Setelah membaca obituari ini, ia
bertanya pada dirinya sendiri, "Begini saya ingin diingat?"

Ia merasakan sesuatu di dalam hatinya dan memutuskan bahwa bukan cara
seperti itu ia ingin diingat dan sejak hari itu ia mulai bekerja untuk
perdamaian.

Namanya, Alfred Nobel dan ia tidak mengingat Hadiah Nobelnya. Hadiah
perdamaian paling bergengsi yang diberikan kepada orang-orang dari
berbagai bidang untuk pekerjaan mereka menuju perdamaian.

Apa pun yang telah kita lakukan di masa lalu, tetap saja bisa mengubah
pandangan hidup dan pandangan kita terhadap kita.

Jangan pernah menyerah. Kapan pun waktu terbaik untuk memulai pekerjaan baik.

Berdoa Kepada Tuhan Bukan untuk Menghapus Rintangan Tapi Berdoa Agar di Beri Kekuatan Menghadapinya

Dua orang murid menemui guru mereka sebelum melalui hutan. Guru
memberi mereka instruksi untuk mengikuti jalan itu sampai pada akhir
kesimpulan, guna persiapan ujian akhir minggu ini.

Jalan setapak itu memiliki dua sisi, satu sisi jelas dan mulus, sisi
lain banyak kayu tumbang dan batu besar merintangi jalan.

Seorang murid memilih untuk menghindari rintangan, berlarian
mengelilingi dan menempuh jalan termudah sampai akhir. Ia merasa
pandai saat menghindarinya tanpa hambatan.

Sementara, murid kedua memilih untuk mengatasi hambatan, berjuang
melalui setiap tantangan di jalannya.

Murid yang memilih jalan mudah ini selesai lebih dulu dan merasa
bangga dengan dirinya sendiri. "Saya senang karena saya memilih untuk
menghindari batu-batu besar dan kayu gelondongan, mereka hanya akan
memperlambat saya saja," pikirnya pada diri sendiri.

Murid kedua tiba terakhir namun merasa kelelahan dan menyesali jalan
yang telah dipilihnya.

Guru itu mengangguk dan tersenyum pada mereka berdua. Ia meminta agar
mereka bergabung dengannya di lokasi tertentu dalam tiga hari.

Ketika mereka tiba, mereka bisa melihat bahwa ada jurang yang
lebarnya beberapa meter. Kedua murid itu melihat guru mereka dan sang
guru hanya mengatakan satu kata, "Lompat!"

Murid pertama melihat dari kejauhan dan hatinya runtuh. Guru
menatapnya, "Apa yang salah? Inilah lompatan menuju kebesaran. Segala
sesuatu yang telah kau lakukan sampai sekarang seharusnya sudah
dipersiapkan untuk saat ini."

Murid itu mengangkat bahu dan berjalan pergi, tahu bahwa ia belum
mempersiapkannya dengan baik untuk kebesaran.

Murid kedua memandang guru itu dan tersenyum gugup.

Ia tahu sekarang bahwa hambatan yang telah dijalaninya sebelumnya
adalah bagian dari persiapan. Ia tahu sekarang bahwa memilih mengatasi
rintangan, dan tidak menghindarinya, maka ia pun siap untuk melompat.

Ia mengukur lompatannya, belari menuju jurang, dan meluncurkan dirinya
ke udara. Ia berhasil!

Jia ingin membuat lompatan menuju kehebatan, maka kita harus mengerti
bahwa hidup dimaksudkan untuk menjadi rangkaian tantangan yang kita
atasi, jangan dihindari.

Kekacauan, percakapan yang sulit, kerja keras, disiplin, bertindak
dengan berani saat kita tidak merasakannya. Itu bagian dari
kesepakatan.

Jangan berdoa agar Tuhan menghapus rintangan, tapi bergoa agar Dia
memberi kita kekuatan untuk mengatasinya. Dan kemudian melompatinya!

Kisah 3 pohon

Seorang perawat membawa seorang pemuda yang lelah dan cemas ke sisi tempat tidur.

"Anakmu ada di sini," katanya pada orang tua itu. Ia harus mengulang kata-kata itu beberapa kali sebelum mata pasien terbuka.

Dengan berat hati karena sakit serangan jantungnya, orang tua itu samar-samar melihat pemuda berseragam angkatan laut. Ia mengulurkan tangan.

Pemuda marinir itu membungkus jari-jarinya yang kukuh di sekitar tangan orang tua yang lemas itu, meremas dengan penuh cinta, dan dorongan semangat.

Perawat itu membawa sebuah kursi agar pemuda angkatan laut itu bisa duduk di samping tempat tidur.

Sepanjang malam, pemuda itu duduk di bangsal yang kurang terang, memegangi tangan orang tua itu, dan memberikan kata-kata cinta dan kekuatan.

Terkadang, perawat itu menyarankan agar pemuda itu menjauh dan istirahat sebentar. Tapi, pemuda itu menolak.

Setiap kali perawat itu masuk ke bangsal, pemuda marinir itu tidak menyadari tentang malamnya di rumah sakit, tumpukan tangki oksigen, tawa anggota staf jaga malam bertukar sapa, tangisan, dan erangan pasien lainnya.

Sesekali perawat mendengar pemuda itu mengucapkan beberapa kata lembut.

Orang tua yang sekarat itu tidak mengatakan apa-apa, hanya memegang erat pemuda itu sepanjang malam.

Hingga fajar keesokan harinya, orang tua itu meninggal.

Pemuda marinir itu melepaskan tangan orang tua yang tak bernyawa yang dipegangnya semalaman dan pergi untuk memberitahu perawat.

Sementara perawat itu melakukan apa yang harus dilakukannya, pemuda itu menunggu.

Akhirnya, perawat itu kembali. Ketika perawat itu memberikan kata-kata simpati, pemuda itu menyela.

"Siapa orang itu?" tanya pemuda itu.

Perawat itu terkejut. "Dia adalah ayahmu," jawabnya.

"Tidak," jawab pemuda itu. "Saya bahkan tidak pernah mengenal sebelumnya dalam hidup saya."

"Lalu  mengapa Anda tidak mengatakan sesuatu saat saya membawa Anda kepadanya?" tanya perawat itu.

"Saya langsung tahu bahwa ada kesalahan. Tapi saya juga tahu bahwa ia membutuhkan anaknya, dan anaknya tidak ada di sini.

Ketika saya menyadari bahwa ia terlalu sakit untuk mengatakan apakah saya adalah anaknya atau bukan, karena ia tahu betapa ia membutuhkan saya, saya tetap tinggal."

Lain kali seseorang membutuhkan Anda…… tetaplah berada di sana. Tinggallah dengan cinta!

Saturday, April 22, 2017

Kisah Inspirasi - Tanda-tanda dari Tuhan

Isabelita menceritakan kisah ini kepada saya.

Seorang Arab yang sudah tua dan tak bisa baca-tulis selalu berdoa dengan khusyuk setiap malam, sampai-sampai seorang pemilik karavan besar yang kaya raya memutuskan untuk memanggilnya dan mengajaknya bicara.

"Mengapa kau berdoa begitu khusyuk? Bagaimana kau tahu bahwa Tuhan benar-benar ada, sedangkan membaca pun kau tidak bisa?"

"Saya tahu, Tuan. Saya bisa membaca semua yang dituliskan Tuhan Alam Semesta ini."

"Bagaimana caranya?"

"Kalau Tuan menerima surat dari seseorang di tempat yang jauh, bagaimana Tuan mengenali siapa pengirim surat itu?"

"Lewat tulisan tangannya."

"Kalau Tuan menerima sebentuk permata, bagaimana Tuan tahu siapa pembuatnya?"

"Lewat ciri khas pandai emas itu."

"Kalau Tuan mendengar binatang-binatang berkeliaran di dekat perkemahan, bagaimana Tuhan tahu apakah binatang itu domba, kuda, atau sapi jantan?"

"Lewat jejak-jejak kakinya," sahut pemilik karavan yang terheran-heran dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Orang tua itu mengajaknya ke luar dan menunjukkan langit kepadanya.

"Semua yang tertulis di atas sana, maupun di padang pasir di bawah, tidka mungkin dibuat atau ditulis oleh tangan manusia." (Paulo Coelho dalam "Seperti Sungai yang Mengalir". Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.)

Kisah Inspirasi - Hidup Itu Sangat Singkat, Nikmati Saja Setiap Momennya

Pria itu bertemu dalam sebuah pesta. Wanita itu terlihat begitu luar biasa, banyak pria yang mengejarnya, sementara pria itu merasa biasa saja, tidak ada yang menaruh perhatian padanya. Pada akhir pesta, pria itu mengundang wanita itu untuk minum kopi bersamanya. Wanita itu terkejut namun karena pria itu bersikap sopan, ia memenuhi undangannya.

Mereka duduk di sebuah kedai kopi yang bagus, wanita itu terlalu gugup untuk berkata-kata, ia merasa tidak nyaman, dan ia berpikir, "Tolong, biarkan aku pulang."

Tiba-tiba pria itu berkata kepada pelayan, "Tolong beri saya sedikit garam? Saya ingin memasukkannya ke dalam kopi saya."

Semua orang menatapnya, sangat aneh! Muka pria itu berubah merah, tapi tetap saja ia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya. Wanita itu bertanya dengan penasaran, "Mengapa Anda memiliki kebiasaan ini?"

Pria itu menjawab, "Ketika saya masih kecil, saya tinggal dekat laut, saya suka bermain di laut, saya bisa merasakan rasa laut, seperti rasa kopi asin. Sekarang setiap kali saya meminum kopi asin, saya selalu memikirkan masa kecil saya, berpikir tentang kampung halaman saya. Saya rindu kampung halaman saya, saya rindu orangtua saya yang masih tinggal di sana."

Sementara mengatakan itu, air matanya memenuhi matanya. Wanita itu sangat tersentuh. Itu perasaan yang sebenarnya, dari lubuk hatinya. Seorang pria yang memberitahu kerinduannya, ia berarti mencintai rumah, peduli tentang rumah, memiliki tanggung jawab terhadap rumah. Kemudian pria itu juga mulai berbicara, tentang kampung halamannya nun jauh di sana, masa kecilnya, keluarganya.

Itu adalah pembicaraan yang benar-benar indah, dan juga awal sebuah kisah indah mereka. Mereka terus bersama sampai saat ini. Wanita itu menemukan bahwa sebenarnya pria itu adalah orang yang bisa memenuhi semua permintaannya, ia memiliki toleransi, hatinya baik, hangat, dan berhati-hati. Pria itu adalah orang yang baik tapi ia hampir kehilangannya! Karena kopi asinnya!

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya kisah cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran, dan kemudian mereka hidup bahagia. Dan, setiap kali wanita itu membuat kopi untuk suaminya, ia menaruh sedikit garam dalam kopinya, karena ia tahu bahwa itulah cara ia menyukainya.

Setelah 40 tahun kemudian, pria itu meninggal. Dan pria itu meninggalkan sebuah surat pada istrinya, isinya,

"Sayangku, mohon maafkan saya, maafkan kebohongan dalam seluruh hidup saya. Ini satu-satunya kebohongan yang saya katakan padamu, kopi asin. Ingat pertama kali kita kencan? Saya sangat gugup waktu itu. Sebenarnya saya ingin minta gula, tapi malah berkata garam.

"Sulit bagi saya untuk mengubahnya, jadi saya maju terus. Saya tidak pernah berpikir bahwa itu bisa menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba memberitahumu kebenaran berkali-kali dalam hidup saya, tetapi saya terlalu takut untuk melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak berbohong kepadamu. Sekarang saya sekarat, saya takut, jadi saya mengatakan yang sebenarnya, saya tidak suka kopi asin, rasanya tidak enak, aneh.

"Tapi saya selalu minum kopi asin seumur hidup saya! Karena saya tahu, saya tidak pernah menyesal untuk apapun yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidup saya. Jika saya dapat hidup untuk kedua kalinya, masih ingin bersamamu, meskipun saya harus meminum kopi asin lagi."

Air mata wanita itu membuat surat itu benar-benar basah.

Suatu hari, seseorang bertanya, "Apa rasa kopi asin?"

Ia akan menjawab, "Ini manis."

Kisah Inspirasi - Yakinlah, Tidak Ada yang Mustahil Bagi yang Percaya kepada Tuhan

Saat makan siang dengan beberapa teman, salah seorang dokter bertanya kepada dokter bedah seniornya, "Operasi terhebat apakah yang pernah Anda lakukan, Dok?"

Sang senior bingung harus menjawab operasi yang mana, karena sudah banyak melakukan operasi dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, dan ketelitian yang tinggi. Tapi ia teringat pada operasi yang dijalaninya pada seorang gadis kecil yang hanya mempunyai harapan hidup 10 persen saja.

Malam itu para perawat membawa seorang gadis kecil yang berwajah pucat masuk ke ruang operasi. Waktu itu pikirannya sedang dipenuhi berbagai macam persoalan yang berat.

Dan ketika para perawat sedang mempersiapkan pembiusan, gadis kecil ini bertanya kepadanya, "Dokter, bolehkah saya menanyakan sesuatu?"

"Ya, sayang, apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Setiap malam sebelum tidur saya selalu berdoa, sekarang sebelum operasi dimulai bolehkah saya berdoa?" kata gadis kecil itu.

"Baiklah, anak manis, engkau memang harus berdoa. Jangan lupa berdoa juga untuk saya," kata dokter senior itu.

Kemudian gadis kecil itu melipat kedua tangannya, dan berdoa, "Tuhan, Engkau Maha Baik, berkatilah aku malam ini yang sedang dalam kegelapan. Kiranya Engkau dekat denganku, lindungi aku sampai datangnya sinar mentari esok pagi dan berkati pula dokter yang akan mengoperasiku."

Setelah menutup doanya gadis kecil itu berkata, "Sekarang saya sudah siap, Dokter."

Mata sang dokter pun terlihat berkaca-kaca, betapa besar iman yang dimiliki gadis kecil tersebut, dan malam itu sebelum operasi dimulai sang dokter berdoa, "Tuhan yang baik, Engkau boleh tidak membantuku dalam operasi yang lain, tapi kali ini bantulah aku untuk menyelamatkan gadis kecil ini."

Kemudian ia mulai mengoperasi gadis kecil itu dan keajaiban terjadi, gadis kecil itu disembuhkan.

Saat berpisah dan melepas gadis kecil itu untuk kembali ke rumah, ia menyadari sesungguhnya dialah pasien yang menjalani operasi iman. Gaya hidup gadis kecil itu mengajarkan bahwa jika kita menyerahkan seluruh masalah dan beban hidup kita ke dalam tangan Tuhan, maka Dia akan memulihkan dan menolong kita.

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya. Maka tetaplah berdoa dengan penuh keyakinan dan pengharapan.

Tuesday, April 18, 2017

Inspiratif - Tak Perlu Memaksa Untuk Mengerti, Biarkan Tangan Tuhan yang Bekerja

Seorang petani tua tinggal di sebuah pertanian di pegunungan dengan seorang cucunya yang masih kecil. Setiap pagi, petani tua itu bangun pagi-pagi sekali, lalu duduk di meja dapur dan membawa kitabnya. Cucunya ingin menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk meniru kakeknya dengan cara apapun semampunya.

Pada suatu hari sang cucu bertanya, "Kakek! Aku mencoba untuk membaca kitab kakek seperti yang kakek lakukan, tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan membaca kitab itu?"

Petani tua itu diam-diam beranjang dari tempatnya menempatkan batubara di kompor dan menjawab, "Ambil keranjang batubara ini ke sungai dan bawakan saya kembali sekeranjang air."

Cucunya melakukan seperti yang diperintahkan oleh petani tua itu, tetapi semua airnya keluar sebelum ia kembali ke rumah. Petani tua itu tertawa dan berkata, "Kau harus bergerak lebih cepat lagi."

Petani tua itu menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang itu untuk mencobanya lagi. Kami ini cucunya berlari lebih cepat, tapi sekali lagi keranjang itu kosong sebelum ia kembali ke rumah. Dengan napas terengah-engah, sang cucu mengatakan kepada kakeknya bahwa ia tidak mungkin untuk membawa air dalam keranjang, dan ia pun pergi untuk mengambil ember sebagai gantinya.

Petani tua itu berkata, "Aku tidak ingin seember air, tapi aku ingin sekeranjang air. Kau hanya tidak berusaha dengan keras saja." Petani tua itu pun membuka pintu untuk melihat anak itu mencoba lagi.

Pada titik ini, cucunya tahu bahwa itu tidak mungkin, tapi ia ingin menunjukkan pada kakeknya meskipun ia berlari secepat yang ia bisa, air akan bocor keluar sebelum ia kembali ke rumah.

Anak itu sekali lagi mencelupkan keranjang ke sungai dan berlari kencang, tetapi ketika ia mencapai kakeknya keranjang itu lagi-lagi kosong. Sambil terengah-engah, katanya, "Lihat kakek! Itu tidak ada gunanya!"

"Lalu, kau pikir itu tidak berguna?" Petani tua itu berkata, "Lihatlah keranjang itu."

Anak itu melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Telah berubah dari keranjang batu bara yang kotor dan kini bersih, di dalam dan luarnya.

"Cucuku, itulah yang terjadi ketika engkau membaca kitab kakek ini. Kau mungkin tidak memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kau membacanya, engkau akan berubah, luar dalam. Itu adalah pekerjaan Tuhan dalam hidup kita."

Thursday, March 9, 2017

Kisah Inspirasi - Tanda-tanda dari Tuhan

Isabelita menceritakan kisah ini kepada saya.

Seorang Arab yang sudah tua dan tak bisa baca-tulis selalu berdoa dengan khusyuk setiap malam, sampai-sampai seorang pemilik karavan besar yang kaya raya memutuskan untuk memanggilnya dan mengajaknya bicara.

"Mengapa kau berdoa begitu khusyuk? Bagaimana kau tahu bahwa Tuhan benar-benar ada, sedangkan membaca pun kau tidak bisa?"

"Saya tahu, Tuan. Saya bisa membaca semua yang dituliskan Tuhan Alam Semesta ini."

"Bagaimana caranya?"

"Kalau Tuan menerima surat dari seseorang di tempat yang jauh, bagaimana Tuan mengenali siapa pengirim surat itu?"

"Lewat tulisan tangannya."

"Kalau Tuan menerima sebentuk permata, bagaimana Tuan tahu siapa pembuatnya?"

"Lewat ciri khas pandai emas itu."

"Kalau Tuan mendengar binatang-binatang berkeliaran di dekat perkemahan, bagaimana Tuhan tahu apakah binatang itu domba, kuda, atau sapi jantan?"

"Lewat jejak-jejak kakinya," sahut pemilik karavan yang terheran-heran dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Orang tua itu mengajaknya ke luar dan menunjukkan langit kepadanya.

"Semua yang tertulis di atas sana, maupun di padang pasir di bawah, tidka mungkin dibuat atau ditulis oleh tangan manusia." (Paulo Coelho dalam "Seperti Sungai yang Mengalir". Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.)

Wednesday, March 8, 2017

Review Film “Logan” – Superhero juga Manusia




Logan, merupakan film ke-tiga dan terakhir dari seri wolverine, yang di mulai dari X-Men Origins: Wolverine (2009), Wolverine (2013) dan Logan (2016). Yang bisa di bilang merupakan klimaks dari film salah satu tulang punggung X-men (Wolverine), sepertinya agak terlambat membahas film ini yang sudah di rilis dari awal maret di bioskop (saya nontonnya tanggal 3 Maret 2017).


Logan yang merupakan nama asli dari mutant bernama Wolverine sangatlah menarik di tonton jalan ceritanya karena menurut saya, dialah mutant yang sudah mengalami semua masa, jika melihat dari film pertamanya X-Men Origins: Wolverine (2009), dia sudah lahir dari sekitar abad ke-19, mengalami perang dunia pertama dan kedua, dalam film saya ingat sepertinya lebih di ceritakan mengenai perang dunia kedua, hal ini juga terlihat pada lanjutan filmnya Wolverine (2013) yang bercerita mengenai "teman" dari Jepang yang di dapat di perang dunia kedua.


Dalam pakem film Hollywood yang menganut prinsip trilogy, terutama untuk cerita superhero yang menarik untuk di simak adalah awal dan akhirnya, atau dalam hal ini film pertama dan ketiga, karena dari film pertama kita akan di sajikan bagaimana awal mula dari semua cerita, kekuatan atau kelebihan yang di dapat sehingga di sebut superheror, dan film terakhir biasanya lebih bersifat superhero yang "manusiawi" hal ini terlihat juga di trilogy ironman, Iron Man 1 (2008); saat Tony Stark mendapat baru mengenakan baju besinya, dan Iron Man 3 (2013); "kegalauan" Tony Stark karena menyandang nama Iron Man. Saya sengaja tidak membahas seri ke-dua dari wolverine ataupun Iron Man karena menurut pendapat saya tidak penting.


Logan yang merupakan mutant yang "abadi" karena memiliki kemampuan menyembuhkan diri paling cepat dalam film ini juga di ceritakan lebih manusiawi karena faktor usia dan penyakit membuat dia terlihat lebih manusia yang sibuk dengan urusan duniawi, mencari kerja, menghambakan uang untuk mencapai suatu tujuan tertentu, karena frustasi akan sakit atau masalah mengambil jalan pintas dengan minum alkohol untuk menghilangkan depresi, bukankah manusia zaman sekarang rentan dengan depresi dan stress karena tekanan pekerjaan sehingga butuh pelarian dalam hidup.


Logan yang digambarkan seperti pria berumur 40-50 tahun yang menanggung sakit karena efek dari implant adamantium ataupun karena umur yang panjang? Memang tidak di jelaskan secara detail di film, telah kehilangan kemampuan penyembuhan diri dengan cepat dan depresi karena harus mengurus professor X yang sakit Alzheimer merupakan konflik batin yang coba di bangun sutradara, dengan latar belakang film perjalanan dari mexico menuju suatu lokasi di Dakota utara atau taman eden bagi para mutant kira-kira perjalanannya sejauh 3.500 km, mungkin kalau di Indonesia dari aceh sampai bali.


Dengan ditunjang oleh akting antara Hugh Jackman dan Patrick Steward yang mumpuni kita akan menyaksikan bukan sebuah film superhero umumnya, akan tetapi layaknya film drama keluarga yang menceritakan hubungan antara Ayah (Professor X) dan anak laki-lakinya (Wolverine) yang sering bentrok karena pendirian yang keras dan di akhiri perpisahan yang cukup sedikit menggugah perasaan karena meninggalnya sang ayah (mungkin kalau plotnya di tambah saat perpisahan kedua ayah-anak ini akan lebih mengoyak emosi penonton).


Dengan menonton film Logan sang sutradara James Mangold membawa kita pada cerita bahwa superhero itu tidak perlu menyelamatkan semua umat manusia, menjadi superhero bisa berarti peduli pada orang disekitar kita yang hanya segelintir yang mungkin bisa jadi orang-orang terdekat kita akhir kata film logan ini menurut saya cukup sukses sebagai film perpisahan Hugh Jackman dan Patrick Steward di seri X-Men dan sebuah trilogy dari sang Wolverine dimana sang superhero juga manusia yang bisa depresi, terluka dan bisa mati dan di kuburkan di tempat yang tidak di ketahui orang.

Saturday, February 11, 2017

G Mail

Tahun 2004, ketika bisnis pencarian Google kian meledak, Sergey Brin dan Larry Page mulai memikirkan langkah apa lagi yang harus dilakukan untuk kembali membuat dunia berteriak, "Wow, Google!" Tampaknya, e-mail (surel) menjadi langkah lanjutan yang paling masuk akal. Brin dan Page ingin membuat guncangan besar dengan meluncurkan Gmail, layanan surel cerdas, mudah, murah, dan unggul.

Mereka bahkan menawarkan 1 GB (1.000 MB) media penyimpanan gratis per surel, 500 kali lebih banyak (saat itu) dari Hotmail-nya Microsoft dan 250 kali lebih banyak dari fasilitas yang diberikan Yahoo! Untuk meneruskan tradisi promosi dari mulut ke mulut, keduanya menghadiahkan 1.000 surel kepada 1.000 tokoh untuk diuji.

Namun, rencana Google Inc. memasukkan iklan dalam surel pribadi menempatkan perusahaan yang sebelumnya bercitra "saudara tua" pengguna komputer dunia ini sebagai pesakitan yang dicurigai. Tiba-tiba saja, para aktivis hak asasi manusia bergabung menantang Brin dan Page.

"Google sedang mempertaruhkan reputasinya lewat Gmail," tulis Walt Mossberg, kolumnis terkenal The Wall Street Journal. Sebetulnya, bukan masuknya iklan yang jadi masalah. "Orang merasa keberatan karena Google memindai surel pribadi untuk menemukan kata kunci guna membangkitkan iklan. Ini seperti pelanggaran terhadap kerahasiaan pribadi. Saya mengimbau Google memulihkan kembali reputasinya sebagai perusahaan yang jujur," sambung Mossberg, yang juga penggemar berat Google.

Tulisan Mossberg membuat Brin dan Page terkejut. "Sepintas lalu masalah ini mengerikan, padahal tidak. Iklan yang muncul berkolerasi dengan pesan yang sedang Anda baca. Kami tidak menyimpan surat Anda, menggali isinya atau berbuat apa pun semacam itu. Dan tak ada informasi yang kami bocorkan ke luar. Yang kami lakukan hanya menyisipkan iklan. Prosesnya otomatis. Tak ada orang yang melihat. Maka menurut saya, kami tidak melanggar hak kerahasiaan pribadi," balas Brin.

Belakangan, ketika para pengritik Brin dan Page mulai mencoba Gmail, suara-suara sumbang mulai reda. Para jurnalis bahkan memuji Gmail, karena untuk pertama kalinya mereka dapat menemukan surel lama dengan mudah, semudah melakukan pencarian di Google.com.

Sekali lagi, Brin dan Page membuktikan, mereka memang jenius.

Thursday, February 9, 2017

Apakah Kampanye “Yuk Nabung Saham” sukses?

Mungkin sebagian dari kita belum tahu adanya kampanye dari BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk mengajak masyarakat sebagai calon investor untuk berinvestasi di pasar modal dengan membeli Saham secara rutin dan berkala. Pada tanggal 12 November 2015 lalu, Bursa Efek Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan meresmikan kampanye “Yuk! Nabung Saham”. Peresmian kampanye tersebut dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla.
Kenapa sih pemerintah dalam hal ini BEI membuat kampanye ini?
Pertumbuhan investor di BEI saat ini masih lebih rendah di bandingkan negara lain. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor domestik di BEI hanya 0.2%, sekitar 480 ribu dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta warga. Rasio investor pasar modal domestik masih sangat kecil dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya. Misalnya, Singapura memiliki investor domestik sebanyak 30% dari jumlah penduduk sedangkan Malaysia memiliki rasio 12.8%. Kapitalisasi di pasar modal dalam negeri juga terus tumbuh, akan tetapi masyarakat Indonesia sebagai investor aktif di pasar saham hanya 30% dari total investor di pasar saham, dalam artian 70% itu di kuasai oleh investor asing, dengan penguasaan asing yang dominan ini jika dana investasi yang ada di pasar modal di tarik keluar maka akan terjadi kolaps pada sistem perekonomian seperti krisis pada tahun 1998.
Hal inilah yang menjadi dasar BEI berkampanye untuk meningkatkan partisipasi masyarakat kita dalam menabung saham, berdasarkan laporan Program Pengampunan Pajak deklarasi harta yang dilaporkan hampir tembus Rp 4.000 triliyun, jika 25% dari dana tersebut dapat masuk kepasar modal maka kapitalisasi pasar saham akan meningkat dan pasar saham kita tidak mudah goyah dengan isu dari luar seperti terpilihnya Donal Trump sebagai presiden AS yang baru dan isu “brexit”.
Apakah menabung saham menguntungkan?
            Berbeda dengan menabung di bank dimana sepertinya tidak ada pengembangan yang anda raih, karena uang anda secara tidak sadar setiap tahunnya akan berkuran 120-200 ribu pertahun, yang berasal dari potongan biaya administrasi, pajak dan lainnya sehingga jika anda memiliki uang dengan nominal katakanlah 1 juta rupiah dalam 5-6 tahun bisa saja habis tak berbekas tanpa anda sadari.
            Akan tetapi berbeda halnya dengan saham, dengan memilih saham dari perusahaan yang memiliki prospek masa depan yang baik dalam artian perusahaan yang bertumbuh dan berkembang dengan baik maka uang 1 juta yang anda miliki dalam 5-6 tahun mendatang nilainya akan berlipat-lipat tanpa anda sadari.
Kampanye “Yuk Nabung Saham”
Usaha yang telah di lakukan BEI dengan membuat situs http://yuknabungsaham.idx.co.id/ yang dapat di akses dan melakukan sosialisasi maupun mengadakan expo di kota besar maupun di daerah. 
Selain itu usaha yang signifikan sudah dilakukan BEI untuk kampanye “Yuk Nabung Saham” dan patut di apresiasi adalah dengan menurunkan jumlah saham per lot, dari yang 1 lot = 500 lembar menjadi 1 lot = 100 lembar, efeknya adalah modal yang dibutuhkan untuk membeli saham per lotnya semakin kecil. Misalnya kita ingin membeli saham ITMG (Indo Tambangraya Megah Tbk). Harga saham ITMG saat artikel ini ditulis adalah Rp 31.200. Dengan aturan 1 lot = 500 lembar, kita perlu modal Rp 31.200 x 500 = Rp 15,6 juta hanya untuk membeli 1 lot saham ITMG. Dengan aturan baru 1 lot=100 lembar saham, kita hanya perlu Rp 31.200 x 100 = Rp 3,12 juta untuk membeli 1 lot ITMG. Seperlimanya saja. Hal ini akan sangat berdampak bagi investor kecil, saham menjadi lebih terjangkau. Investor dengan modal kecil seperti karyawan, ibu rumah tangga, dan mahasiswa boleh bersenang hati.
Akan tetapi dari beberapa usaha BEI tersebut bisa di katakan belum dengan kekuatan 100% contohnya adalah pada situs yang menjadi rujukan http://yuknabungsaham.idx.co.id/ halamannya terlalu ringkas dan tidak mendetail menjelaskan jika seorang awam yang tidak pernah berkecimpung dalam dunia pasar modal pastilah akan bingung langkah-langkah yang harus dilakukan dan akhirnya akan menyerah dengan sendirinya tanpa pernah menjadi investor, saya yakin semua masyarakat pastilah ingin berkecimpung ke dalam dunia pasar modal jika langkahnya telah di permudah layaknya media sosial facebook, twitter, Instagram dan sebagainya yang termasuk teknologi canggih akan tetapi saat ini kakek-kakek, nenek-nenek ataupun orang tua yang dalam menggunakan handphone hanya mengenal telpon dan sms bisa menguasai media sosial dengan mudah dan malah paling mengikuti tren. Selain itu yang membuat sulitnya program “yuk nabung saham” adalah dari internal dalam hal ini perusahaan sekuritas dimana secara sederhana perusahaan ini mendapatkan keuntungan dari fee setiap transaksi yang dilakukan saat pembelian maupun penjualan saham istilahnya fee broker, dengan nominal yang kecil katakanlah 1 juta rupiah dengan fee setiap transaksi sekitar 0.2-0.3% maka senilai 3 ribu rupiah, uang ini mungkin bisa di sebut uang receh bagi broker, sehingga setiap broker akan lebih senang mendekati pemodal besar yang bisa memberikan fee di atas rata-rata.

Untuk itu menurut pandangan saya masih banyak PR dari BEI agar program “yuk nabung saham” ini dapat sukses, dengan semakin gencar melakukan penetrasi dengan mengadakan roadshow ke seluruh Indonesia saya yakin program ini sukses kedepannya.