Tuesday, April 19, 2016

Kisah Inspirasi - Kisah Birbal Memasak Bubur

Saat itu sedang berlangsung musim dingin. Semua kolam membeku.

Di istana, Kaisar Akbar bertanya pada Birbal, "Katakan Birbal! Apakah seorang pria melakukan apa saja untuk uang?"

Kaisar memerintahkannya untuk membuktikannya.

Hari berikutnya, Birbal datang ke istana bersama dengan seorang pria miskin yang hanya memiliki uang satu sen. Keluarganya kelaparan.

Birbal mengatakan kepada kaisar bahwa pria itu siap melakukan apapun demi uang. Kaisar memerintahkan pria itu berada di dalam kolam beku sepanjang malam tanpa pakaian, jika ia membutuhkan uang.

Pria miskin itu tidak punya pilihan. Sepanjang malam ia berada di dalam kolam, menggigil. Ia kembali ke istana hari berikutnya untuk menerima upahnya.

Kaisar bertanya kepada pria itu, "Katakan padaku, Pria malang! Bagaimana bisa kau menahan suhu ekstrim itu sepanjang malam?"

Pria miskin yang malang itu dengan polos menjawab, "Aku bisa melihat cahaya samar-sama berkilometer jauhnya dan saya bertahan dengan sinar cahaya itu."

Kaisar Akbar menolak membayar pria miskin itu karena menurutnya pria itu telah mendapatkan kehangatan dari cahaya dan bertahan dari dinginnya. Ia mengatakan bahwa pria itu curang.

Pria miskin itu tidak bisa berdebat dengan kaisar dan ia pun pulang dengan tangan kosong. Birbal mencoba menjelaskan kepada kaisar, tetapi kaisar tidak berminat untuk mendengarkannya.

Setelah itu, Birbal berhenti datang ke istana dan mengirim utusannya kepada kaisar untuk mengatakan bahwa ia akan datang kembali ke istana setelah memasak buburnya.

Setelah Birbal tidak muncul selama lima hari, kaisar sendiri datang ke rumah Birbal, untuk melihat apa yang dilakukannya. Birbal menyalakan api dan menaruh panci bubur mentahnya satu meter jaraknya dari api.

Kaisar Akbar bertanya, "Bagaimana bubur bisa masak dengan api yang jaraknya satu meter? Apa yang salah denganmu, Birbal?"

Birbal, yang memasak bubur itu, menjawab, "Oh, ya Kaisar! Ketika itu mungkin bagi seseorang dapat menerima kehangatan dari cahaya yang jauhnya satu kilometer, maka mungkin juga untuk bubur ini. Hanya satu meter dari sumber panas, mungkin saja bisa masak."

Kaisar Akbar mengerti kesalahannya. Ia pun memanggil pria miskin tadi dan menghadiahinya 2000 koin emas.

Kisah Inspirasi - Mari Kita Hidup dengan Sehat

Alkisah, seorang pria muda yang baru lulus S2 memiliki ambisi untuk sukses. Ia meniti karier dengan sagnat rajin, bersemangat, dan penuh dedikasi, untuk membangun cita-citanya sebagai yang paling sukses di antara teman-teman sekolahnya. Tantangan demi tantangan bisnis dan karier ia hadapi dengan berani. Tanpa disadari, stres menjadi bagian dari hidupnya.

Waktunya telah dihabiskan  oleh kesibukan kerja yang tiada henti, pertemuan di sana-sini dan terjebak macet di jalanan membuatnya kompromi untuk urusan makan.

"Yang penting cepat, karena saya tidak punya banyak waktu. Masih lebih banyak kesibukan yang berarti daripada buang waktu untuk memikirkan makanan. Asal ada makanan yang masuk supaya perut tidak keroncongan, itu sudah cukup," begitulah kira-kira pikirnya. Stress kerja yang semakin tinggi juga perlahan-lahan memperkenalkannya dengan kebiasaan merokok sebagai solusi instan.

Tanpa terasa 20 tahun telah berlalu, kini usianya 45 tahun. Kariernya sedang pada masa keemasan karena telah menduduki jajaran managerial tingkat tinggi di perusahaan. Penghasilannya juga tinggi dan kini ia telah mulai memikirkan untuk berinvestasi dengan uang tabungan yang telah dikumpulkannya selama ini.

Tetapi suatu hari ia diharuskan untuk melakukan cek kesehatan karena ia menangkap adanya gejala yang kurang beres pada tubuhnya. Ia mengalami mudah lelah, nafas selalu tersengal, sering kesemutan dan gangguan tidur mendengkur keras sekali saat tidur. Setelah melalui cek kesehatan dan tes darah, dokter mengabarkan bahwa ia menderita diabetes mellitus, disertai dengan kolesterol yang sudah menyumbat salah satu bagian jantungnya sehingga harus menjalani by-pass. Ia harus menjalani operasi kalau ingin terus hidup.

Berbagai upaya dijalankan. Ia mencari dokter dan rumah sakit terbaik untuk mengembalikan kesehatan yang telah hilang tersebut. Pada hari ia diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit adalah hari di mana ia tersadar, seluruh harta yang telah ia kumpulkan selama 20 tahun habis untuk membiayai masalah pada tubuhnya. Ia sadar bahwa selama ini ia tidak sedang menabung untuk bisa menikmati hari tuanya. Kenyataannya, ia selama ini menabung untuk membayar kesalahannya tidak menjaga kesehatan.

Sebelum terlambat, mari kita jaga kesehatan kita dengan gaya hidup sehat.

Kisah Inspirasi - Membuat Orang Lain Bahagia Menjadi Kebahagiaan Bagi Kita Sendiri

Pada sebuah seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta. Tiba-tiba sang motivator berhenti memberikan materinya dan mulai memberikan balon kepada masing-masing peserta.

Para peserta diminta untuk menuliskan namanya pada balon yang mereka terima dengan menggunakan spidol. Kemudian semua balon dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain.

Kemudian, semua peserta seminar diminta masuk ke ruangan yang penuh balon dan diminta untuk menemukan balon yang telah tertulis nama mereka. Mereka hanya diberi waktu 5 menit.

Semua orang panik mencari nama mereka, betabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang di sekitarnya, sehingga terjadi kekacauan. Waktu 5 menit sudah usai, tetapi tidak seorangpun yang bisa menemukan balon dengan nama mereka masing-masing.

Kemudian, motivator meminta mereka masing-masing untuk mengambil sembarang balon dengan acak dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di balon itu. Dalam beberapa menit kemudian semua peserta seminar sudah memegang balon dengan nama mereka sendiri.

Akhirnya sang motivator berkata, "Kejadian yang baru saja terjadi ini mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri, tidak peduli dengan orang lain, sama halnya ketika mencari balon dengan nama mereka sendiri, dan banyak yang gagal. Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika memberikan balon kepada pemiliknya, ketika memberikan kebahagiaan kepada orang lain, dengan saling tolong monolong, peduli dengan orang lain, dan tidak egois."

Ya, kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan yang kita berikan kepada orang lain. Memberikan kebahagiaan kepada orang lain, maka kita akan mendapatkan balasan kebahagiaan kita sendiri.

Semoga hari ini kita telah memberikan kebahagiaan untuk orang lain.

Kisah Inspirasi - Kisah Birbal Mengidentifikasi Tamu

Pada suatu hari, Birbal diundang makan siang oleh seorang pria kaya. Ia pergi ke rumah pria kaya itu dan mengetahui bahwa ruangan undangan sudah penuh orang. Tuan rumah menyambutnya dengan hangat.

"Aku tidak tahu akan ada begitu banyak tamu," kata Birbal yang membenci pertemuan-pertemuan besar.

"Mereka bukan tamu," kata pria kaya itu, "Mereka adalah karyawan saya, semua kecuali satu orang. Ia adalah satu-satunya tamu lain, selain Anda."

Kemudian dilihatnya wajah licik pada pria itu.

"Bisakah Anda ceritakan manakah yang satu itu adalah tamu?" tanya pria itu.

"Mungkin aku bisa," kata Birbal. "Coba berbicaralah kepada mereka, dan akan saya amati. Katakan kepada mereka sebuah lelucon atau sesuatu apalah."

Pria itu menceritakan sebuah lelucon, yang Birbal pikir mungkin yang terburuk yang pernah didengarnya. Ketika pria itu selesai, semua orang tertawa terbahak-bahak.

"Yah," kata pria kaya itu. "Saya sudah menceritakan lelucon saya. Sekarang katakan siapa tamu saya yang lain."

Birbal menunjuk seseorang.

"Bagaimana Anda tahu?" tanya tuan rumah itu dengan kagum.

"Karyawan cenderung menertawakan setiap lelucon yang diceritakan oleh majikan mereka," jelas Birbal. "Ketika saya melihat orang ini satu-satunya yang tidak menertawakan lelucon Anda, dan terlihat bahwa ia bosan, saya langsung tahu dialah tamu lain itu."

Kisah Inspirasi - Kuda yang Takut Bayangan Sendiri

Alexander Agung (356 – 323 SM) memiliki kuda yang indah dan cantik, Bucephalus, yang bersamanya melalui beberapa pertempuran untuk merebut kerajaan Yunani perkasa. Ada sebuah legenda yang menceritakan tentang bagaimana menjinakkan kuda Bucephalus, seperti yang dituliskan oleh Plutarch, sejarawan Yunani dan penulis biografi.

Ketika Alexander berusia dua belas tahun, Philonicus membawakan seekor kuda liar sebelum Raja Philip II dari Makedonia, ayah Alexander. Ia ingin menjualnya kepada Raja Philip. Tapi kuda itu tak terkendali dan tidak stabil. Tidak ada yang bisa menjinakkannya.

Alexander mengamati perilaku aneh dari kuda itu dan mencatat bahwa perilaku tidak normal itu karena takut akan bayangan sendiri. Setiap kali ia melihat bayangannya, kuda itu merasa takut dan menjadi tak terkendali. Alexander mengajukan diri untuk menjinakkannya. Raja Philip berjanji untuk membeli kuda dan hadiah kepada Alexander jika ia bisa menaiki kuda itu.

Alexander tahu, maka ia menjauhkan dari bayangannya sendiri. Ia membelai lembut dan perlahan membalikkan wajahnya ke arah matahari dan membimbing ke depan, sehingga bayangannya berada di belakangnya dan tidak bisa melihat bayangannya. Kuda itu menjadi jinak dan Alexander dengan mudah menaikinya dan berkuda dengan senang hati. Ia menamakannya Bucephalus dan menggunakannya untuk berperang sampai kematiannya.

Bayangan kita menjadi terlihat ketika kita berpaling dari sumber cahaya. Bayangan tumbuh semakin besar ketika kita bergerak menjauh dari sumber cahaya. Maka, janganlah berpaling dari Tuhan Yang Mahakuasa, pemilik kehidupan.

Kisah Inspirasi - Bersyukur atas Anugerah dan Bakat yang Kita Miliki

Sebelum adanya inkubator, satu-satunya prosedur untuk menetaskan telur adalah menempatkannya di  bawah induk ayam yang sering merenung.

Induk ayam biasanya memiliki naluri keibuan dan hati-hati melindungi telurnya dengan sayap yang hangat selama beberapa minggu. Telur ayam membutuhkan waktu tiga minggu sementara telur itik membutuhkan waktu empat minggu inkubasi untuk menetas.

Itik menolak untuk duduk di atas telur mereka untuk penetasan. Telur bebek biasanya ditetaskan oleh para petani dengan menempatkannya di bawah induk ayam yang sering merenung. Ketika campuran telur ayam dan telur bebek akan menetas, maka telur bebek ditempatkan terlebih dahulu di bawah induk ayam. Seminggu kemudian, barulah telur ayam ditempatkan bersama dengan telur bebek, sehingga semua telur menetas bersama-sama.

Seorang petani menetaskan beberapa anak ayam dan bebek bersama-sama. Induk ayam tidak menyadari bahwa sebagian adalah anak bebek. Ia memiliki naluri keibuan yang kuat, agresif, dan protektif, dan selalu memberikan sinyal peringatan yang kuat setiap kali bahaya mendekat. Setelah beberapa hari, ayam pindah ke lapangan dan mulai melatih anak-anak ayam untuk mengumpulkan umpan. Anak bebek sangat tidak perhatian.

Ketika mereka sampai di sebuah kolam air kecil, dengan insting alaminya, bebek melompat ke dalam air dan mulai berenang. Ayam ayam diperingatkan oleh induk ayam. Ia memperingatkan bebek dengan perintah keras untuk kembali ke daratan, tetapi bebek tidak mendengarkan. Tetapi anak ayam mengikuti bebek dan masuk ke dalam air. Ia mulai tenggelam dan mencoba untuk menyelamatkan diri. Untungnya  petani mendengar teriakan ayam lalu berlari ke tempat itu dan menyelamatkan anak ayam. Karena basah dan lemah serta menggigil kedinginan, dengan hati-hati anak ayam itu diletakkan di bawah induk ayam untuk mendapatkan kehangatan. Mungkin, anak ayam itu belajar dengan melihat yang lain.

Demikian pula dalam kehidupan kita. Sering kali kita membandingkan apa yang kita miliki dan bakat kita dengan orang lain dan berupaya menyalin gaya hidup orang lain yang bisa berbahaya. Marilah kita menyadari kemampuan kita dan puas dengan apa yang kita miliki. Cemburu terhadap prestasi orang lain dan kurangnya kepuasan akan membuat kita sengsara.

Tuhan memiliki kasih sayang pribadi dan rencana untuk kesejahteraan setiap orang. Ia akan memberikan hadiah yang kita butuhkan pada kesempatan yang paling tepat.

Kisah Inspirasi - Ditempatkan di Posisi yang Tepat pada Waktu yang Tepat

Alkisah, seorang pria tidak lolos ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Orangtuanya akhirnya menikahkan ia dengan seorang wanita. Setelah menikah, pria itu mengajar di sebuah sekolah dasar. Karena tidak memiliki pengalaman, belum satu minggu mengajar pria itu sudah dikeluarkan.

Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata, "Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih. Mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."

Kemudian, pria itu bekerja di tempat lain. Tetapi tak lama, ia dipecat juga oleh atasannya, karena gerakannya yang lambat.

Saat itu sang istri berkata padanya, "Kegesitan tangan dan kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?"

Kemudian ia bekerja lagi di banyak tempat, namun tidak satupun yang bertahan. Ia selalu gagal di tengah jalan. Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.

Ketika sudah umurnya semakin bertambah, pria itu mulai mendapat sedikit berkat karena bakat berhasanya. Ia menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara. Kemudian, ia membuka sekolah luar biasa. Akhirnya ia pun membuka banyak cabang toko yang menjual alat bantu orang cacat di berbagai kota. Kini, pria itu sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.

Suatu hari, pria yang sudah sukses itu, bertanya kepada sang istri, bahwa ketika ia sendiri sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa istrinya tetap percaya padanya.

Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana. Jawab istrinya, "Sebidang tanah, jika tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan.  Jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. Karena pada sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen darinya."

Mendengar penjelasan sang istri, pria itu merasa terharu hingga ia meneteskan air mata. Keyakinan kuat, ketabahan, serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul. Semua prestasi pada dirinya, adalah berkat keajaiban bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi nyata.

Di dunia ini tidak ada seorang pun menjadi sampah. Hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.

Dalam kehidupan kita, beberapa intisari kehidupan berikut ini bisa kita perhatikan:

  • Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.
  • Orang yang tidak bisa toleransi, seberapapun banyaknya teman, akhirnya semua akan meninggalkannya.
  • Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapapun pintarnya, tidak akan sukses.
  • Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapapun cerdas tidak akan tercapai cita-cita nya.
  • Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapapun giat bekerja tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.
  • Orang yang tidak bisa menabung, seberapapun terus mendapatkan rezeki, tidak akan bisa menjadi kaya.
  • Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapapun kayanya, tidak akan bisa bahagia.
  • Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, seberapun terus melakukan pengobatan, tidak akan berusia panjang.

Semoga menginspirasi.

Kisah Inspirasi - Dahsyatnya Dua Kata Ini

Setelah libur Paskah berakhir, Winner Heart kembali ke rutinitas pagi seperti biasanya, termasuk berolahraga. Ia sekadar joging di daerah dekat tempat tinggalnya sekitar pukul 05.00 WIB. Selanjutnya, ia kembali ke rumah untuk beristirahat dan ia membuka handphone-nya , kemudian membuat postingan, "Selamat pagi semuanya."

 Tak ada maksud apapun dari sapaan yang diposting tersebut. Keesokan harinya, ia kembali melakukan rutinitas yang sama setelah bangun pagi, joging, pulang, dan beristirahat. Namun, ada peristiwa yang mengagetkan Winner Heart, karena semua orang yang ditemuinya di jalan menyapanya dengan, "selamat pagi", mulai dari pedagang ditrotoar hingga penjaga supermarket.

Ia hanya tersenyum kepada mereka dan kemudian bertanya pada diri sendiri mengapa banyak orang yang menyapa, padahal mereka juga tidak berteman dengannya di sosial media. Yang di pikirannya adalah mungkin karena orang-orang sering melihatnya di pagi hari atau hanya sekadar ingin menarik perhatiannya.

Setelah beberapa saat, ia merenung dan kemudian sadar bahwa kejadian tersebut adalah pesan dari Tuhan. Tuhan ingin memberitahu kepadanya bahwa sekecil apapun kebaikan yang kita berikan, maka kebaikan itu akan kembali kepada kita. Mungkin tidak sekarang, namun besok atau di hari selanjutnya.

Dengan menyebarkan cinta, maka kita akan menerima cinta juga. Memberi juga dapat bermanfaat lebih bagi orang lain. 

Kisah Inspirasi - Pencapaian Besar dalam Kehidupan

Di sebuah ruang kelas sekolah menengah, terdengar percakapan yang menari. Seorang guru, dengan buku di tangannya, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas.

 "Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah di sini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia? Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini?"

Murid-murid tampak saling pandang. Terdengar suara lagi dari guru, "Ya,ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidupmu…" Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan guru itu menunjuk pada seorang murid.

"Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui? Berbagilah dengan teman-temanmu. .."

Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, "Seminggu yang lalu, adalah masa yang sangat besar buatku. Orangtuaku, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang aku impikan selama ini" Matanya berbinar, tangannya memperagakan seperti sedang menunggang sesuatu. "Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan itu!"

Sang guru tersenyum. Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya. Maka,terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir. Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil. Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri. Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung. Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara, hingga terdengar suara dari arah belakang.

"Pak Guru… Pak, aku belum bercerita" Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil. Matanya berbinar. Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya.

"Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua", ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu. "Apa hal terbesar yang kamu dapatkan?" Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali.

"Keberhasilan terbesar buatku, dan juga buat keluargaku adalah… saat nama keluarga kami tercantum dalam buku telpon yang baru terbit 3 hari yang lalu" Sesaat senyap. Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu. Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar cerita itu.

Dari sudut kelas, ada yang berkomentar, "Ha? aku sudah sejak lahir menemukan nama keluargaku di buku telpon. Buku Telpon? Betapa menyedihkan. .. Hahaha" Dari sudut lain, ada pula yang menimpali, "Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam itu?" Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan.

Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan. "Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya. Silahkan teruskan, Nak…"

Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara. "Ya. Memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah aku dapatkan. Dulu, Ayahku bukanlah orang baik-baik. Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah. Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi"

Matanya tampak menerawang. Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan. "Tapi, kini Ayah telah berubah. Dia telah mau menjadi Ayah yang baik buat keluargaku. Sayang, semua itu butuh waktu dan usaha. Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja.Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Ayahku. Dan kini, Ayah berhasil.

Bukan hanya itu, Ayah juga membeli sebuah rumah kecil buat kami. Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi.Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluargamu ada di buku telpon? Itu artinya, aku tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan ayah untuk terus berlari. Itu artinya, aku tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang aku sayangi.

Itu juga berarti, aku tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, aku, dan juga keluargaku, adalah sama derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya" Matanya kembali menerawang. Ada bulir bening yang mengalir. "Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang aku dapatkan nanti…"

Kelas terdiam. Pak Guru tersenyum haru. Murid-murid tertunduk. Mereka baru saja menyaksikan sebuah drama tentang kehidupan. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan kebahagiaan.

Mereka juga belajar satu hal, "Bersyukurlah dan berbesar hatilah setiap kali mendengar keberhasilan orang lain. Sekecil apapun… Sebesar apapun."

Kisah Inspirasi - Menerapkan Nasihat Secara Bijak

Seorang nelayan mendirikan sebuah kios untuk menjual ikan segara kepada wisatawan yang mengunjungi pelabuhan tempat kapal nelayan itu berlabuh.

Di depan kios barunya, nelayan itu menempatkan papan besar dengan kata-kata "Ikan Segar Dijual di Sini", untuk menarik calon pembeli. Beberapa pelanggan datang untuk membeli ikan dari kiosnya.

Salah satu pelanggannya memberi saran, "Papan besar itu memang mudah dibaca. Tapi itu terlalu panjang. Kata 'sini' tidak diperlukan karena papan ini cukup dekat dengan warung. Mungkin dihapus saja agar tulisannya menjadi pendek dan manis."

Nelayan itu berpikir bahwa saran itu cukup logis. Jadi, ia menghapus kata terakhir. Sekarang di papan itu terbaca "Ikan Segar Dijual".

Kemudian pelanggan lain memberi saran kepada nelayan itu, "Kata 'Dijual' tidak diperlukan di papan karena ikan yang diperlihatkan di sini untuk dijual dan tidak untuk dipamerkan saja." Nelayan itu setuju dan menghapus kata itu, sehingga di papan sekarang terbaca "Ikan Segar".

Beberapa waktu kemudian, seorang pelanggan baru melihat papan itu dan memberikan pendapatkan, "Kata 'Segar' rasanya tidak perlu ditampilkan secara umum, karena Anda hanya menjual ikan segar dan bukan ikan busuk. Ini tentunya merupakan penghinaan terhadap penjual lain di daerah ini." Nelayan itu langsung setuju dan memodifikasi papan. Sekarang hanya satu kata "Ikan".

Orang lain mengunjungi kios itu setelah matahari terbenam. Katanya, "Bau ukan Anda bisa dirasakan di sekitar kios ini. Saya tidak menemui kesulitan untuk menemukannya, meskipun papan Anda tidak terlihat jelas dalam cahaya redup. Jadi rasanya tidak penting dalam papan menuliskan kata 'Ikan' di sini." Nelayan itu pun menerima sarannya dan menghapus kata terakhir dari papan itu.

Keesokan harinya, usahanya mengalami penurunan. Pelanggan baru tidak mengetahui kios itu karena tidak ada tulisan pada papan di depan kiosnya. Mereka pergi ke kios lain di daerah itu.

Ya, nasib nelayan, seperti halnya kita, itu adalah hasil dari merespon setiap saran orang lain. Orang-orang kaya menghujaninya dengan nasihat dan komentar kritis. Kita seharusnya menerapkan kebijaksanaan untuk mengidentifikasi nasihat yang relevan, wajar, dan dapat diterima.

Kisah Inspirasi - Kisah Ibu Teresa: Kematian yang Bermartabat

Ibu Teresa (1910-1997), saat menjabat sebagai seorang biarawati dan guru di Loreto, ia menerima panggilan khusus dari Tuhan untuk melayani Dia di antara termiskin dari yang miskin. Ia mendirikan ordo Misionaris Cinta Kasih pada tahun 1950 di daerah kumuh dan kotor di Kolkata, India.

Suatu hari, ia menemukan seorang wanita miskin yang sekarat di tumpukan sampah. Tubuhnya digigit belatung, semut, dan tikus. Ibu Teresa membawanya ke tempat yang aman, dibersihkan, dan memberi semua perhatian medis yang mungkin dan penuh kasih sayang. Hidup wanita itu tidak bisa diselamatkan, tetapi ia meninggal dengan senyum manis di wajahnya. Wanita itu meninggal dengan bermartabat. Ibu Teresa tetap berada di dekatnya sampai pada kematiannya.

Kejadian ini memberi Ibu Teresa inspirasi untuk memulai membuat rumah untuk orang yang sekarat, di mana orang bisa mati dengan bermartabat, menerima perawatan lembut dan perhatian penuh kasih sayang sampat saat terakhir kehidupan.

Pada tahun 1952, Ibu Teresa membuka 'Nirmal Hriday', yang berarti 'murni hati', sebagai rumah untuk orang yang sekarat. Orang miskin yang sekarat dibawa ke Nirmal Hriday, menerima ritual keagamaan dari agama mereka sendiri sebelum kematian mereka. Orang-orang Kristen menerima ritus terakhir dari Liturgi Kudus, umat Hindu menerima air suci dari sungai Gangga, dan umat Muslim bisa mendengar pembacaan Al-Qur'an saat mendekati kematian. Dengan demikian mereka bisa mati dalam iman dan martabat, dengan perasaan bahwa mereka dicintai dan diinginkan.

Rumah itu dimaksudkan sebagai hadiah kematian yang indah bagi orang-orang yang hidup seperti binatang; dengan rahmat malaikat, dengan perasaan bahwa mereka dicintai dan diinginkan.

Ibu Teresa kemudian dikenal sebagai "Santa dari Selokan." Ia menghabiskan semua uang yang diterimanya dari hadiah, sumbangan, dan penghargaan, untuk perawatan orang-orang miskin, sakit, dan malang. Ia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1979 "dalam nama orang-orang yang tidak diinginkan, tidak dicintai, dan tidak dipedulikan."

Misi Misionaris Cinta Kasih, menurutnya, adalah untuk "merawat yang lapar, telanjang, tunawisma, orang cacat, orang buta, orang kusta, semua orang yang merasa tidak diinginkan, tidak dicintai, tidak diperhatikan seluruh masyarakat, orang yang telah menjadi beban bagi masyarakat, dan dijauhi oleh semua orang."

Kepada orang yang mengajukan dirinya untuk bergabung dalam tindakan amalnya, ia berkata, "Apa yang bisa Saya lakukan, Anda tidak bisa. Apa yang dapat Anda lakukan, Saya tidak bisa. Tetapi bersama-sama kita bisa melakukan sesuatu yang indah bagi Tuhan."

Kata-katanya mengungkapkan padangan tentang misinya, "Kita semua adalah pensil di tangan Tuhan. Dalam kehidupan ini kita tidak dapat melakukan hal-hal besar. Kita hanya bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. "

Dalam pandangan Ibu Teresa, "Kemiskinan yang paling mengerikan adalah kesepian dan perasaan tidak dicintai." Katanya lagi, "Kata-kata yang baik bisa singkat dan mudah untuk dikatakan, tetapi gemanya benar-benar terbatas. Saya melihat Tuhan dalam setiap manusia. Ketika saya mencuci luka orang kusta, saya merasa sedang memberikan susu kepada Tuhan sendiri. Bukankah ini pengalaman yang indah?"


Kisah Inspirasi - Masih Ada Kesempatan Kedua

Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati di sebuah kota tua di Prancis. Melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan.

Moore dulunya bukan sosok penolong yang membanggakan seperti sekarang. 20 tahun yang lalu Moore adalah seorang narapidana. Kekasihnya mengkhianati dia dan lari ke pelukan lelaki lain. Karena emosi, dia melukai lelaki tersebut, maka Moore beralih dari seorang mahasiswa di universitas terkenal menjadi seorang narapidana. Dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah bebas dari penjara, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkan Moore menjadi bahan ejekan dan penghinaan saat melamar pekerjaan. Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan untuk menjadi perampok. Iia telah mengincar di bagian selatan kota, dan sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya. Orang dewasa di rumah tersebut semuanya pergi bekerja, larut malam baru pulang. Di dalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian. Moore pergi ke rumah tersebut, mencongkel pintu utama dengan membawa pisau belati.

Saat Moore masuk ke dalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, "Siapa itu?"

Moore sembarangan menjawab, "Saya teman papamu, dia memberikan kunci rumah padaku."

Suara lembut yang ternyata adalah si anak kecil buta terdengar sangat gembira dan tanpa curiga si anak buta berkata, "Selamat datang! Namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah. Apa paman mau bermain sebentar denganku?" Dia memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus. Moore langsung lupa dengan tujuannya dan langsung menyetujui.

Yang membuat Moore sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini. Setelah selesai bermain piano, Kay melukis sebuah lukisan yang dapat dirasakan di dalam dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman. Dunia Kay rupanya tidak sekosong kedua bola matanya, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

"Paman, apakah matahari seperti ini?" tanya Kay.

Moore melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, "Matahari bentuknya bulat dan terang dan warnanya keemasan."

Kay mendongakkan wajahnya yang mungil bertanya, "Paman, apa warna keemasan itu?"

Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ke tempat terik matahari, "Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan."

Kay dengan gembira meraba ke empat penjuru dengan kedua tangannya, "Paman, aku sudah merasakannya, sangat hangat! Dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman!"

Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dengan penuh kesabaran menjelaskan kepada Kay berbagai warna dan bentuk barang. Dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat ia nyaris melakukan kejahatan lagi, ia menyesal. Berdiri di hadapan Kay membuat Moore merasa sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay, "Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian. Kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik. Walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang. Dia mengajarkan kepada saya banyak hal dan membuka pintu hati saya."

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di universitas kedokteran dan memulai karirnya sebagai seorang dokter. Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini.

Kay yang dapat melihat akhirnya menjadi seorang pianis terkenal, mengadakan konser ke seluruh dunia. Setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk di sebuah sudut yang tidak mencolok, mendengarkan alunan musik indah nan ceria menyirami jiwanya dengan optimisme dan semangat juang, yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta. Pianis yang melihat keindahan dunia melalui kedua matanya yang tak mengenal cahaya. Pianis yang memberinya kesempatan kedua  untuk hatinya yang terluka.

Dengan segala kepolosan anak kecil buta yang bahkan tak bisa membedakan penjahat dan teman ayahnya, Moore kembali melihat dunia. Bukan dengan kedua bola mata fisiknya, melainkan dengan mata hati sehangat mentari yang menyinari kehidupan banyak orang.

Kisah Inspirasi - Menentukan Pilihan di Antara Kegentingan Situasi

Suatu hari, terjadilah bencana banjir di sebuah kota. Hujan besar disertai angin kencang yang datangnya tiba-tiba itu telah memporakporandakan harta benda penduduk dan membawa korban nyawa yang tidak sedikit jumlahnya.

Di antara korban bencana di sana, terdapat seorang pemuda yang berhasil menyelamatkan istrinya. Tetapi sayangnya setelah usahanya menyelamatkan istrinya berhasil, anaknya yang masih balita tidak sempat tertolong, terseret arus, dan akhirnya ditemukan telah meninggal dunia.

Atas kejadian itu, terjadi silang pendapat di antara penduduk yang selamat. Satu pihak menyatakan perbuatan suami yang menyelamatkan istrinya terlebih dahulu adalah hebat dan benar. Menurut mereka, lebih penting menyelamatkan istri. Mengenai anak, menurut mereka, toh nanti pasangan itu bisa dikaruniai putra atau putri lagi. Pokoknya, mereka mendukung pilihan ayah muda itu.

Di pihak yang berseberangan, mereka menyalahkan keputusan si pemuda yang membiarkan anaknya terseret arus dan akhirnya meninggal dunia. Bagi mereka, anak adalah karunia Tuhan yang dititipkan kepada kita, yang tidak boleh disia-siakan dan harus kita pelihara dengan sebaik-baiknya. Jika istri yang meninggal, 'kan bisa cari istri lagi?

Akhirnya mereka beramai-ramai ingin mendengar langsung dari si pemuda, apa alasan dia memutuskan menolong istrinya dan bukan anaknya terlebih dahulu?

Dengan raut muka menyimpan duka dan mata yang berkaca-kaca, si pemuda dengan suara bergetar menjawab, "Saat air datang dengan tiba-tiba, saya terlempar dan terbawa arus yang deras. Situasi yang seperti itu, tolong dijawab, apakah ada kesempatan bagi saya untuk menentukan pilihan antara menolong istri atau anakku terlebih dahulu? Yang ada di dekat saya waktu itu adalah istri saya, maka serta merta saya pun menangkap tangannya dan membawanya pergi dari situ. Saat saya menoleh kembali ke tempat anak saya, dia sudah terseret arus dan saya tidak mampu menjangkaunya.

Kalau saya diberi waktu untuk menimbang dalam menentukan pilihan, mungkin saat ini saya telah kehilangan kedua orang yang sama-sama saya cintai. Tolong jangan hakimi saya. Biarlah saya sendiri yang menanggung kesedihan dan perasaan yang bersalah. Karena saya tidak mampu melindungi keluarga dari bencana yang membuat kami kehilangan putra kesayangan kami."

Pada saat situasi darurat, kadang manusia tidak mempunyai kesempatan untuk berpikir dan memilih yang terbaik bagi dirinya. Tetapi, banyak pula manusia yang terlalu banyak berpikir, menimbang, dan selalu ragu dalam menentukan pilihan sehingga mereka kehilangan kesempatan yang datang di hadapannya.

Maka pada saat kesempatan datang menghampiri, tangkap, dan jangan lewatkan karena mungkin dia tidak akan datang kembali. Entah kapan kesempatan datang. Yang utama adalah sikap mental kita dalam menyiapkannya.

Jangan terlalu memilih-milih pekerjaan apa yang ingin kita kerjakan, tetapi pastikan saja kita mengerjakannya dengan sebaik-baiknya, penuh semangat, dan keyakinan.

Kisah Inspirasi - Jarak Terpendek antara Masalah dan Solusi

Seseorang sedang mengemudikan sebuah mobil "model T" Ford melalui desa terpencil di Amerika Serikat. Ia berhenti untuk membeli minuman di sebuah restoran pinggir jalan. Kemudian ia mencoba untuk menyalakan mesin mobil, tapi gagal. Ia mencoba lagi, tapi tidak bisa mengidentifikasi masalah atau mengatasinya.

Saat itu ia merasa khawatir dan merasa terdampar di suatu tempat yang aneh. Tiba-tiba mobil sejenis lain datang ke tempat itu dan berhenti di dekat mobilnya. Seorang pria turun dari mobil dan tersenyum lembut, bertanya pada pria itu tentang masalahnya.

Mendengar bahwa mobil itu tidak mau menyala mesinnya, orang asing itu berkata kepada pria itu, "Biarkan saya mencoba. Saya punya beberapa pengalaman dalam menangani model ini."

Orang asing itu memeriksa mobil, membuat beberapa penyesuaian cepat dan menyalakan mesin mobil. Mobil itu pun menderu-deru. Pria itu mengucapkan terima kasih kepada penolongnya dan memuji keterampilannya. Lalu ia bertanya siapa nama orang asing itu.

Orang asing itu mengatakan pada pria itu, "Nama saya Henry Ford. Saya kenal dengan setiap bagian dari mobil ini karena saya terkait erat dengan setiap tahap desain, pengembangan, dan pembuatannya." Pria itu terkejut mengetahui bahwa orang asing itu adalah Henry Ford, yang mendirikan Ford Motor Company pada tahun 1903.

Henry Ford (1863 – 1947), setelah percobaan inovatif dan ekstensif, telah mengembangkan mobil Model T pada tahun 1908 sebagai mobil sederhana, handal, dan terjangkau yang dalam jangkauan ekonomi Amerika rata-rata. Dengan mengembangkan konsep "jalur perakitan" dalam pembuatan mobil, Ford dapat meningkatkan efisiensi pembuatan dan menurunkan biaya produksi. Ia menurunkan harga mobil dan merevolusi pembuatan dan penggunaan mobil di Amerika Serikat.

Dalam perjalanan hidup, kita mungkin menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan aspek yang berbeda dari kehidupan kita seperti kesehatan, pendidikan, pekerjaan, hubungan, keluarga, dan keuangan. Kita sering membuat ketegangan, kecemasan, dan rasa khawatir yang tidak perlu, ketika kita mencoba untuk memecahkan masalah kita sendiri. Seperti desainer mobil, dalam kisah di atas, kita memiliki pencipta yang ahli, yang tahu segala sesuatu tentang kita dan hidup kita, kelemahan, dan kemampuan kita sehingga mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan ke hidupan kita.

Mari kita memiliki kerendahan hati untuk menyerahkan diri kepada Tuhan yang Mahakuasa. Ia adalah Tuhan yang penuh kasih yang memiliki rencana pasti untuk kesejahteraan kita masing-masing.

Dikatakan bahwa jarak terpendek antara masalah dan solusinya adalah jarak antara lutut dan lantai. Orang yang berlutut pada Tuhan bisa menghadapi masalah dengan keyakinan. Ketika doa kita naik, maka berkat pun turun. Doa harus menjadi "setir" dan bukan "roda cadangan" di kendaraan kehidupan kita.

Kisah Inspirasi - Cinta dengan Pengorbanan, Paling Unggul dari Semua Bentuk Cinta

Ada sebuah pohon dengan beberapa cabang yang menjorok ke kolam. Seekor burung bangau terbang mendarat di cabang dengan bunyi gedebuk.

Saat itu semut sedang beristirahat di salah satu cabangnya. Karena pendaratan burung bangau  yang kasar, semut kehilangan cengkeramannya dan jatuh ke kolam. Melihat ke bawah, burung bangau melihat semut itu di dalam air, berjuang untuk hidupnya. Untungnya burung itu baik dan merasa menyesal karena menyebabkan semut jatuh.

Untuk menyelamatkan hidup semut, burung itu memetik daun dari pohon dan menjatuhkannya ke dalam kolam. Pas daun itu jatuh dekat dengan semut. Dengan banyak usaha, semut naik ke daun dan didorong ke darat oleh angin. Tampak burung lega dan bersyukur.

Tiba-tiba semut melihat seorang pemburu sedang mengarahkan senjatanya pada burung bangau itu. Semut bergegas ke tempat pemburu dengan sekuat tenaga. Saat pemburu menarik pelatuk senjatanya, semut memberi gigitan tajam di kakinya. Pemburu itu kehilangan tujuannya. Burung bangau, yang mendengar suara tembakan, segera terbang ke tempat yang lebih aman.

Tindakan burung menyebabkan jatuhnya semut. Tetapi cinta timbal balik yang dicontohkan semut adalah cinta bagi mereka yang mengasihi dan membantu kita. Bentuk lain dari cinta adalah cinta estetika yang ditunjukkan terhadap benda-benda yang indah seperti bunga harum, kupu-kupu yang indah, dan senyum anak-anak. Sementara cinta egois adalah kasih sayang palsu untuk mendapatkan keuntungan material .

Cinta pengorbanan adalah cinta yang lebih unggul dari semua bentuk lain dari cinta. Ini lebih luas dan meluas bahkan kepada musuh-musuh kita dan kepada mereka yang tidak dapat mengembalikan cinta kita. Cinta ini tidak memiliki batasan atau kondisi.

Kisah Inspirasi - Sadari Potensi dalam Diri Sendiri

Alkisah, seorang Raa menerima hadiah dua ekor elang yang gagah. Raja merasa hadiah itu adalah yang paling indah yang pernah dilihatnya. Ia memberikan burung berharga itu kepada pelatih elang untuk dilatih.

Bulan berlalu, dan suatu hari pelatih elang memberitahu Raja bagaimana perkembangan dua ekor elang itu. Salah satu elang terbang dengan anggun, melonjak tinggi di langit, sementara elang yang satunya belum beranjak dari cabang pohon sejak ia tiba di istana.

Raja memanggil dukun dan tukang sihir dari seluruh negeri untuk membuat elang itu terbang. Tapi sayangnya tidak ada yang bisa membuang burung itu terbang. Ia memberikan tugas pada para pembantu di istananya, tapi pada hari berikutnya, Raja melihat dari jendela istana ternyata burung itu masih belum beranjak dari tempatnya bertengger.

Mencoba sesuatu yang lain, Raja berpikir, "Mungkin aku butuh seseorang  yang lebih akrab dengan pedesaan untuk memahami sifat dari masalah ini." Lalu, ia berseru kepada para punggawa istana, "Pergi dan bawalah seorang petani ke sini."

Esok paginya, Raja senang melihat elang itu sudah terbang tinggi di atas taman istana. Ia mengatakan kepada punggawa istana, "Bawa ke sini pelaku keajaiban ini."

Punggawa istana segera membawa petani itu, yang datang dan berdiri di hadapan Raja. Raja bertanya, "Bagaimana engkau bisa membuat elang itu terbang?"

Dengan kepala tertunduk, petani itu berkata kepada Raja, "Itu sangat mudah, Yang Mulia. Saya hanya memotong cabang di mana burung itu bertengger."

Kita semua dibuat untuk "terbang", untuk menyadari potensi luar biasa pada kita sebagai manusia. Tapi kadang-kadang kita hanya duduk di cabang-cabang sendiri, berpegangan pada hal-hal yang asing bagi kita. Kita merasa nyaman dengan sesuatu yang sudah akrab dan duniawi. Tetapi, hidup kita menjadi biasa-biasa saja, tidak menarik, mendebarkan, dan memuaskan.

Mari kita belajar untuk menghancurkan ketakutan kita pada sesuatu yang dianggap tidak nyaman dan membebaskan diri kita untuk lebih terbang bebas atas potensi kita masing-masing.

Kisah Inspirasi - Inilah Pentingnya Memiliki Teman

Alkisah, seekor elang jantan kesepian hidup di sebuah pohon di tepi sungai. Dia masih muda dan tampan, tapi dia tidak punya teman.

Suatu hari, ia melihat seekor elang betina indah duduk di pohon dan ingin menikahinya. Tapi elang betina itu menolak untuk menikah dengan elang jantan itu karena ia tidak memiliki teman.

"Maukah kau menikah jika saya membuat tiga teman?" tanyanya. Dia mengatakan bahwa dia pasti bisa memiliki teman.

Elang jantann itu kemudian pergi mencari teman-teman. Saat terbang di tepi sungai, ia melihat kura-kura besar. Elang terbang mendekatinya dan berkata, "Kura-kura,  apakah Kau mau menjadi teman saya dan membanut saya bila diperlukan?"

Kura-kura setuju untuk menjadi temannya dan berkata, "Panggil saya setiap kali Kau  membutuhkan saya dan saya akan datang ke sisimu."

Elang jantan itu juga berjanji membantu kura-kura setiap saat dan kemudian terbang untuk mencari teman kedua. Tak lama, ia bertemu dengan elang laut. Elang jantan itu mendapatinya dan bertanya apakah ia mau menjadi temannya dan membantunya bila diperlukan. Elang laut dengan senang hati menerima persahabatan itu dan menawaran bantuannya setiap kali elang jantan membutuhkannya.

Elang jantan itu senang karena ia telah memiliki dua teman.

Dia melanjutkan perjalanan mencari teman ketiga. Dia terbang di atas hutan dan melihat Harimau. Meski sedikit ketakutan, ia pergi mendekati harimau dan bertanya apakah ia mau menjadi temannya. Harimau itu dengan mudah menerima persahabatan dan berkata, "Mulai sekarnag dan seterusnya, saya adalah temanmu. Tidak ada yang akan menyakitimu. Jika ada yang mencoba menyakitimu, panggil saya dan saya akan berada di sana untuk membantumu."

Elang jantan itu sangat senang. Dia mengucapkan terima kasih kepada harimau, lalu terbang kembali menemui elang betina dan berkata, "Saya telah memiliki tiga teman, yaitu kura-kura, elang laut, dan harimau. Maukah kau menikah sekarang? "

Elang betina setuju untuk menikah dengan elang jantan itu. Segera, pernikahan mereka berlangsung. Tiga teman elang jantan menghadiri pernikahan mereka.

Setelah beberapa-bulan, elang betina melahirkan dua ekor elang. Kedua orangtua elang sangat senang untuk memiliki bayi kecil yang lucu. Mereka hidup bahagia di sarang mereka.

Suatu hari, dua pemburu datang dan duduk di bawah pohon itu. Mereka lelah dan lapar. Mereka tidak mampu berburu binatang apapun. Mereka memutuskan untuk menangkap ikan. Tapi, mereka tidak bisa menangkap seekor ikan pun.

Hari mulai gelap dan pemburu memutuskan untuk menghabiskan malam di bawah pohon itu. Untuk menjaga diri hangat, mereka menyalakan api. Api membumbung tinggi. Bayi elang yang berada di pohon itu tidak tahan panas dan asap yang keluar dari api. Mereka mulai menangis. Pemburu mendengar teriakan mereka.

Salah satu dari mereka berkata, "Ada burung di pohon ini. Mari kita tangkap  mereka. Kita akan memanggangnya di atas api dan memakannya." Pemburu yang lain setuju.

Elang mendengar mereka dan benar-benar khawatir tentang keamanan bayi mereka. Elang betina menyarankan agar mereka mencari bantuan dari teman-teman mereka. Elang pergi ke elang laut dan menceritakan masalahnya.

Elang laut berkata, "Pulanglah ke rumah dan lindungi bayi kalian. Saya akan mengatasi pemburu itu."

Elang laut menyelam ke sungai dan kemudian terbang di atas api. Air dari bulu yang basah jatuh di atas api. Dia berulang kali terjun ke sungai dan terbang di atas api. Air dari bulunya akhirnya memadamkan api. Para pemburu memutuskan untuk menyalakan api lagi. Namun, segera setelah mereka menyalakan api lagi, lagi-lagi elang laut memadamkannya.

Sementara itu, elang pergi untuk mendapatkan bantuan dari kura-kura. Ketika kura-kura mendengar tentang masalah elang, dia berkata kepadanya, "Jangan khawatir sahabat, aku akan berada di sana dalam waktu singkat dan mengatasi pemburu dengan cara saya sendiri. Pergi dan melindungi keluargamu."

Elang terbang ke pohon dan kura-kura mencapai pohon. Dia pergi cukup dekat dengan tempat pemburu duduk dan mencoba untuk menyalakan api lagi. Para pemburu melihat kura-kura dan salah satu dari mereka berkata, "Lihatlah ada kura-kura besar. Mari kita lupakan elang itu dan menangkap kura-kura ini. "

Pemburu lainnya setuju dan berkata, "Mari kita merobek baju kita dan membuat tali. Kami akan mengikat salah satu ujungnya untuk kura-kura dan lainnya untuk pinggang kita. Kemudian kita akan tarik kura-kura dengan semua kekuatan kami."

Pemburu lainnya menyukai gagasan itu. Tak lama kemudian, mereka membuat tali dari baju mereka. Mereka mengikat salah satu ujung tali ke kaki kura-kura. Kemudian, mencoba ujung lainnya ke pinggang mereka, mereka tidak bisa menarik kura-kura. Kekuatan kura-kura itu jauh lebih besar daripada dua pemburu bersama-sama.

Kura-kura menarik dua orang pembaru ke dalam air. Setelah, dalam air, itu sangat mudah untuk kura-kura untuk menyeret mereka. Dengan upaya-upaya besar, mereka memotong tali yang diikat ke pinggang mereka dan berenang kembali ke dasar. Mereka sekarang merasa sangat dingin. Mereka telah kehilangan baju mereka. Mereka berpikir untuk membuat api lagi.

Melihat mereka mengumpulkan daun dan ranting, elang khawatir lagi. Dia terbang ke hutan dan memanggil teman ketiga, harimau. Dia menemukan harimau di tepi hutan. Ketika harimau mendengar masalah elang, ia langsung bergegas menuju tepi sungai.
Pemburu sekarang telah menyalakan api dan salah satu dari mereka sedang bersiap-siap untuk memanjat pohon untuk mendapatkan bayi elang. Saat itu, harimau mencapai pohon. Melihat harimau, pemburu berlari dari sana dan tidak pernah kembali lagi.

Elang berterima kasih kepada ketiga temannya atas bantuan mereka yang tepat waktu. Ia juga menyadari bahwa sangat penting untuk memiliki setidaknya beberapa teman. Elang betina itu itu sangat bijaksana dalam menasihati elang jantan untuk memiliki teman-teman sebelum menikahinya.

Kisah Inspirasi - Mimpi Bisa Menjadi Kenyataan

Alkisah, di sebuah desa tinggallah seorang gadis bernama Sruti. Ia seorang gadis cantik dengan postur tubuh yang menakjubkan. Matanya berbentuk ikan, kulitnya mulus, dan rambut tebal yang indah panjang hitam bersinar di bawah sinar matahari.

Ia dilahirkan di sebuah keluarga miskin, ibunya meninggal ketika ia masih kecil, ayahnya adalah seorang penjahit, dan ia memiliki 2 orang adik. Jadi, Sruti harus memasak, memandikan, dan membawa adik-adiknya ke sekolah. Ayahnya ingin adik Sruti belajar keras dan menjadi dokter, tetapi ia tidak memiliki harapan apapun untuk Sruti, karena ia merasa ia hanyalah gadis biasa yang harus belajar untuk menjadi istri dan ibu yang baik, karena memang demikian yang biasa dilakukan oleh perempuan.

Namun, Sruti selalu bermimpi menjadi seorang penulis dan ketika ia sudah menyelesaikan tugasnya dan mengantar adik-adiknya ke sekolah, ia pergi ke sungai di dekat rumahnya dan duduk di sana, menulis cerita. Adik-adiknya telah mengajarinya membaca dan menulis, dan ketika mereka berada di sekolah, ia memakai buku mereka untuk mengembangkan tulisannya.

Suatu hari, ketika ia menulis cerita di pinggir sungai, ia lupa waktu. Ketika akhirnya ia pulang, ayahnya sedang menunggunya. Ayahnya berteriak padanya dan menuduhkan banyak hal, yang seharusnya tidak dikatakan oleh seorang ayah kepada putrinya. Sruti terluka dan pergi ke kamar tidur sambil menangis.

Pada hari berikutnya sang ayah mengatakan bahwa ia akan menikahi seorang pemuda kaya. Sruti memohon kepada ayahnya agar tidak melakukan hal iut. Ia mengatakan kepada ayahnya bahwa ia punya mimpi yang harus tercapai dan tidak ada ruang untuk suami dalam hidupnya sekarang. Ayahnya hanya mengejek dan berkata bahwa mimpi seorang gadis adalah menjadi istri dan ibu yang baik, dan tidak baik bermimpi hal lain.

Sruti tidak tahu bahwa pemuda kaya yang ingin menikahinya telah mengikutinya selama berbulan-bulan ke sungai sehingga ia bisa mendengarkan ceritanya. Ia telah jatuh cinta dengan cerita dan kecantikan Sruti. Sruti ingin melarikan diri tetapi ia tidak bisa meninggalkan adik-adiknya dan juga khawatir apa yang akan dikatakan orang tentang dirinya. Ia tidak punya pilihan lain selain menikah dengan pemuda itu. Ia menikah dalam kesengsaraan. Satu-satunya pikiran yang ada di benaknya saat ia menikah adalah mimpinya hancur berkeping-keping.

Setelah menikah, suaminya mengatakan bahwa ia jatuh cinta dengan cerita dan kecantikan Surti. Ketika ia mendengar bahwa suaminya jatuh cinta karena ceritanya, ribuan kupu-kupu mulai bergetar di perutnya, wajahnya berseri-seri dengan kebahagiaan.

Suaminya mengembangkan cerita dan mempublikasikannya hingga seluruh dunia jatuh cinta dengan kisah-kisahnya. Beberapa tahun kemudian, Sruti menjadi salah satu penulis terkenal di dunia. Ya, Sruti telah memenuhi mimpinya. Mimpinya menjadi sebuah kenyataan!

Kisah Inspirasi - Setiap Orang Berharga di Mata Tuhan

Andrea Bocelli lahir di Tuscany, Italia, tanggal 22 September 1958, dengan kondisi penglihatan yang buruk. Ini dialaminya setelah mengalami kecelakaan kecil dalam permainan sepak bola yang membuat Bocelli akhirnya kehilangan seratus persen kemampuannya untuk melihat.

Namun, kebutaan bukan merupakan penghalang bagi kecintaan Bocelli pada musik klasik. Dengan anugerah suara yang indah, dan talenta musik yang luar biasa, Andrea Bocelli mendedikasikan hidupnya pada musik klasik.

Berbagai usaha dilakukannya untuk meningkatkan kemampuan suara dan permainan piano, saxophone, dan flute. Rasa cinta ini jugalah yang mendorong Andrea Bocelli untuk terus terlibat langsung dalam perkembangan musik klasik baik di Italia maupun di dunia internasional.

Saat Andrea Bocelli lulus dari sekolah hukum di Universitas Pisa di Italia, merasa bahwa rasa cinta yang tinggi pada musik klasik tidaklah cukup. Untuk meraih mimpinya di dunia ini, ia perlu mendapat dukungan orang-orang yang tepat.

Untuk itu, ia mendekati Franco Corelli, salah satu penyanyi klasik papan atas yang juga adalah idolanya, untuk menjadi gurunya dalam olah suara, dan membantunya meniti karir di dunia musik klasik. Selain itu, ia juga bekerja sama dengan berbagai penyanyi klasik di dalam dan luar negeri, seperti Lucianno Pavarotti, Jose Carreras, untuk mendorong kiprahnya di dunia musik klasik.

Diva pop dunia seperti Celine Dion juga dirangkul oleh Bocelli dalam berbagai kesempatan pertunjukan panggung bersama. Jaringan yang dibangun oleh Andrea Bocelli di dunia musik klasik, ternyata memberinya manfaat ganda.

Selain hubungan persahabatan, ia juga mendapat banyak kesempatan untuk belajar dari penyanyi dan pemusik papan atas yang bekerja sama dengannya di berbagai kesempatan konser.

Dari mereka Bocelli menggali berbagai informasi dan teknik untuk selalu meningkatkan diri. Selain itu ia juga menyediakan waktu untuk berlatih, baik dalam bentuk pementasan kecil maupun waktu khusus untuk meningkatkan diri.

Kebiasaannya untuk selalu mengasah kemampuannya membuahkan sukses besar bagi semua album yang telah dirilisnya. Para kritisi pun mendudukkannya sejajar dengan Luciano Pavarotti, Jose Carreras, Placido Dominggu (The Three Tenors). Ia pun mendapat julukan penyanyi Tenor Keempat Dunia (The Fourth Tenor).

Dalam kehidupan, betapa sering kita meratapi kekurangan dan kelemahan yang ada dalam diri. Kita seolah tak ubahnya sekumpulan ketaksempurnaan yang membawa kita pada kesimpulan sendiri bahwa kita tak berarti dibanding orang lain. Terlalu sering kita hanya melihat apa yang tiada dalam diri kita, sementara kekuatan yang ada seolah hilang tersaput kabut pagi hari. Namun apa yang kita lihat dari seorang Andrea Bocelli (51 tahun)?

Dalam kegelapan pandangan matanya, bersinar cahaya kehidupan. Dari ketinggian pegunungan Toscana, Italia, sinar itu berpendar jauh ke sudut-sudut bumi. Dengarlah nyanyiannya, dan temukanlah kebeningan hatinya.

Celino Dion bahkan pernah berkata, "Jika Tuhan memiliki suara, pastilah suaranya seperti suara Andrea Bocelli."

Kebutaan, kegelapan, ternyata tidak menghalangi Bocelli untuk menggali dan mempersembahkan talenta yang diberi Tuhan baginya. Sekeping talenta, suara itu, cukup untuk membawanya menjelajahi bumi ini untuk bertemu, berbagi dan berkomunikasi dengan orang-orang di negeri asing.

Senandung sebagai sarana untuk membagikan perasaan dari hati dan jiwanya.
Andrea Bocelli, seperti halnya musisi besar yang senasib dengannya, telah memberi kita sebuah kesadaran bahwa kekurangan bukanlah kata akhir. Bukan apa yang terjadi dengan diri kita, tapi apa sikap kita dengan kejadian tersebut.

Barangkali inilah saatnya bagi kita untuk mendata segenap kemampuan kita dan melupakan apa saja yang menjadi kelemahan kita. Kekuatan kita, biarlah menjadi modal bagi kita untuk maju dan memberikan sesuatu bagi dunia dalam kehidupan yang singkat ini. Sementara kelemahan, biarlah itu menjadi cermin untuk membuat kita tetap rendah hati dan hormat kepada sesama. 

Kisah Inspirasi - Satu Tindakan Kecil dapat Mengubah Hidup Seseorang

Suatu hari, ketika saya masih sebagai seorang siswa di SMU, saya melihat seorang anak dari kelas lain berjalan pulang. Namanya Kyle. Ia tampak membawa semua buku-bukunya.

Saya berpikir, "Mengapa ada orang yang membawa pulang semua buku-bukunya pada hari Jumat? Wah, ia benar-benar jadi kutu buku." Saya punya cukup jadwal akhir pekan terencana, seperti bermain bola dengan teman-teman, jadi saya hanya mengangkat bahu dan melanjutkan perjalanan.

Saat sedang berjalan, saya melihat sekelompok anak-anak berjalan ke arahnya. Mereka berlari, hingga semua tumpukan bukunya terjatuh, kacamatanya  seperti terbang, dan mendarat sekitar sepuluh kaki darinya. Ia mendongak dan saya melihat kesedihan di matanya. Saya berkata kepadanya, "Anak-anak nakal! Mereka harus benar-benar mendapatkan pembalasannya."

Ia menatap saya dan bekata, "Heri, terima kasih!"

Ada senyum lebar di wajahnya. Itu salah satu senyum yang menunjukkan rasa terima kasih yang tulus. Saya membantunya mengambil buku-bukunya dan bertanya di mana ia tinggal. Ternyata, ia tinggal di dekat tempat kos saya, jadi saya bertanya mengapa saya tidak pernah melihat ia sebelumnya. Ia mengatakan bahwa ia tidak akan pernah bergaul dengan anak-anak sekolah swasta sebelumnya. Kami berbicara sepanjang perjalanan pulang, dan saya membawakan buku-bukunya. Ia ternyata cukup keren. Saya bertanya apakah ia ingin bermain sepak bola pada hari Sabtu dengan saya dan teman-teman saya. Ia mengatakan ya. Akhirnya kami bermain sepanjang akhir pekan dan semakin saya tahu seperti apa Kyle, semakin saya menyukainya.

Senin pagi tiba, dan Kyle datang dengan setumpuk buku lagi. Saya berhenti dan berkata, "Hai, kau benar-benar membangun otot dengan tumpukan buku-buku itu setiap hari!"  Ia hanya tertawa dan menyerahkan setengah tumpukan buku pada saya untuk dibawakan.

Selama empat tahun kemudian, Kyle dan saya menjadi teman terbaik. Ketika kami lulus, mulailah kami berpikir tentang perguruan tinggi. Kyle memutuskan Georgetown, dan saya akan ke Inggris. Saya tahu bahwa kami akan selalu menjadi teman, meski jarak memisahkan kami. Ia akan menjadi seorang dokter, dan saya akan mulai dengan beasiswa sepakbola.

Saat Kyle harus mengucapkan pidato perpisahan sekolah, saya menggodanya sepanjang waktu tentang kutu buku. Ia harus mempersiapkan pidato kelulusan. Saya sangat senang karena bukan saya yang harus naik podium dan berbicara. Saat wisuda, saya melihat Kyle. Ia tampak hebat. Ia salah satu orang-orang yagn benar-benar menemukan dirinya selama SMU.

Saat memulai pidato, ia berdehem, dan mulai. "Wisuda adalah saat untuk mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu Anda melalui tahun-tahun yang sulit dari orang tua, guru, saudara, mungkin pelatih, tapi kebanyakan teman-teman Anda. Saya ingin memberitahu Anda bahwa saya ingin menceritakan tetang seseorang sebagai hadiah terbaik yang diberikan. Saya akan menceritakan sebuah kisah."

Saya melihat teman saya itu dengan percaya diri menceritakan kisah hari pertama kami bertemu. Ia rupanya telah merencanakan untuk bunuh diri saat akhir pekan itu. Ia menceritakan bagaimana ia telah membersihkan lokernya sehingga ibunya tidak harus melakukannya nanti dan membawa pulang barang-barangnya. Ia melihat saya dan memberi senyum kecil. "Untungnya, saya diselamatkan. Teman saya menyelamatkan saya dari perbuatan yang tak terkatakan." Saya mendengar dengan terkesiap. Teman saya itu menceritakan kepada semua orang tentang saatnya yang paling lemah. Saya melihat ayah dan ibunya yang menatap saya sambil tersenyum bersyukur. Ah, tidak sampai itu saat saya menyadari hal yang paling mendalam.

Jangan pernah meremehkan kekuatan dari tindakan kita, sekecil apapun. Satu gerakan kecil kita dapat mengubah hidup seseorang. Untuk lebih baik atau lebih buruk. Tuhan menempatkan kita dalam kehidupan masing-masing untuk mempengaruhi satu sama lain dalam beberapa cara.  Jangan lupa untuk berbuat baik dan membantu satu sama lain, karena ini adalah pengorbanan yang menyenangkan Tuhan.

Kisah Inspirasi - Kisah Anak Ayam Pematuk

Seekor anak ayam yang sombong sedang mencari makan. Anak ayam betina itu sangat cerdas dan cerdik. Tapi ia sering membual tentang kehebatannya dan suka berjalan sendiri. Ibunya sering mengingatkan anak ayam itu, tapi ia mengatakan bahwa ia bisa menghadapi bahaya dengan menggunakan akalnya yang sangat baik.

Ketika anak ayam itu berjalan sendirian di sepanjang jalur lebat, tiba-tiba seekor ular kobra muncul, sebelum anak ayam itu sempat menyadarinya dan membuka mulutnya untuk melahapnya. Anak ayam itu berkata kepada ular, "Berhenti, bodoh! Apakah kamu tidak tahu bahwa saya sangat beracun? Jika saya mematukmu, kau akan mati di tempat. Racun saya itu seribu kali lebih kuat dari milikmu. Setiap bagian dari tubuh saya ini beracun."

Kobra berpikir sejenak. Ia belum pernah  mendengar ada anak ayam beracun sejauh ini. Tapi ia tidak siap untuk mengambil risiko. Jadi, ia mengatakan kepada anak ayam itu, "Kau harus membuktikan bahwa kau itu beracun. Lalu, aku akan mengampunimu."

Ketika itu seorang pria berjalan di dekat tempat pertemuan mereka. Anak ayam itu mengatakan kepada ular, "Perhatikan aku akan mematuk orang itu. Ia akan mati, dan kau bisa melihatnya." Setelah berkata demikain, ia mematuk yang kuat di bagian belakang tumit pria itu dengan paruhnya yang tajam dan bersembunyi di balik semak-semak. Pria itu berbalik dengan menangis dan melihat kobra menakutkan. Karena ketakutan dan shock, pria itu jatuh pingsan.

Anak ayam itu merasa menag dan melompat, ia berteriak, "Pergi, kau penipu. Kalau tidak, aku akan membunuhmu dengan mematuk." Ia berpura-pura mengejar ular itu. Ular itu ketakutan dan meninggalkan tempat kejadian dengan kecepatan tinggi. Anak ayam yang berani itu tertawa riang dan memuji kecerdikannya sendiri. Ia memberitahu semua orang bagaimana ia menipu ular.

Seekor rubah yang kebetulan lewat, melihat ular kobra dan bertanya mengapa ular itu bergerak dengan kecepatan tinggi. Tanpa jeda, ular kobra itu menangis, "Ayo cepat pergi, anak ayam berbisa mengejar saya. Jangan melihat matanya, ia bisa membunuhmu." Ular itu merayap dengan kecepatan tinggi. Rubah yakin anak ayam itu telah menipu ular bodoh. Ia berlari menuju ke tempat dari mana ular itu muncul. Ia bertemu anak ayam yang sombong itu. Sebelum anak ayam mengucapkan sepatah kata, rubah itu telah menghabisinya. Menjilati bibirnya setelah menikmati makanan lezat, ia berseru, "Ah, beruntungnya! Enak sekali anak ayam ini!"

Fred Smith pernah mengatakan, "Kerendahan hati tidak menyangkal kekuatan yang Anda miliki. Kekuatan datang melalui Anda, bukan dari Anda."

Ya, kerendahan hati adalah kualitas yang aneh. Saat orang berpikir tentang itu, ia kehilangan itu!