Friday, January 29, 2016

Kisah Inspirasi - Meski Berganti Cuaca Persahabatan Harus Tetap Terjaga


Alkisah, ada dua teman  yang sngat baik dan tinggal di bawah gua. Mungkin aneh, tapi begitulah. Dua bersahabat itu adalah singa dan harimau. Mereka bertemu ketika merekam asih terlalu muda untuk mengetahui perbedaan antara singa dan harimau.

Jadi mereka tidak berpikir bahwa persahabatan mereka sama sekali tidak biasa. Selain itu, karena bagian damai dari pegunungan, mungkin karena pengaruh seorang biarawan yang tinggal di hutan di dekatnya. Biarawan itu adalah seorang pertapa, seseorang yang tinggal berjauhan dari orang lain.

Suatu hari, entah karena alasan apa, dua sahabat ini berdebat. Kata harimau, "Semua orang tahu, dingin datang ketika bulan berkurang dari penuh untuk bulan baru!"

Tetapi singa berkata, "Dari mana kau mendengar omong kosong seperti itu? Semua orang tahu, dingin itu datang ketika sinar bulan dari baru ke penuh!"

Perdebatan mereka semakin kuat dan kuat. Masing-masing saling yakin bahwa argumennya yang benar. Mereka tidak dapat mencapai kesimpulan apapun untuk menyelesaikan perdebatan yang semakin sengit. Mereka bahkan mulai memanggil nama satu sama lain! Takut akan rusaknya persahabatan mereka, mereka pun memutuskan untuk bertanya pada biarawan yang sedang bertapa, yang pasti akan tahu tentang hal-hal seperti itu.

Mengunjungi pertapa yang baik hati, singa dan harimau membungkuk hormat dan mengajukan pertanyaan mereka kepadanya. Dengan ramah biarawan itu berpikir sejenak dan kemudian memberikan jawabannya, "Bisa menjadi dingin dalam setiap fase bulan, dari bulan baru menjadi penuh dan kembali ke baru lagi. Karena angin yang membawa udara dingin, baik dari barat atau utara atau timur. Oleh karena itu, kalian berdua benar! Dan tak satu pun dari kalian kalah. Yang paling penting adalah untuk tetap hidup tanpa konflik, untuk tetap bersatu. Persatuan adalah terbaik dengan segala cara."

Singa dan harimau mengucapkan terima kasih kepada pertapa yang bijaksana. Mereka senang karena tetap bersahabat.

Ya, cuaca datang dan pergi, tapi persahabatan adalah tetap.

Kisah Inspirasi - Jawaban Paling Bijak

Seorang Guru berkumpul bersama murid-muridnya. Beliau mengajukan 6 pertanyaan.

Pertanyaan pertama: Apa yang paling dekat dengan diri kita dunia ini? Muridnya ada yang menjawab 'orang tua', 'guru', 'teman', 'kerabat', dll. Ternyata, yang paling dekat dengan kita adalah 'kematian'. Sebab kematian adalah pasti adanya.

Pertanyaan kedua: Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini? Muridnya ada yang menjawab 'negara Cina', 'bulan', 'matahari', dll. Yang paling benar adalah 'masa lalu'. Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap saja kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh karena itu kita harus menjaga hari ini, hari-hari yang akan datang.

Pertanyaan ketiga: Apa yang paling besar di dunia ini? Muridnya ada yang menjawab 'gunung', 'bumi', 'matahari', dll. Yang paling besar yang ada di dunia ini adalah 'nafsu'. Banyak manusia menjadi celaka karena menuruti hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Oleh karena itu kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini.

Pertanyaan keempat: Apa yang paling berat di dunia ini? Di antara muridnya ada yang menjawab 'baja', 'besi', 'gajah', dll. Sebenarnya, yang paling berat adalah 'memegang janji'.

Pertanyaan kelima: Apa yang paling ringan di dunia ini? Ada yang menjawa 'kapas', 'angin', 'debu', 'daun-daunan', dll. Dan, yang paling ringan di dunia ini adalah 'meninggalkan ibadah'.

Lalu, pertanyaan keenam adalah Apakah yang paling tajam di dunia ini? Muridnya menjawab dengan serentak: 'pedang'! Guru pun menjawab, yang paling tajam adalah 'lidah manusia'. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati, melukai perasaan. Oleh karena itu, berhati-hatilah menggunakan lidah kita untuk berkata-kata.

Kisah Inspirasi - Kisah Rusa yang Selalu Membolos

Alkisah, ada kawanan rusa hutan. Dalam kawanan ini ada seorang Guru yang bijaksana dan dihormati, tetapi juga licik dalam cara rusa. Ia mengajarkan trik dan strategi bertahan hidup kepada rusa muda.

Suatu hari, adik perempuannya membawa anaknya kepadanya, untuk diajarkan apa yang penting bagi rusa. Katanya, "Saudara Guru, ini adalah anak saya. Silakan mengajari trik dan strategi rusa."

Guru berkata kepada rusa itu, "Baiklah, Anda bisa datang besok pada saat seperti ini untuk pelajaran pertama."

Pada awalnya, rusa muda datang ke pelajaran itu yang seharusnya. Namun, ia lebih tertarik bermain dengan rusa muda lain dan tidak datang lagi. Ia tidak menyadari betapa berbahayanya rusa yang tidak belajar apa-apa selain bermain. Jadi, ia mulai membolos. Ia hanya bermain dan membolos sepanjang waktu.

Sayangnya, suatu hari, rusa yang sedang bermain dan membolos ini melangkah di jeratan dan terjebak. Karena ia hilang, ibunya khawatir. Ia pergi ke kakaknya yang Guru, dan bertanya, "Saudaraku, bagaimana anak saya? Apakah Anda mengajarkan keponakan Anda trik dan strategi rusa?"

Guru rusa itu menjawab, "Adikku sayang, anakmu tidak taat diajar. Untuk menghormatimu, saya mencoba untuk mengajarinya yang terbaik. Tapi ia tidak ingin mempelajari trik dan strategi rusa. Ia bermain dan membolos! Bagaimana mungkin aku bisa mengajarinya? Kau taat dan setia, tapi ia tidak. Tidak berguna mencoba untuk mengajarinya."

Kemudian mereka mendengar berita sedih. Rusa-rusa yang keras kepala, yang memilih bermain dan membolos, telah terjebak dan dibunuh oleh pemburu. Pemburu itu menguliti kemudian mengambil dagingnya untuk keluarganya.

Tidak ada yang bisa dipelajari dari Guru, oleh orang yang selalu  meninggalkan kelas.

Kisah Inspirasi - Lebih Baik Makan untuk Hidup daripada Hidup untuk Makan

Alkisah, seorang Raja memiliki kebun yang tampak menyenangkan. Hewan kadang-kadang datang ke taman tersebut dari hutan terdekat. Tukang kebun mengeluh tentang hal ini kepada Raja. Lalu jawab Raja, "Jika engkau melihat binatang aneh, katakan padaku."

Suatu hari, tukang kebun melihat semacam rusa aneh di ujung taman. Ketika melihat orang itu, hewan itu berlari secepat angin. Itulah sebabnya mereka disebut 'rusa angin'. Jenis yang sangat langka, pemalu, dan mudah takut pada manusia.

Tukang kebun menceritakan kepada Raja tentang 'rusa angin'. Raja lalu bertanya kepada tukang kebun apakah ia bisa menangkap hewan langka itu. Jawab tukang kebun, "Tuanku, jika Anda memberi saya beberapa madu lebah, saya bahkan bisa membawanya ke istana." Maka Raja memerintahkan agar tukang kebun itu diberikan madu sebanyak yang dimintanya.

'Rusa angin' yang datang suka sekali makan bunga dan buah di kebun kesayangan Raja. Tukan kebunmembiarkan dirinya dilihat oleh rusa itu sedikit demi sedikit, sehingga berkurang rasa takutnya. Kemudian tukang kebun itu mulai mengolesi madu di atas rumput, di mana 'rusa angin' itu biasanya datang untuk makan. Benar saja, rusa mulai makan rumput yang dioleskan madu. Segera saja ia mempunyai rasa untuk keinginan makan 'rumput madu'. Keinginan yang membuatnya datang ke taman setiap hari. Tak lama lagi, ia tidak akan makan apa-apa lagi.

Sedikit demi sedikit, tukang kebun itu mendekati 'rusa angin'. Pada awalnya, rusa itu ingin lari. Tapi kemudian rasa takutnya hilang dan ia berpikir bahwa orang itu tidak berbahaya. Tukang kebun itu semakin dekat dan lebih ramah, akhirnya ia berhasil membuat rusa itu makan 'rumput madu' langsung dari tangannya. Tukang kebun itu terus melakukan hal ini selama beberapa waktu, untuk membangun keyakinan dan kepercayaan rusa itu.

Sementara itu, tukang kebun telah menyiapkan deretan tirai sepanjang jalur taman. Dalam jalur ini, tirai tersebut akan menghalau 'rusa angin' agar tidak dilihat orang yang mungkin membuatnya takut.

Ketika semua sudah siap, tukang kebun mengambil tas rumput dan wadah madu dengannya. Sekali lagi, ia memulai menyiapkan 'rumput madu' di tangannya ketika 'rusa angin' itu muncul. Secara bertahap, tukang kebun memimpin agar 'rusa angin' masuk ke jalur yang bertirai. Perlahan, ia terus memimpin dengan 'rumput madu'nya, sampai akhirnya rusa itu mengikutinya tepat ke sitana. Setelah masuk, para penjaga istana segera menutup pintu, dan 'rusa angin' itu pun terjebak. Melihat orang-orang di dalam istana, ia tiba-tiba sangat ketakutan dan mulai berlarian, secara liar ia mencoba melarikan diri.

Raja datang ke lorong itu dan melihat 'rusa angin' panik. Katanya, "Rusa angin! Bagaimana dia bisa masuk ke sini? Rusa angin adalah hewan yang tidak akan pernah kembali ke tempat di mana ia melihat banyak manusia, selama tujuh hari penuh. Biasanya, jika ia sudah merasa ketakutan di tempat tertentu, ia tidak akan kembali lagi untuk seluruh hidupnya! Tapi lihat! Bahkan makhluk langka pemalu ini bisa diperbudak oleh keinginannya karena sesuatu rasa yang manis. Kemudian ia bisa terpikat ke pusat kota bahkan di dalam istana itu sendiri.

Teman-teman, Guru selalu mengingatkan kita untuk tidak terlalu terikat dengan tempat kita hidup, untuk semua hal yang akan berlalu. Guru mengatakan, melekat pada lingkaran kecil akan membatasi teman-teman kita dan membatasi pandangan kita yang luas. Tapi melihat berapa banyak bahaya karena keinginan sederhana untuk rasa manis, atau sensasi rasa lainnya. Lihat bagaimana hewan pemalu yang indah ini terjebak oleh tukang kebun saya, dengan mengambil keuntungan dari keinginannya akan rasa."

Tidak ingin membuat sengara 'rusa angin' itu, Raja kemudian melepaskannya ke hutan. Sejak itu 'rusa angin' itu tidak pernah kembali ke taman kerajaan, dan ia tidak akan pernah melewatkan rasa 'rumput  madu' lagi.

Demikianlah, lebih baik makan untuk hidup, daripada hidup untuk makan.

Kisah Inspirasi - Kisah Cacing yang Khawatir

Seekor burung penyanyi terbang ke hutan dan duduk di cabang pohon. Burung itu bernyanyi dengan suara merdu. Setiap hewan di hutan mendengarkannya dengan terpesona, mengapresiasi, dan mengagumi musik dari penyanyi hutan berbakat itu. Beberapa hewan yang mendengarnya bergegas datang ke tempat itu, terbuai oleh suara manis burung penyanyi itu.

Seekor cacing duduk di atas daun di cabang terendah dari pohon tempat burung itu bertengger. Dengan semua kekuatannya, cacing itu merangkak ke dalam celah dari tempat itu agar tidak bisa dilihat burung.

Melihat cacing yang mundur dengan cepat, seekor kelinci bertanya kepada cacing, "Mengapa kamu pergi, sementara kita semua mendengarkan suara merdu dari burung itu?"

Cacing berkata dengan suara lembut, "Aku melihat burung itu menatapku. Setelah selesai menyanyikan lagu, ia pasti merasa lelah dan lapar. Dari tatapannya aku melihat bahwa aku adalah camilan yang lezat. Jadi lebih baik aku pindah ke tempat yang lebih aman."

Demikianlah, kita pun harus waspada terhadap trik-trik jahat dan godaan di sekitar kita. Kita bisa mendapatkan kekuatan untuk menolak godaan besar jika kita berlatih menolak godaan kecil dengan hidup teratur dan terus-menerus dengan kekuatan doa dan iman dalam kasih Tuhan yang tak terbatas. Dan Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita untuk melawan godaan serta trik-trik jahat itu.

Kisah Inspirasi - Kisah Keluarga yang Gagal

Suatu ketika, Tom dan Alex, dua sahabat ini bertemu di sebuah kafe. Kata Tom, "Saya akan menceraikan istri saya."

Kaget dengan maksud temannya, Alex bertanya, "Mengapa? Salah siapa itu?

Kata Tom, "Lima puluh persen dari kesalahan istri saya."

"Kemudian yang lima puluh persen lagi?" tanya Alex.

Tom menjawab, "Itu adalah kesalahan ibunya!"

Seorang anak kecil sedang belajar di rumah. Ibunya sedang memasak di dapur. Anak itu bertanya, "Ibu, bisakah bercerai sebelum menikah?"

Kata Ibunya, "Tidak bisa."

Anak itu melanjutkan, "Tapi, Bu, lihat buku ini. Berikut ini perceraian muncul sebelum menikah." Sang Ibu memeriksa buku anaknya dan menjelaskan dengan senyum. Kata Ibu, "Tapi itu adalah kamus, sayang. Itu tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata."

Perbedaan pendapat dan pandangan sering dialami ketika dua orang yang berbeda hidup bersama. Masalah dapat diselesaikan dengan mudah bila dilakukan diskusi yang bebas dan jujur dalam suasana cinta.

Sebaliknya, masalah kecil dapat tumbuh dan menjadi dimensi yang lebih besar ketika orang lain terlibat di dalamnya dan memperumit situasi. Banyak pertengkaran yang dimulai dari masalah kecil, lalu menyala, hingga mengarah ke kekerasan atau perceraian.

Kebahagiaan hanya jika ada kerja sama yang erat dan saling menghormati antara pasangan. Jika tidak, lebih baik setengah menjadi bagian yang pahit. Suami-istri harus memberikan dukungan hangat satu sama lain bahkan selama masa kekecewaan, kecacatan, ketidaknyamanan, penderitaan, penyakit, atau bencana. Perkawinan adalah sumber rahmat Tuhan. Pasangan dalam perkawinan berpartisipasi dalam tindakan penciptaan Tuhan. Sikap dan tindakan mereka harus saling melengkapi dan tidak bertentangan.

Cinta dalam perkawinan adalah karunia besar dari Tuhan. Ini harus aktif sepanjang tahun. Harus aktif, tetap, terus-menerus, dan sama kuatnya selama musim-musim yang berganti sampai saat terakhir kehidupan.

Kisah Inspirasi - Pemimpin Bijaksana Selalu Mengutamakan Keselamatan Orang Lain


Alkisah, ada seekor rusa yang merupakan pemimpin dari kawanan ribuan rusa. Ia memiliki dua ekor anak jantan. Salah satunya ramping dan tinggi, dengan mata cerah, dan bulu kemerahan halus. Ia memanggilnya dengan sebutan Beauty. Sementara yang satunya berwarna abu-abu, juga ramping dan tinggi, dan dipanggil dengan Grey.

Suatu hari, setelah  mereka dewasa, ayah mereka memanggil Beauty dan Grey. Ia berkata, "Saya sekarang sudah tua, jadi saya tidak bisa melakukan semua yang diperlukan untuk menjaga kawanan besar rusa ini. Saya ingin kalian, dua anak saya yang sudah dewasa, menjadi pemimpin, sementara saya pensiun dari mencari mereka sepanjang waktu. Kita akan membagi kawanan, dan masing-masing akan memimpin 500 ekor rusa." Dan hal itu pun dilakukan oleh sang ayah.

Ketika waktu panen tiba, rusa selalu dalam bahaya. Beras berada pada titik tertinggi, dan rusa tidak bisa tidak masuk ke sawah dan memakannya. Untuk menghindari kerusakan tanaman mereka, manusia menggali lubang, mengatur senjata yang tajam di dalam tanah, dan membangun perangkap batu. Kesemuanya untuk menangkap dan membunuh rusa.

Mengetahui tentang musim ini, rusa tua yang bijaksana memanggil kedua pemimpin baru. Ia menyarankan untuk membawa kawanannya sampai ke hutan, jauh dari tanah pertanian yang berbahaya. Ia selalu menyelamatkan rusa dari yang terluka atau terbunuh. Kemudian ia akan membawa mereka kembali ke tanah yang rendah setelah panen usai.

Karena ia merasa sudah terlalu tua dan lemah untuk perjalanan, ia akan tetap berada di belakang bersembunyi. Ia mengingatkan mereka untuk berhati-hati dan melakukan perjalanan yang aman. Beauty berangkat dengan kawanannya ke hutan di pegunungan, begitu pula dengan Grey.

Para penduduk desa sepanjang jalan tahu bila rusa pindah dari tanah pertanian di dataran rendah ke daerah yang lebih tinggi. Mereka bersembunyi di sepanjang jalan dan membunuh rusa yang lewat.

Grey tidak memperhatikan nasihat bijaksana dari ayahnya. Alih-alih untuk hati-hati dan berjalan dengan aman, ia terburu-buru sampai ke hutan pegunungan yang subur. Ia berpindah-pindah tempat bersama kawanannya terus-menerus, pada malam hari, saat fajar dan senja, bahkan di siang hari bolong. Tentu saja ini jadi memudahkan orang untuk menembak rusa di kawanan Grey dengan busur dan anak panah. Banyak kawanan itu yang tewas, terluka, hingga akhirnya mati kesakitan. Grey mencapai hutan dengan hanya beberapa ekor rusa yang tersisa hidup.

Rusa Beauty cukup bijaksana untuk memahami bahaya bagi kawanannya. Ia sangat berhati-hati. Ia tahu lebih aman untuk menjauh dari desa dan dari semua manusia. Ia tahu itu tidak aman di siang hari, bahkan saat fajar atau senja. Jadi ia memimpin kawanannya hanya untuk bergerak di tengah malam. Kawanan itu tiba di hutan pegunungan dengan aman dan sehat, dan tidak ada yang tewas atau terluka.

Dua kawanan itu bertemu satu sama lain, dan tetap berada di pegunungan hingga musim panen berakhir. Kemudian mereka mulai kembali ke lahan pertanian.

Tapi rupanya Grey tidak belajar dari pengalaman pertama. Karena mulai dingin di pegunungan, ia terburu-buruk untuk sampai ke dataran rendah yang lebih hangat. Ia ceroboh seperti sebelumnya. Sekali lagi penduduk desa bersembunyi sepanjang jalan, menyerang, dan membunuh kawanan rusa Grey. Mereka semua tewas, kemudian dimakan atau dijual oleh penduduk desa. Grey menjadi satu-satunya rusa yang selamat dalam perjalanan itu.

Sama seperti sebelumnya, Beauty memimpin kawanannya dengan hati-hati. Ia membawa kembali 500 ekor rusa dengan aman. Ayah mereka yang melihat dari kejauhan, berkata, "Lihatlah rusa itu datang kembali. Beauty membawa semua kawanannya. Sementara Grey datang dengan kaki pincang dan sendirian tanpa kawanannya yang berjumlah 500 ekor. Mereka yang mengikuti pemimpin yang bijaksana, dengan kualitas yang baik, akan selalu aman. Mereka yang mengikuti pemimpin bodoh, ceroboh dan hanya  memikirkan dirinya sendiri, akan jatuh ke dalam kesulitan dan dihancurkan."

Setelah beberapa waktu, rusa tua itu meninggal. Beauty menjadi pemimpin kawanan dan hidup panjang, dicintai, dan dikagumi oleh semua.

Demikianlah, pemimpin yang bijaksana selalu mengutamakan keselamatan anak buahnya.

Kisah Inspirasi - Pola Pikir Sang Penentu Arah Kehidupan

Alkisah, sepasang anak kembar, bernama Rolando dan Ronaldo, terlahir dari keluarga yang berantakan. Ibunya seorang penjudi dan ayahnya juga penjudi dan pemabuk.

Ibu mereka lebih dahulu meninggal saat si kembar masih bayi. Ayah mereka yang menemani sampai mereka sekolah, akhirnya meninggal juga. Karena tidak memiliki keluarga yang bersedia menampung, mereka akhirnya tinggal di panti asuhan yang berbeda.

Berita mengenai nasib malang kedua bocah kembar tersebut menghiasi koran berita lokal tempat lahir mereka di negara Mexico.

40 tahun kemudian setelah kejadian tersebut, seorang pemimpin redaksi sebuah koran lokal ingin mengetahui di mana kedua bocah tersebut berada. Ia pun mengutus tim wartawan mereka untuk melakukan liputan khusus.

Tim peliput menemukan Rolando sedang berada di sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat, dan nampaknya sudah berhari-hari tidak mandi. Mereka pun mewawancarai Rolando, mengapa bisa sampai terjadi demikian.

Rolando menjawab sambil berteriak, "Aku begini karena ayahku. Apa yang bisa Anda harapkan dari anak seorang pemabuk? Inilah aku, seorang pemabuk juga! Buah 'kan jatuh tidak jauh dari pohonnya."

Sementara, tim peliput lain yang menemui Ronaldo, di kota Mexico City, sebgai seorang Direktur sebuah Perusahaan Internasional yang memiliki keluarga bahagia dan harta yang berkelimpahan.

Mereka mewawancarai Ronaldo dengan pertanyaan, "Apa yang menjadi motivasi Anda sehingga Anda bisa menjadi sehebat ini?"

"Ayahku dulu adalah seorang pemabuk dan penjudi. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa bangkit dan menjadi orang hebat, walau lahir dari keluarga pemabuk dan penjudi," kata Ronaldo.

Pola pikir dalam pikiran itulah yang menentukan ke mana arah kehidupan yang akan kita jalani. Apakah kita melihat sesuatu itu dari sisi negatif atau dari sisi positifnya, pilihan ada di tangan kita masing-masing. Jadi, tanamkan dalam pikiran kita, bahwa buah itu bisa saja jatuh jauh dari pohonnya. Tentu saja, pada akhirnya kembali pada pola pikir dan keputusan kita.

Kisah Inspirasi - Kisah Raja dengan Sehelai Rambut Abu-abu

Alkisah, ada orang-orang yang hidup lebih lama daripada yang mereka lakukan hari ini. Mereka tinggal ribuan tahun. Pada saat itu, Menjadi Pencerah lahir pada seorang bayi bernama Mahadewa. Ia tinggal 84.000 tahun sebagai anak dan putra mahkota. Pada saat cerita ini, ia telah menjadi Raja muda selama 80.000 tahun.

Suatu hari, Mahadewa berkata kepada tukang cukur kerajaan, "Jika Anda melihat rambut abu-abu di kepala saya, Anda  harus memberitahu saya segera!"

Tentu saja, tukang cukur berjanji akan melakukannya. 4.000 tahun ebrlalu, hingga Mahadewa telah menjadi raja muda untuk 84.000 tahun. Lalu suatu hari, ketika sedang memotong rambut, tukang cukur kerajaan melihat satu rambut abu-abu kecil pada kepala Raja. Maka ia berkata, "Oh, Tuan, saya melihat satu uban di kepala Anda."

Raja berkata, "Jika begitu, tariklah keluar dan taruhlah ke dalam tanganku."

Tukang cukur itu mengambil pinset emasnya, mencabut uban, dan meletakkannya di tangan raja. Pada saat itu, sebenarnya masih memiliki waktu setidaknya 84.000 tahun lagi untuk hidup sebagai Raja tua! Melihat satu uban di tangannya, ia menjadi sangat takut mati. Ia merasa kematian sudah mendekatinya, seolah-olah ia terjebak di sebuah rumah yang terbakar. Ia begitu takut, hingga keringat membahasahi punggungnya, dan ia bergidik.

Raja Mahadewa berpikir, "Oh, Raja yang bodoh, Anda telah menyia-nyiakan semua umur panjang ini dan sekarang Anda telah dekat dengan kematian. Anda tidak berusaha untuk menghancurkan keserakahan dan iri hati, hidup tanpa membencim, dan tidak menyingkirkan ketidaktahuan dengan mempelajari kebenaran dan menjadi bijaksana."

Saat berpikir itu, tubuhnya panas dan keringat terus mengalir. Lalu ia memutuskan untuk, "Ini adalah waktunya untuk menyerahkan kerajaan, mentahbiskan seorang bhikkhu, dan praktik meditasi." Berpikir begitu, ia memberikan pendapatan dari seluruh kota kepada tukang cukur. Ini sejumlah seratus ribu per tahun.

Kemudian raja memanggil anaknya yang tertua dan berkata, "Anakku, saya telah melihat uban. Saya sudah tua. Saya telah menikmati kesenangan duniawi, kekayaan, dan kekuasaan. Ketika saya mati, saya ingin terlahir kembali di surga, untuk menikmati kesenangan dari para dewa. Jadi saya akan dilantik menjadi seorang bhikku. Sekarang Anda harus bertanggung jawab terhadap negara. Saya akan menjalani kehidupan sebagai seorang biarawan di hutan."

Mendengar ini, para menteri kerajaan dan penghuni istana lainnya bertanya kepada Raja, "Mengapa Anda tiba-tiba ingin diganti?"

Raja mengangkat rambut abu-abu di tangannya dan berkata, "Saya telah menyadari bahwa rambut abu-abu ini telah menunjukkan ada tiga kehidupan, yaitu muda, usia pertengahan, dan usia tua. Rambut uban pertama itu segera mengakhiri duduk kematian di kepala saya. Rambut abu-abu seperti malaikat yang dikirim oleh dewa kematian. Oleh karena itu, hari ini adalha waktu bagi saya untuk ditahbiskan."

Orang-orang menangis mendengar berita keberangkatannya. Raja Mahadewa menyerahkan kehidupan kerajaan, pergi ke hutan, dan ditahbiskan menjadi seorang bhikkhu. Ia mempraktikkan apa yang disebut oleh orang suci "Empat pikiran serikat pikiran". Pertama adalah cinta kasih, lembut, kasih sayang untuk semua. Kedua,  adalah perasaan simpati dan kasihan bagi semua orang yang menderita. Ketiga, merasa kebahagiaan bagi semua orang yang menyenangkan. Dan keempat adalah keseimbangan dan tenang, bahkan dalam menghadapi kesulitan atau  masalah.

Setelah 84.000 tahun bermedeitasi dan melatih negara ini sebagai bhikkhu yang rendah hati, ia meninggal.

Moral dari kisah di atas adalah bahkan hidup yang panjang pun akan terlalu pendek bila hanya menjadi sampah di masyarakat.

Kisah Inspirasi - Kisah Pendaki Gunung yang Tak Percaya Suara Hati


Suatu ketika, ada seorang pendaki gunung yang sedang bersiap-siap melakukan pendakian. Di punggungnya, ada ransel dan beragam carabiner (pengait) yang tampak bergelantungan. Tak lupa tali-temali yang disusun melingkar di sela-sela bahunya. Pendakian kali ini cukup berat, persiapan yang dilakukan pun lebih lengkap.

Kini, di hadapannya menjulang sebuah gunung yang tinggi. Puncaknya tak terlihat, tertutup salju yang putih. Ada awan berarak-arak di sekitarnya, membuat tak seorangpun tahu apa yang tersembunyi di dalamnya. Mulailah pendaki muda ini melangkah, menapaki jalan-jalan bersalju yang terbentang di hadapannya. Tongkat berkait yang disandangnya, tampak menancap setiap kali ia mengayunkan langkah.

Setelah beberapa berjam-jam berjalan, mulailah ia menghadapi dinding yang terjal. Tak mungkin baginya untuk terus melangkah. Dipersiapkannya tali temali dan pengait di punggungnya. Tebing itu terlalu curam, ia harus mendaki dengan tali temali itu. Setelah beberapa kait ditancapkan, tiba-tiba terdengar gemuruh yang datang dari atas. Astaga, ada badai salju yang datang tanpa disangka. Longsoran salju tampak deras menimpa tubuh sang pendaki. Bongkah-bongkah salju yang mengeras, terus berjatuhan disertai deru angin yang membuat tubuhnya terhempas-hempas ke arah dinding.

Badai itu terus berlangsung selama beberapa menit. Namun, untunglah tali-temali dan pengait telah menyelamatkan tubuhnya dari dinding yang curam itu. Semua perlengkapannya telah lenyap, hanya ada sebilah pisau yang ada di pinggangnya. Kini ia tampak tergantung terbalik di dinding yang terjal itu. Pandangannya kabur, karena semuanya tampak memutih. Ia tak tahu dimana ia berada.

Sang pendaki begitu cemas, lalu ia berkomat-kamit, memohon doa kepada Tuhan agar diselamatkan dari bencana ini. Mulutnya terus bergumam, berharap ada pertolongan Tuhan datang padanya.

Suasana hening setelah badai. Di tengah kepanikan itu, tampak terdengar suara dari hati kecilnya yang menyuruhnya melakukan sesuatu. "Potong tali itu.... potong tali itu."

Terdengar senyap melintasi telinganya. Sang pendaki bingung, apakah ini perintah dari Tuhan? Apakah suara ini adalah pertolongan dari Tuhan? Tapi bagaimana mungkin, memotong tali yang telah menyelamatkannya, sementara dinding ini begitu terjal? Pandanganku terhalang oleh salju ini, bagaimana aku bisa tahu? Banyak sekali pertanyaan dalam dirinya. Lama ia merenungi keputusan ini, dan ia tak mengambil keputusan apa-apa...

Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki lain menemukan tubuh yang tergantung terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu tampak membeku,dan tampak telah meninggal karena kedinginan. Sementara itu, batas tubuh itu dengan tanah, hanya berjarak 1 meter saja.

Percayalah, bahwa suara hati kecil kita adalah suara Tuhan yang menolong kita.

Kisah Inspirasi - Kekuatan Doa dan Ketenangan dalam Menghadapi Bencana

Ada dua orang anak sedang duduk berbincang dengan ibunya di ruang tamu. Tiba-tiba terjadi badai besar, guntur, dan kilat yang sambar-menyambar. Keadaan sangat mencekam dan membuat mereka ketakutan. Kedua anak itu langsung mendekap Ibunya dan sang Ibu dalam kepanikan memberikan kata-kata penghiburan pada kedua anaknya.

Satu jam kemudian, badai itu reda dan keadaan kembali membaik. Hanya sedikit kerusakan terjadi pada rumah mereka. Anak pertama bertanya pada adiknya, "Apakah kamu baik-baik saja, Dik?"

Jawab adiknya, "Baik, aku dalam keadaan baik, hanya aku tadi takut sekali hingga aku terus berdoa berulang-ulang agar tidak terjadi hal-hal  buruk pada kita."

Si kakak berkata lagi, "Aku tidak berdoa apa-apa tetapi aku juga dalam keadaan baik. Jadi doa atau tidak bukan hal penting, karena tanpa doa pun kita dalam keadaan baik," sambungnya, "Ma, apakah mama tadi juga berdoa? Aku lihat mama tidak berdoa karena mama sibuk menenangkan kami agar tidak takut."

Jawab Sang Ibu, "Mama berdoa dengan melakukan pekerjaan yang terbaik yaitu menenangkan kalian. Dan  doa  yang terbaik adalah ada dalam tindakan nyata."

Kata anak yang pertama, "Apakah ketika mama berbicara untuk menenangkan kami tadi bisa dikatakan doa?"

Jawab sang Ibu, "Benar! Berdoalah dengan tindakan, bukan hanya diam saja tidak melakukan apa-apa."

Sejenak percakapan kedua anak dengan ibunya itu seperti percakapan biasa dan sering kita alami. Pandangan anak pertama p un sering ada di dalam diri kita, "tidak berdoa pun kita selamat, jadi apa artinya sebuah doa?" Anak pertama ini tidak menyadari kalau hasil dari doa yang dilakukan oleh orang lain juga berkaitan dengan dirinya, bahkan mungkin yang menyelamatkannya adalah doa dari adik dan ibunya itu.

Jika doa dari adiknya tidak ada dan adiknya hanya ketakutan serta menangis berlarian kesana-kemari maka ceritanya akan lain. Dan jika ibunya tidak melakukan tindakan untuk menenangkan kedua anaknya, maka keadaan pun akan berbicara lain. Suasana yang penuh dengan ketakutan yang mencekam dan dalam keadaan seperti itu orang akan kehilangan "arah" dan akhirnya bertindak "sembarangan" dengan berjuta pemikiran yang akan terjadi di luar rumah. Entah itu berkaitan dengan mobilnya, ayamnya, kebunnya, atau apapun  yang dipunyai dan ada di luar rumah. Maka, hasil nyata dari doa itu adalah ketenangan.

Dalam keadaan tenang, orang menjadi siaga dan tahu apa yang akan terjadi dan kecepatan bertindak menjadi lebih cepat. Maka sebenarnya yang menjadikan "kehancuran" dan "ketidakselamatan" seseorang sebenarnya bukan bencana itu tetapi rasa panik dan ketakutan akan keadaan yang terjadi. Dengan doa dan tindakan nyata dari doa, rasa panik bisa diatasi dan kebaikan pun didapatkan.

Seperti kisah Nasrudin berikut ini. Ketika itu ada wabah penyakit lewat dan bertemu dengan Nasrudin. Nasrudin bertanya, "Hendak ke manakah kau, hai wabah penyakit?"

Jawab wabah itu, "Ke kota A untuk membunuh sepuluh orang."

Setelah beberapa hari Nasrudin kembali bertemu dengan wabah itu, dan ia bertanya, "Hai, wabah, kau bilang akan membunuh sepuluh orang, tapi mengapa yang mati hingga seratus orang?"

Jawab wabah itu, "Aku hanya membunuh sepuluh orang dan yang sembilan puluh mati karena panik dan ketakutan." Nasrudin hanya bisa manggut-manggut saja.

Ketakutan dan kepanikan yang sebenarnya berbahaya dalam kehidupan ini. Seperti kisah Ibu dan anak kedua tadi, mereka berdoa untuk menenangkan suasana agar kepanikan tidak terjadi dalam rumah itu. Maka dalam menyikapi bencana dan kesulitan selalulah berdoa dan tenangkan diri, jangan biarkan kepanikan dan ketakutan, karena dengan doa dan tenang, semua bisa berjalan dengan baik.

Mari menjaga ketenangan hati dengan doa dalam keadaan apapun. Karena doa adalah cara kita bertemu dengan Tuhan.

Kisah Inspiratif - Kisah Kecemerlangan Braille

Louis Braille lahir pada 4 Januari 1809 di desa kecil Coupvray di Prancis. Ia adalah anak keempat dan bungsu dari Mr. Simon-Rene Braille, seorang pekerja kulit terampil yang membuat sepatu, harness, tali kekang, dan pelana.

Louis menyukai bermain dan bekeja dengan kulit sementara ayahnya bekerja. Tetapi anak itu tidak diperbolehkan menyentuh alat tajam yang digunakan oleh ayahnya untuk memotong dan melubangi kulit. Pada suatu hari, ketika ia berusia tiga tahun, ketika ayahnya pergi keluar dari bengkelnya untuk pekerjaan singakat, Louis mengambil penusuk tajam dan runcing dari alat kotak ayahnya dan mencoba membuat lubang di kulit meniru ayahnya bekerja. Tanpa sengaja penusuk jatuh dari tangan mungilnya dan menusuk salah satu matanya. Hingga menimbulkan cedera dan infeksi yang menyebabkan hilangnya penglihatannya. Infeksinya segera menyebar ke mata sebelahnya, dan anak malang itu benar-benar buta pada usia tiga tahun.

Meskipun ia riang, brilian dan siswa jenius, tetapi cacatnya membuatnya tidak dapat membaca atau menulis seperti rekan-rekannya di sekolah desa. Meskipun ia belajar secara hati-hati dengan mendengarkan kata-kata gurunya, tetap saja ada teman-temannya mejauhinya. Ia merasa kesepian dan bingung, tetapi karena sangat religius, ia mencari perlindungan dalam doa dan lagu-lagu. Ia sangat menyukai belajar, tetapi cacatnya adalah hambatan besar baginya.

Pada usia sepuluh tahun, ia memenangkan beasiswa untuk belajar di Institut National des Jeunes Aveugless (Institut Nasional untuk Anak-anak Buta) di Paris, yang merupakan sekolah khusus pertama bagi siswa tunanetra di dunia. Karena ia sangat berbakat dalam musik, ia belajar untuk bermain organ dan cello. Ia biasa bermain organ di beberapa gereja dan penampilannya dikagumi secara luas.

Ia memiliki tujaun besar dan mimpi dalam hidupnya. Pada usia 12, ia memulai misi barunya, untuk menciptakan sebuah sistem yang memungkinkan orang buat bisa membaca dan menulis. Ia mempunyai konsep, jika tulisan-tulisan bisa dirasakan oleh ujung jari, maka orang buta bisa membaca dengan mudah. Dengan menggunakan penusuk kulit yang membuatnya buta, ia bereksperimen dengan sistem "titik timbul" di atas kertas untuk mewakili huruf abjad dan tanda baca umum. Ia berhasil menyelesaikan sistem "titik timbul"nya di usia lima belas. Ia bertindak sebagai guru dari para orang buta tempat di mana ia sekolah. Ia bertekad, berdedikasi, dan positif. Ia dikagumi oleh semua rekan dan murid-muridnya.

Sistem yang ditemukan oleh Louis Braille memiliki serangkaian titik timbul. Setiap huruf dibentuk dengan menaikkan titik tertentu dari total enam titik yang diatur dalam persegi panjang yang terdiri dari dua kolom dengan tiga titik masing-masing. Ia memperluas sistem tersebut untuk mengakomodasi notasi musik dan matematika.

Sekarang, sistem Braille tersedia dalam sejumlah besar bahasa dan digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk operasi yang dibantu oleh komputer. Ini adalah anugerah besar bagi orang buta. Karya Braille telah membentuk kehidupan jutaan orang buta dan memungkinkan mereka untuk menjalani kehidupan yang produktif, serta kehidupan yang bermartabat. Louis Braille meninggal pada usia 43 tahun, pada 6 Januari 1852.

Sumbangan luar biasa dari Braille memberikan visi dan misi bagi jutaan orang cacat. Dengan tekad dan upayanya yang tak kenal lelah, mereka juga dapat bekerja secara ajaib dan melayani masyarakat.

Dalam kehidupan kita, masalah, penderitaan, dan kegagalan mungkin sering kita alami. Bila kita mengkhawatirkan tentang itu, maka kita akan merasa putus asa. Kita tidak harus membiarkan masalah mengalahkan kita atau mengubur kita. Kita harus membawanya, langkah demi langkah, menggunakan setiap kegagalan sebagai batu loncatan dan bukan sebagai batu sandungan. Mari kita percaya pada Tuhan yang akan membimbing kita melalui semua masalah kita.

Hidup kita seperti perahu, berlayar melalui lautan dunia. Kita bisa terancam oleh prahara masalah dan godaan. Tetapi kita bisa berlayar dengan aman jika iman kita kuat. Tuhan memiliki kekuatan akan alam ini. Dia bisa memberi kita tes dan uji coba sehingga kita dapat lebih bertumbuh dan lebih kuat, tetapi ia tidak pernah meninggalkan kita selama masa sulit. Ia selalu bersama kita melalui sukacita dan air mata sepanjang hidup kita.

Kisah Inspiratif - Kisah Pangeran yang Keseratus

Alkisah, ada seorang Raja yang memiliki seratus anak. Yang termuda, yaitu anak yang keseratus, adalah Pangeran Gamani. Ia sangat energik, sabar, dan baik hati.

Semua anak-anak Raja dikirimkan untuk diajarkan oleh Guru. Pangeran Gamani, meskipun ia adalah anak keseratus, cukup beruntuk memiliki guru yang terbaik. Ia mendapatkan pembelajaran dan Guru paling bijaksana dari semua. Ia seperti seorang ayah untuk Pangeran Gamani, yang mencintai, menghormati, dan mematuhinya.

Setelah mereka dewasa, kebiasaan Raja untuk mengirim setiap pangeran yang sudah belajar ke provinsi yang berbeda. Mereka di sana mengembangkan bagaimana memerintah negara dan membantu orang-prang. Ketika Pangeran Gamani sudah cukup dewasa untuk melaksanakan tugas ini, ia pergi ke gurunya dan bertanya provinsi mana yang bisa dimintanya. Tetapi sang Guru menjawab, "Jangan pilih provinsi manapun. Sebaliknya, katakan kepada ayahmu, Sang Raja, bahwa jika ia mengirimkanmu, anak ke seratusnya, ke provinsi lain, maka tidak akan ada anak yang tersisa untuk melayaninya di kota kelahiran ini." Pangeran Gamani mematuhi gurunya, dan ayahnya senang atas kebaikan dan kesetiaannya.

Lalu pangeran pergi lagi menemui gurunya dan bertanya, "Bagaimana saya bisa melayani ayah dan orang-orang di ibu kota ini?"

Guru yang bijaksana menjawab, "Tanyakan pada Raja untuk membiarkan Anda menjadi orang yang mengumpulkan biaya dan pajak, lalu mendistribusikan manfaatnya kepada masyarakat. Jika ia setuju, maka laksanakan tugas ini dengan jujur dan adil, dengan energi dan kebaikan."

Sekali lagi sang pangeran mengikuti saran gurunya. Raja senang karena bisa mempercayai anak keseratusnya, karena dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Ketika Pangeran melakukan tugas sulit untuk mengumpulkan biaya dan pajak, Pangeran muda itu selalu lembut, adil, dan jujur. Ketika ia mendistribusikan makanan kepada mereka yang lapar dan barang lain untuk  yang memerlukan, ia selalu murah hati, baik, dan simpatik. Sehingga, Pangeran Keseratus ini mendapatkan rasa hormat dan kasih sayang dari warganya.

Tibalah waktunya Raja di ujung usianya. Penasihatnya bertanya, siapa yang harus menjadi raja berikutnya. Ia mengatakan bahwa semua anak-anaknya yang berjumlah seratus memiliki hak untuk menggantikannya. Itu harus diserahkan kepada warga.

Setelah Raja mangkat, semua warga setuju untuk menunjuk Pangeran keseratus, menjadi Raja mereka berikutnya. Karena kebaikannya, mereka telah memahkotai sebagai Raja Gamani yang Benar.

Tentu saja, ke-99 saudaranya yang lebih tua yang mendengarnya, merasa terhina. Karena iri dan marah, mereka bersiap-siap untuk perang. Mereka mengirim pesan keapda Raja Gamani, yang isinya, "Kami semua lebih tua dari Anda. Negara tetangga akan menertawakan kita jika kita diperintah oleh Pangeran keseratus. Serahkan Kerajaan atau kita akan berperang!"

Setelah menerima pesan tersebut, Raja Gamani membawanya kepada Gurunya yang sudah tua, dan meminta nasihatnya. Kata Sang Guru, "Katakan kepada mereka, Anda menolak untuk berperan melawan saudara-saudara sendiri. Katakan kepada mereka, A nda tidak akan membantu mereka membunuh orang yang tidak bersalah yang telah datang untuk cinta. Katakan kepada mereka, bahwa sebaliknya, Anda membagi kekayaan Raja di antara seratus pangeran. Lalu, kirimlah kepada mereka masing-masing bagiannya." Sekali lagi, Raja Gamani mematuhi gurunya.

Sementara itu ke-99 saudara tua Raja Gamani telah membawa pasukan tentara mereka masing-masing mengelilingi ibukota kerajaan. Ketika mereka menerima pesan Raja dan porsi kecil dari harta kerajaan, mereka mengadakan pertemuan. Mereka memutuskan bahwa setiap bagian sangat kecil itu hampir tidak berarti. Oleh karena itu, mereka tidak akan menerimanya.

Tetapi kemudian, mereka menyadari, bahwa dengan cara yang sama, jika mereka bertempur dengan Raja Gamani, dan kemudian Kerajaan itu sendiri akan dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang tidak berharga. Setiap bagian kecil dari kerajaan, meskipun besar, akan lemah dalam menghadapi setiap kerajaan lain yang tidak ramah. Sehingga, mereka mengirim kembali bagian-bagian mereka dari harta kerajaan sebagai korban perdamaian, dan menerima pemerintahan Raja Gamani.

Raja senang, dan mengundang saudara-saudaranya ke istana untuk merayakan perdamaian dan kesatuan Kerajaan. Ia menghibur saudaranya dengan cara yang paling sempurna, dengan kemurahan hati, percakapan yang menyenangkan, memberikan instruksi untuk keuntungan mereka, dan memperlakukan mereka dengan sopan.

Dengan cara ini, Raja dan ke-99 saudaranya menjadi lebih dekat sebagai teman daripada sebagai saudara. Mereka saling mendukung satu sama lain. Hingga akhirnya dikenal ke semua negara-negara tetangganya, sehingga tidak ada yang mengancam kerajaan atau rakyatnya. Setelah beberapa bulan, ke-99 Pangeran itu kembali ke provinsi mereka masing-masing.

Raja Gamani pun mengundang Guru tuanya yang bijaksana untuk tinggal di istana. Ia memberinya banyak hadiah. Ia membuat perayaan untuk Guru yang dihormatinya, dan mengatakan kepada penghuni istana, Aku, yang merupakan Pangeran keseratus, di antara seratus pangeran yang layak, berutang budi atas keberhasilanku kepada Guru atas nasihatnya yang bijak serta murah hati, dan memahamiku. Bahkan untuk persatuan dan kekuatan Kerajaan, kita berutang kepada Guru tercintaku."

Dari kisah di atas, kita dapat mengambil hikmah, bahwa satu lebih layak daripada yang seratus kali lipat karena mengikuti saran Guru yang bijaksana.

Kisah Inspiratif - Kisah si Pembuat Harga


Alkisah, ada seorang raja yang memerintah di sebuah kerajaan. Salah satu menterinya disebut Pembuat Harga, dan ia adalah orang yang sangat jujur. Tugasnya adalah menentukan harga yang adil bila raja ingin membeli atau menjual sesuatu.

Pada beberapa kesempatan, Raja tidak suka harga yang dibuat oleh menterinya. Karena Raja tidak mendapatkan keuntungan besar yang diinginkannya. Ia tidak ingin membayar begitu  banyak ketika ia membeli, atau menjual apa yang dipikirnya cukup. Jadi ia memutuskan untuk mengganti menteri Pembuat Harga.

Suatu hari Raja melihat seorang pria yang muda dan tampak baik, pikirnya, "Orang ini akan baik untuk menggantikan posisi si Pembuat Harga."

Maka Raja menghentikan menteri Pembuat Harga yang jujur, dan menunjuk pria itu menggantikannya.

Pria itu  berpikir, "Aku harus membuat Raja bahagia dengan membeli dengan harga yang sangat rendah dan menjual dengan harga yang sangat tinggi." Maka pria ini membuat harga sesukanya, tanpa peduli sampa sekali apakah itu layak atau tidak. Raja yang serakah memperoleh banyak uang, dan ia merasa sangat bahagia. Sementara itu, semua orang lain yang berurusan dengan Pembuat Harga yang baru, termasuk menteri raja  yang lain dan orang-orang biasa, menjadi sangat tidak bahagia.

Suatu hari, seorang pedagang kuda tiba di Kerajaan untuk menjual 500 ekor kuda. Raja mengundang pedagang datang ke istana dan memanggil si Pembuat Harga untuk menetapkan harga untuk semua kuda itu. Hanya berpikir untuk menyenangkan raja, si Pembuat Harga berkata, "Seluruh kuda ini hanya bernilai satu cangkir beras." Maka Raja memerintahkan memberikan harga satu cangkir beras dibayarkan kepada penjual kuda, dan semua kuda dibawa ke kandang kerajaan.

Tentu saja pedagang kuda menjadi marah, tapi ia tidak bisa melakukan apapun saat itu. Kemudian ia mendengar tentang mantan Pembuat Harga, yang memiliki reputasi sangat adil dan jujur. Jadi ia mendatanginya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Ia ingin mendengar pendapat mantan Pembuat Harga itu untuk mendapatkan harga yang tepat dari Raja.

Mantan Pembuat Harga itu berkata, "Jika Anda melakukan apa yang kukatakan, Raja akan menilai sendiri kuda-kuda itu. Kembalilah ke Pembuat Harga dan berikan ia hadiah yang berharga. Mintalah ia memberitahu nilai satu cangkir beras, di hadapan raja. Jika ia setuju, datang dan beritahu saya. Saya akan pergi dengan Anda untuk Raja."

Mengikuti saran itu, pedagang kuda kembali ke Pembuat Harga dan memberinya hadiah yang berharga. Hadiah itu membuat si Pembuat Harga bahagia, sehingga ia melihat nilai yang menyenangkan Pembuat Kuda. Kemudian pedagang kuda berkata, "Saya sangat senang dengan evaluasi harga sebelumnya. Tolong yakinkan Raja berapa nilai satu cangkir beras?"

Pembuat Harga yang baru itu berkata, "Mengapa tidak? Saya akan menjelaskan nilai satu cangkir beras, bahkan di hadapan Raja."

Pembuat Harga berpikir bahwa  pedagang kuda itu puas dengan keterangan cangkir berasnya. Ia menyusun rencana untuk bertemu kembali dengan Raja, karena pedagang itu akan segera pergi. Pedagang itu kemudian melaporkan ke mantan Pembuat Harga, dan mereka pergi bersama-sama untuk meilhat raja.

Semua menteri raja dan istana penuh. Pedagang kuda berkata kepada Raja, "Tuanku, saya mengerti bahwa di negara Anda ini, seluruh kuda saya yang berjumlah 500 ekor bernilai satu cangkir beras. Sebelum saya meninggalkan tempat ini, saya ingin tahu berapa nilai satu cangkir beras di kerajaan ini."

Raja beralih ke Pembuat Harga dan berkata, "Berapa nilai satu cangkir beras?"

Pembuat Harga yang bodoh itu, untuk menyenangkan Raja, sebelumnya menilai sejumlah kuda itu dengan satu cangkir beras. Sekarang, setelah menerima suap dari pedagang kuda, ia ingin menyenangkannya juga. Jadi, ia menjawab kepada Raja, dengan cara yang paling bermartabat, jawabnya, "Paduka, satu cangkir beras senilai kota ini, bahkan termasuk istri Anda sendiri, serta semua pinggiran kota. Dengan kata lain, itu senilai seluruh kerajaan ini."

Mendengar hal ini, para menteri kerajaan dan orang-orang bijak di istana mulai tertawa, dan memukul tangan orang yang di sampignnya. Ketika mereka sedikit tenang, mereka mengatakan, "Sebelumnya kami mendengar bhawa kerajaan ini tak ternilai harganya. Sekarang kita mendengar bahwa kerajaan ini, dengan istana dan rumah-rumah, bernilai hanya secangkir beras! Keputusan Pembuat Harga benar-benar aneh! Di mana Yang Mulia menemukan orang seperti itu? Ia baik hanya untuk menyenangkan Raja saja, bukan membuat harga yang wajar untuk seorang pedagang yang menjual kuda dari satu  negara ke negara lain.

Mendengar tawa seluruh penghuni istananya, kata-kata menteri dan penasihatnya, Raja merasa malu. Ia kemudian memberikan kembali kedudukan kepada mantan Pembuat Harga. Ia setuju untuk harga yang adil bagi seluruh kuda, seperti yang ditetapkan oleh Pembuat Harga yang jujur. Setelah pelajaran ini, Raja dan kerajaannya hidup adil dan makmur.

Kisah Inspirasi - Karena Rajin dan Selalu Bersyukur

Alkisah, seorang penasihat raja sedang dalam perjalanan menuju pertemuan dengan raja dan penasihat lainnya. Dari sudut matanya, ia melihat tikus mati di pinggir jalan.

Ia mengatakan kepada orang-orang yang pergi bersamanya. "Bahkan dari awal yang kecil seperti tikus mati ini, anak muda yang energik bisa membangun sebuah keberuntungan. Jika ia bekerja keras dan menggunakan kecerdasannya, ia bisa memulai bisnis dan membantu istri serta keluarganya."

Seseorang yang sedang lewat mendengar komentar itu. Ia tahu bahwa itu adalah penasihat raja yang terkenal, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti kata-katanya. Ia mengambil tikus mati itu. Mungkin nasib baik untuk pria itu, seorang penjaga toko menghentikannya. Katanya, "Kucing saya telah mengganggu saya sepanjang pagi. Saya akan memberikan dua koin untuk tikus itu."

Dengan uang dua koin itu, ia membeli kue-kue manis, dan menggelarnya di pinggir jalan, ia juga menyediakan air. Seperti yang diharapkannya, beberapa orang pemetik bunga kembali dari kerja. Karena mereka lapar dan haus, mereka membeli kue-kue manis dan air dengan menukarnya seikat bunga dari mereka. Pada malam hari, pria itu menjual bunga ke kota. Dengan sebagian uang yang diperolehnya, ia membeli kue manis dan kembali keesokan harinya untuk menjualnya kepada pemetik bunga.

Hal itu berlangsung beberapa waktu, hingga terjadi badai yang mengerikan disertai hujan lebat dan angin kencang. Saat berjalan ke taman kesayangan Raja, pria itu melihat banyak ranting pohon yang patah. Maka ia menawarkan diri kepada tukang kebun raja untuk membersihkan itu. Tukang kebun yang malas dengan cepat menyetujuinya. Pria itu melihat beberapa anak bermain di taman seberang jalan. Mereka senang mengumpulkan ranting-ranting patah untuk bermain. Nah, untuk ini, pria itu memberikan satu kue manisnya untuk setiap anak.

Datanglah pembuat gerabah raja, yang selalu menggunakan kayu bakar untuk ovennya. Ketika ia melihat tumpukan kayu yang baru saja dikumpulkan, ia membayar pria itu untuk ranting-ranting itu. Ia bahkan memberikan beberapa gerabahnya.

Dengan keuntungannya dari menjual bunga dan kayu bakar, pria itu membuka toko minuman. Suatu hari, seorang pemotong rumput yang sedang dalam perjalanan ke kota, berhenti di tokonya. Pria itu memberi kue-kue manis dan minuman secara gratis. Karena terkejut akan kemurahan hatinya, mereka bertanya, "Apa yang bisa kami lakukan untuk Anda?" Pria itu menjawab tidak ada yang mereka lakukan sekarang, tapi mereka akan tahu di masa depan.

Seminggu kemudian, ia mendengar bahwa ada penjualan kuda datang ke kota dengan 500 kuda. Pria itu menghubungi pemotong rumput untuk masing-masing memberinya seikat rumput. Ia pun menjual rumput itu kepada penjual kuda.

Waktu berlalu hingga suatu hari, di toko minuman, beberapa pelanggan mengatakan kepadanya bahwa kapal baru dari negara asing baru saja berlabuh di pelabuhan. Pria itu melihat sebuah kesempatan menunggu. Ia memikirkan sebuah rencana bisnis.

Pertama, ia pergi ke seorang teman yang menjual perhiasan, lalu membeli dengan harga rendah sebuah cincin emas, dengan rubi merah. Ia tahu bahwa kapal asing itu  berasal dari negara yang tidak memiliki batu rubi sendiri dan emas juga mahal. Lalu ia memberikan cincin itu kepada kapten kapal sebagai uang muka komisinya. Kemudian kapten kapal bersedia mengantarkan semua penumpangnya kepada pria itu. Pria itu mengajak penumpang kapal berjalan-jalan di kota dan mengajak mereka ke toko-toko yang terbaik. Untuk itu, pria itu mendapatkan komisi dari pemilik toko karena telah mengantarkan para penumpang kapal ke tokonya.

Beberapa kali demikian, hingga pria ini menjadi sangat kaya. Karena senang dengan keberhasilannya, ia ingat bahwa itu semua bermula dari kata-kata penasihat raja yang bijaksana. Jadi ia memutuskan untuk memberinya hadiah 100.000 koin emas. Ini adalah setengah dari seluruh kekayaannya. Ia mengatur pertemuan dengan penasihat raja itu dan memberinya hadiah serta mengucapkan terima kasih.

Penasihat raja itu kagum, ia bertanya, "Bagaimana Anda mendapatkan begitu banyak kekayaan hingga bermurah hati memberi hadiah sebesar ini?" Pria itu menjawab bahwa semuanya dimulai dari kata-kata penasihat itu sendiri. Ia mulai menceritakan dari awal tikus mati, kucing lapar, kue-kue manis, dst, hingga akhirnya ia mendapat keberuntungan besar.

Mendengar semua itu, penasihat kerajaan berpikir, "Rasanya tidak baik kehilangan orang yang berbakat seperti pria energik ini. Saya juga punya banyak kekayaan, serta putri tercinta saya. Karena orang ini masih jomblo, ia layak untuk menikahi putri saya. Kemudian ia bisa mewarisi kekayaan saya selain punyanya sendiri. Dan putri saya pun akan dirawat dengan baik."

Demikianlah terjadi. Setelah penasihat kerajaan yang bijaksana itu meninggal, pria itu menjadi orang terkaya di kota. Raja menunjuknya sebagai penasihatnya. Dan sepanjang hidupnya, pria itu murah hati memberikan uang untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak orang.

Kisah Inspirasi - Mencintai Seperti Garam


Seorang raja memiliki tiga anak perempuan. Ia ingin menguji cinta mereka kepadanya. Raja memanggil mereka dan bertanya kepada mereka, "Katakan betapa kau mencintaiku."

Putri sulung Raja berkata, "Ayah, aku mencintaimu seperti perhiasan." Raja sangat senang karena dengan jawaban putrinya, karena Raja sangat menyukai emas dan permata. Apalagi ia memiliki koleksi besar perhiasan indah di istananya.

Putri kedua berkata, "Ayah, aku mencintaimu seperti anggur terbaik!" Raja senang mendengar ini karena Raja kecanduan anggur dan minuman beralkohol lainnya.

Kemudian putri bungsu Raja menjawab, "Ayah, aku mencintaimu seperti garam."

Raja marah mendengar jawaban itu. Dengan marah, ia berteriak, "Apa maksudmu? Garam adalah sesuatu yang tidak berguna, mudah, dan biasa kau temukan bahkan di daerah kumuh miskin di kerajaanku. Aku tahu kau tidak mencintaiku. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Pergilah!"

Saat keluar dari istana, putri bungsu ini bertemu dengan koki istana. Ia meminta agar koki istana tidak memberikan garam pada semua hidangan yang akan disajikan selama pesta kerajaan dan pada hari selanjutnya. Koki tua yang sangat mencintai putri bungsu karena kesederhanaannya, rendah hati, dan lugu ini melakukan apa yang diperintahkan kepadanya.

Saat pesta kerajaan, Raja mencicipi hidangan favorit dan berteriak keras, "Apa ini?  Ini sama sekali tidak ada rasanya!" Ia memanggil koki istana dan menanyainya. Koki bijaksana itu menjawab, "Oh, Pak, saya takut untuk memasukkan garam ke dalam masakan kerajaan karena kemarin Anda menyatakan bahwa garam adalah sebuah benda yang tidak berguna dan hanya biasa saja. Saya menghindari itu."

Raja mendapatkan pelajaran. Ia menyadari pentingnya garam dan meminta putri bungsu untuk memaafkannya karena pernyataan keras dan perilakunya. Ia memahami sejauh mana cinta putri bungsunya kepadanya.

Garam itu penting dan sangat diperlukan bagi umat manusia dalam berbagai cara. Garam membuat rasa makanan menjadi lebih menyenangkan dan lezat. Tanpa garam, makanan menjadi hambar. Rasa makanan begitu mudah dirasakan. Garam juga mempertahankan makanan lebih awet dan mencegah pembusukan. Garam larut dalam air dan bercampur sepenuhnya dengan makanan. Kehadirannya tak terlihat di piring dibandingkan dengan rempah-rempah lain seperti cabai dan kunyit yang memberi warna mencolok yang membuatnya lebih terlihat.

Bila kita menjadi garam di bumi adalah berarti kita harus berbaur secara bebas dengan orang lain dan menambah 'rasa' bagi kehidupan setiap orang untuk menambah damai, persaudaraan, dan sukacita dalam melayani masyarakat.

Kisah Inspirasi - Cara Benar dalam Berpikir


Alkisah, dua orang pedagang saling berteman. Keduanya bersiap-siap untuk perjalanan bisnis menjual barang dagangan masing-masing. Mereka pun memutuskan untuk melakukan perjalanan bersama-sama.

Mereka sepakat, karena masing-masing memiliki sekitar 500 keranjang, dan mereka pergi ke tempat yang sama di sepanjang jalan yang sama, maka akan terlalu ramai jika pergi pada waktu yang sama.

Maka salah seorang memutuskan bahwa lebih baik untuk pergi yang pertama. Ia pikir, "Jalan tidak akan berakar dengan gerobak, lembu bisa memilih rumput yang terbaik, kita akan menemukan buah dan sayuran yang terbaik untuk dimakan, orang-orang akan menghargai kepemimpinan saya, dan pada akhirnya saya bisa melakukan tawar-menawar dengan harga terbaik."

Sementara, pedagang yang satunya, yang dianggap hati-hati, menyadari ada keuntungannya pergi di urutan kedua. Ia berpikir, "Gerobak teman saya akan meratakan tanah sehingga kita melakukan perjalanan pada jalan yang mulus, lembu jantan itu akan makan rumput yang tua dan tender baru akan bermunculan. Dengan cara yang sama, mereka akan memilih buah-buahan dan sayuran tua dan yang segar akan dikeluarkan untuk kita nikmati. Saya tidak perlu membuang-buang waktu untuk menawar ketika saya bisa mengambil harga yang sudah ditetapkan dan mengambil keuntungan saya."

Jadi ia setuju untuk membiarkan temannya pergi lebih dulu. Teman ini yakin bahwa temannya tertipu olehnya dan ia mendapatkan yang terbaik dari temannya, sehingga temannya pun berangkat terlebih dahulu.

Pedagang  yang pertama pun berangkatlah. Ia  bersama dengan anak buahnya tiba di padang gurun yang disebut Waterless Desert, yang menurut orang setempat sering dihantui oleh setan. Ketika pedagang itu tiba di tengah gurun, mereka bertemu kelompok besar yang datang dari arah berlawanan. Gerobak mereka beroleskan lumpur dan meneteskan air. Mereka memiliki teratai dan lili air di tangan dan di gereobak mereka.

Pria pemimpin mereka mengatakan kepada pedagang itu, "Mengapa Anda membawa air sebagai beban beratmu? Dalam waktu singkat Anda akan mencapai oasis di bawah cakrawala itu dan banyak air yang bisa diminum dan kurma untuk makan lembu yang telah lelah menarik gerobak yang berat karena air tambahan. Jadi, buanglah air itu dan berbuat baiklah kepada binatang yang sudah bekerja pada Anda."

Meskipun para pembantunya telah mengingatkan pedagang itu, ia tidak menyadari bahwa itu bukan orang sungguhan, tapi setan yang menyamar. Akhirnya pedagang itu mengikuti sarannya, dan mengosongkan tempat air.

Ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka tidak menemukan oasis atau air sama sekali. Barulah mereka menyadari bahwa mereka telah tertipu oleh setan, dan mulai menggerutu menuduh pedagang itu. Pada akhir hari, semua orang mulai kelelahan. Lembu mereka terlalu lemah karena kekurangan air untuk menarik gerobak mereka. Semua orang dan hewan itu pun akhirnya mati. Tinggallah tulang-tulang mereka berserakan di tempat itu.

Beberapa bulan kemudian, pedagang kedua memulai perjalanannya melalui jalan yang sama dengan pedagang pertama. Ketika ia tiba di padang gurun, ia mengumpulkan semua pembantunya dan mengatakan, "Ini disebut Waterless Desert dan kita telah mendengar bahwa banyak setan dan hantu berkeliaran. Oleh karena itu kita harus berhati-hati. Mungkin saja ada tanaman beracun, atau air yang tak layak minum. Jangan minum air setempat tanpa bertanya pada saya."

Di tengah jalan padang guru, dengan cara yang sama seperti dilakukan pada pedagang pertama, mereka bertemu dengan setan yang menyamar. Ia mengatakan kepada mereka bahwa oasis dekat-dekat sini dan mereka harus membuang air mereka. Tapi pedagang ini cukup bijaksana untuk melewati setan itu begitu saja. Rasanya tidak masuk akal ada sebuah oasis di tempat yang disebut waterless desert. Apalagi terlihat mata mereka melotot merah dan bersifat agresif, sehingga pedagang itu menduga mungkin mereka itu setan.

Pedagang itu mengatakan kepada mereka untuk segera meninggalkannya, "Kami adalha orang bisnis yang tidak membuang air baik sebelum kita tahu dari mana air berikutnya berasal."

Lalu ia berkata kepada para pembantunya dan orang lain yang mengikutinya, "Jangan percaya, sampai kita benar-benar menemukan air. Oasis yang mereka tunjuk mungkin hanya ilusi atau fatamorgana. Apakah Anda pernah mendengar air ditemukan di Waterless Desert? Apakah Anda merasa ada hujan angin atau  melihat awan badai?"

Mereka menjawab, "Tidak," dan pedagang itu melanjutkan, "Jika kita percaya dengan orang asing ini dan membuang air kita, kemudian kita tidak memiliki apapun untuk diminum, maka kita akan lemah dan haus. Dan ini akan membuat setan mudah menyatroni kita. Sampai kita benar-benar menemukan air, jangan buang meski setetes!"

Akhirnya pedagang kedua dan rombongannya ini tiba di tempat pedagang pertama dan rombongannya mati. Mereka hanya menemukan gerobak dan tulang manusia serta hewan tergeletak di sekitarnya. Akhirnya mereka mengambil barang-barang yang masih tersisa dari pedagang pertama untuk mereka bawa. Mereka pun selamat dalam perjalanan dan kembali ke rumah dengan selamat sehingga keluarga mereka bisa menikmati keuntungan dari berdagang itu.

Demikianlah, seseorang harus selalu cukup bijaksana untuk tidak tertipu karena bicara rumit dan penampilan palsu.

Kisah Inspirasi - Kisah Keserakahan dan Kejujuran


Alkisah, ada dua pedagang yang menjual panci, wajan, dan pernak-pernik buatan tangan. Mereka sepakat untuk membagi kota menjadi dua wilayah untuk mereka berjualan. Mereka juga sepakat, bila seseorang melewati wilayahnya, maka yang lainnya mencoba untuk menjual di wilayah yang pertama.

Suatu hari, ketika salah satu dari mereka sedang di berdagang, seorang gadis kecil yang miskin melihatnya dan meminta neneknya untuk membeli gelang yang dijual. Neneknya menjawab, "Bagaimana kia bisa orang miskin membeli gelang?"

Gadis kecil itu berkata, "Karena kita tidak punya uang, kita bisa memberikan piring tua yang berjelaga hitam kita itu."

Wanita tua itu setuju untuk mencobanya, jadi ia mengundang pedagang itu masuk ke rumahnya.

Pedagang itu melihat bahwa orang ini sangat miskin dan tidak bersalah, jadi ia tidak ingin membuang waktu dengan mereka. Meskipun wanita tua itu memohon kepadanya, ia bilang bahwa ia tidak punya gelang yang mampu dibeli wanita tua itu. 

Lalu wanita itu berkata, "Kita memiliki piring tua yang tidak berguna bagi kita, dapatkah itu untuk membeli gelang?"

Pedagang itu mengambilnya dan sambil memeriksa piring itu, ia menggaruk bagian bawah piring. Yang mengejutkan, ia melihat di bawah jelaga hitam, ternyata itu piring emas! Tapi ia tidak ingin nenek tua dan gadis miskin itu mengetahuinya. Sebaliknya, ia bermaksud untuk menipu orang miskin itu sehingga ia bisa mendapatkan piring emas itu. Katanya, "Ini tidak layak untuk membayar satu gelang. Tidak ada nilainya. Saya tidak ingin ini!" Ia pun meninggalkan rumah itu, berpikir bahwa ia akan kembali kemudian untuk mendapatkan piring itu.

Sementara pedagang lainnya, setelah selesai berkeliling kota, ia ke tempat yang sudah dikelilingi oleh pedagang pertama karena mereka telah sepakat. Ia berakhir di rumah yang sama. Sekali lagi gadis kecil yang miskin itu memohon kepada neneknya untuk menukar piring tua dengan sebuah gelang. Wanita tua itu melihat bahwa ini adalah pedagang yang baik, pikirnya, "Ia orang baik, tidak berbicara kasar seperti pedagang pertama."

Maka, nenek itu menyuruhnya masuk dan menawarkan untuk menukar piring berjelaga hitam dengan satu gelang. Ketika pedagang itu memeriksanya, ia juga melihat bahwa piring itu terbuat dari emas murni! Ia berkata kepada wanita tua itu, "Semua barang saya dan semua uang saya tidak layak untuk piring emas ini, Nyonya!"

Tentu saja, wanita tua itu terkejut. Tapi ia sekarang tahu bahwa pedagang itu memang orang baik dan jujur. Maka ia mengatakan bahwa ia akan senang menerima apapun yang bisa ditukar untuk itu. Pedang itu berkata, "Aku akan memberikan semua panci, wajan, dan pernak-pernik, ditambah semua uang saya, jika Anda akan tetap membiarkan saya dengan delapan koin dan tidak bisa dibandingkan dengan piring emas itu."

Perdagangan antara mereka pun terjadi. Kemudian pedagang itu pergi ke sungai, ia membayar delapan koin untuk kapal feri yang akan menyeberangkannya.

Pada saat itu penjual yang serakah telah kembali. Ia sudah membayangkan keuntungan besar yang akan didapatnya. Ketika ia bertemu dengan gadis kecil dan neneknya lagi, ia mengatakan bahwa ia telah berubah pikiran dan bersedia untuk menawarkan beberapa sen, tapi bukan salah satu dari gelangnya, tetapi untuk piring tua hitam berjelaga itu. Wanita tua itu dengan tenang mengatakan kepada pria itu bahwa sudah terjadi perdagangan dengan pedagang yang jujur. Katanya, "Tuan, Anda telah berbohong kepada kami."

Pedagang yang serakah tidak mau ketahuan berbohong, tetapi ia sedih karena pikirnya, "Saya sudah kehilangan piring emas yang bernilai ratusan ribu." Lalu ia bertanya kepada wanita tua itu, "Ke mana ia pergi?" Wanita tua itu menunjukkan kepadanya arah perginya pedagang yang jujur tadi. Lalu pedagang ini meninggalkan sesuatunya di rumah wanita tua itu dan berlari ke sungai lalu berteriak, "Ia merampok saya! Ia merampok saya! Ia tidak akan bisa lari dari saya!"

Dari sisi sungai ia melihat pedagang jujur masih menyeberang di atas kapal feri. Ia berteriak kepada anak buah kapal, "Kembalilah!" Tetapi pedagang yang jujur menyuruhnya untuk terus berjalan, dan itulah yang dilakukannya.

Melihat bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa, pedagang yang serakah itu meledak marah. Ia melompat-lompat, memukul-mukul dadanya. Ia menjadi begitu penuh dengan kebencian terhadap pedagang yang jujur itu, yang telah mendapatkan piring emas itu. Tak berapa lama, ia mendapatkan serangan jantung dan meninggal di tempat!

Demikianlah, kejujuran adalah kebijakan yang terbaik. Bahwa kita harus setia dan jujur dalam setiap tindakan, baik besar dan kecil.

Kisah Inspirasi - Kesimpulan Masuk Akal untuk Keputusan yang Bijaksana


Seorang raja memiliki seorang putri tunggal yang cantik dan cerdas. Ketika putrinya tumbuh dewasa, Raja mengumumkan bahwa ia akan menikahkan putrinya dengan seorang pangeran yang bisa membuktikan kebijaksanaan dalam tes yang akan diadakan di istananya.

Pada hari yang ditentukan, sejumlah pangeran dari berbagai kerajaan datang ke istana. Mereka berharap dapat menikahi sang putri dan menjadi pewaris tahta.

Para pangeran itu berkumpul di aula kerajaan dan memperkenalkan diri. Tiba-tiba seluruh tempat itu penuh dengan suara merdu burung. Raja lalu mengajak pangerang ke ruangan sebelah di mana terdapat suara burung. Dua kandang digantung pada atap salah satu ujung lorong. Para pangeran melihat burung-burung itu dari ujung lorong lain.

Setelah beberapa saat, kicau burung berhenti. Raja memimpin pangeran ke sangkar dan menunjukkan pada mereka burung yang dimaksud. Salah satunya adalah burung beo yang sangat indah dan berwarna-warni dengan bulu yang halus dan menarik. Yang lainnya lagi adalah burung bulbul berwarna abu-abu kecil dengan bulu kecokelatan dan tidak menarik.

Raja kemudian mengajukan pertanyaan yang sama kepada para pangeran, "Manakah dari dua burung itu yang bersuara merdu?"

Para pangeran itu menjawab dengan tegas bahwa burung beo adalah burung yang berbakat suara merdu yang memenuhi tempat itu dengan suara musik yang mempesona. Kecuali satu pangeran yang memiliki jawaban yang berbeda. Ia menegaskan bahwa suara musik indah itu dinyanyikan oleh burung bulbul. Pangeran ini benar, ia dinyatakan sebagai pemenang.

Rupanya pangeran yang lain dipengaruhi dan disesatkan oleh kendahan luar biasa dari burung beo yang berwarna-warni. Mereka beranggapan bahwa suara merdu hanya bisa dihasilkan oleh burung yang cantik.

Akhirnya, pangeran yang bijak ini menikahi sang putri. Dan setelah kematian Raja, ia memerintah negara dengan adil dan berhasil baik. Ia membuat peraturan bahwa orang memiliki hak yang sama dan peluang yang sama, ia tercatat dalam sejarah sebagai zaman kemasan perdamaian dan kemakmuran.

Prasangka, diskriminasi, rasisme, dan penilaian karena penampilan luar telah melanda umat manusia selama berabad-abad. Penilaian bias tersebut tidak mencerminkan kebenaran atau kenyataan. Kita harus menggunakan interpretasi yang cerdas dan sampai pada kesimpulan yang masuk akal serta keputusan yang bijaksana.

Kisah Inspirasi - Pelajaran yang Berharga

Seorang pemuda membawa ayahnya yang telah tua dan agak pikun ke sebuah restoran terbaik di kotanya. Ketika makan, tangan sang ayah gemetar sehingga banyak makanan tumpah dan tercecer mengotori meja, lantai, dan bajunya sendiri. Beberapa pengunjung restoran, melirik situasi tersebut.

Namun pemuda itu terlihat begitu tenang. Ia membantu dengan sabar dan menanti sang ayah selesai makan. Setelah selesai, ia membawa ayahnya ke kamar mandi, untuk dibersihkan tubuh dan pakaiannya dari kotoran. Setelah itu, ia mendudukkan ayahnya kembali di kursi, dan dengan tenang ia pun membersihkan makanan yang tercecer di sekitar meja tempat ayahnya makan. Kemudian, ia membayar tagihan makan malam pada kasir restoran itu, menghampiri ayahnya, dan menuntunnya keluar.

Pemilik restoran yang sedari tadi mengamati perilaku pelanggannya ini, bergegas keluar menyusul si pemuda yang sedang menuntun ayahnya itu. Setelah berhasil menyusul, ia berkata, "Terima kasih, Anda telah meninggalkan sesuatu yang berharga di restoranku."

Pemuda itu balik bertanya, "Memangnya barang berharga apa yang aku tinggalkan?"

Sambil menepuk pundak si pemuda, pemilik restoran itu berkata, "Engkau telah meninggalkan pembelajaran yang mahal pada kami semua, tentang luhurnya nilai berbakti kepada orang tua."

"Bakti" bagi setiap orang terhadap orangtuanya, tentu tidak sama satu sama lain, karena situasi yang berbeda-beda. Tapi yang pasti, bakti adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Seburuk apa pun rupa maupun kondisi orangtua kita, mereka tetap layak dan harus dihormati.

Kisah Inspirasi - Kisah Pasangan yang Menjengkelkan

Seorang pria yang sedang sakit dibawa ke rumah sakit oleh istrinya yang menjengkelkan. Istrinya sangat mendominasi dan banyak bicara. Dokter memeriksa pasien secara detail. Tapi istrinya mengganggu terus, melecehkan pria itu dengan sangat menjengkelkan. Akhirnya dokter mengatakan kepada pria itu, "Anda sangat membutuhkan istirahat. Saya akan meresepkan obat penenang. Berikan kepada isteri Anda!"

Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya. Kemudian Dia melembagakan keluarga dalam gambaran surga, berharap bahwa hal itu akan menjadi surga kebahagiaan. Tetapi pasangan menjengkelkan sering membuat neraka horor.

Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam. Tuhan tidak memilih tulang dari kepala atau kaki Adam untuk membuat Hawa, dengan niat yang sangat baik. Jika wanita itu dibuat dari tulang kepalanya, ia akan mengklaim keunggulan dan mencoba untuk menjadi bos. Jika wanita dibuat dari tulang kaki pria, maka pria akan mencoba menjadi bosnya, menekan, dan memperlakukan wanita sebagai budaknya. Tuhan membuatkan pasangan pria dari tulang rusuk yang dekat dengan hati menyiratkan bahwa pasangan tersebut sama di hadapan Tuhan dan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama untuk membawa keluarga mereka ke dalam surga kebahagiaan. Mereka harus memberikan dukungan hangat satu sama lain bahwa saat mengalami kekecewaan, kecacatan, ketidaknyamanan, penderitaan, penyakit atau bencana.

Dave Meurer, penulis, mengatakan, "Sebuah pernikahan besar tidak terjadi ketika 'pasangan yang sempurna' datang bersama-sama. Pernikahan adalah ketika pasangan yang tidak sempurna belajar untuk menikmati perbedaan mereka."

Demikianlah, setiap suami harus mengasihi isterinya seperti dirinya, dan setiap isteri harus menghormati suaminya.

Kisah Inpspirasi - Praktikkan Apa yang Kita Pelajari pada Diri Sendiri Lebih Dahulu

Di sebuah desa, seorang tukang obat sangat fasih menjelaskan keunggulan dan keefektifan obat herbal yang dijualnya. Ia mengenakan topi besar dan membawa beberapa botol yang berisi obat herbal yang terhampar di meja di depannya.

Memegang sebotol salep, ia menyatakan bahwa itu adalah obat yang menyembuhkan kebotakan alami dan rambut rontok. Ia mengatakan bahwa ia menerima resep rahasia dari seorang pertapa suci yang tinggal di sebuah padepokan di pegunungan Himalaya. Ia mengklaim bahwa bahan-bahan langka pembuat obat ajaib itu dikumpulkan dari hutan dalam di Himalaya. Ia mempromosikan penjualan salep kebotakannya dan beberapa pria botak mendengarkan ceramahnya dengan penuh perhatian.

Tiba-tiba secara tak terduga angin yang kuat bertiup di seluruh desa itu. Angin kencang itu membawa membuat debu dan daun kering beterbangan, termasuk topi besar salesman itu. Kerumunan itu terkejut dan segera tertawa terbahak-bahak ketika melihat kepala botak salesman itu. Ya, salesman itu benar-benar botak.

Orang-orang dalam kerumunan itu kemudian bertanya kepada salesman itu, "Mengapa Anda tidak memakai pada kepala botak Anda sendiri sebelum menjualnya kepada kami?"

Seseorang pernah berkata, praktikkan dulu apa yang kita pelajari dan kita terima, baik pada kata-kata dan tindakan kita, sebelum kita menyuruh orang lain mempraktikkannya.

 

Kisah Inspirasi - Sebuah Pelajaran Cinta dari Negeri Sakura

Toshinobu Kubota, yang biasa dipanggil Shinji mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya di negerinya yang lama untuk mencari hidup yang lebih baik di Amerika. Ayahnya memberinya uang simpanan keluarga yang disembunyikan di dalam kantong kulit.

"Di sini keadaan sulit," katanya sambil memeluk putranya dan mengucapkan selamat tinggal. "Kau adalah harapan kami."

Shinji naik ke kapal lintas Atlantik yang menawarkan transport gratis bagi pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai imbalan ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau Shinji menemukan emas di Pegunungan Colorado, keluarganya akan menyusul.

Berbulan-bulan Shinji mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas yang tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur. Setiap hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar, Shinji merindukan dan sangat ingin disambut oleh wanita yang dicintainya. Satu-satunya yang disesalinya ketika menerima tawaran untuk mengadu nasib ke Amerika adalah terpaksa meninggalkan Asaka Matsutoya sebelum secara resmi punya kesempatan mendekati gadis itu. Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama berteman dan selama itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri Asaka.

Rambut Asaka yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya menjadi putri Keluarga Yoshinori Matsutoya yang paling cantik. Shinji baru sempat duduk di sampingnya dalam acara perayaan pesta bunga dan mengarang alasan-alasan konyol untuk singgah di rumah gadis itu agar bisa bertemu dengannya. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya, Shinji ingin sekali membelai rambut Asaka yang pirang kemerahan dan memeluk gadis itu. Akhirnya, dia menyurati ayahnya, meminta bantuannya untuk mewujudkan impiannya.

Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana untuk membuat hidup Shinji menjadi lengkap. Pak Yoshinori Matsutoya akan mengirimkan putrinya kepada Shinji di Amerika. Putrinya itu suka bekerja keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan Shinji selama setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan emas. Diharapkan, setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke Amerika untuk menghadiri pernikahan mereka.

Hati Shinji sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya untuk mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia membeli ranjang sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan menata bekas tempat tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden dari bekas karung goni yang menutupi kotornya jendela diganti dengan kain bermotif bunga dari bekas karung terigu. Di meja samping tempat tidur dia meletakkan wadah kaleng berisi bunga-bunga kering yang dipetiknya di padang rumput.

Akhirnya , tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup. Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik, dia pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit ketika kereta api mendekat lalu berhenti. Shinji melihat setiap jendela , mencari senyum dan rambut ikal Asaka. Jantungnya berdebar kencang penuh harap, kemudian tersentak karena kecewa.

Bukan Asaka, tetapi Yumi Matsutoya kakaknya, yang turun dari kereta api. Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Shinji hanya bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar diulurkannya buket bunga itu kepada Yumi. "Selamat datang," katanya lirih, matanya menatap nanar.

Senyum tipis menghias wajah Yumi yang tidak cantik. "Aku senang ketika Ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini," kata Yumi, sambil sekilas memandang mata Shinji sebelum cepat-cepat menunduk lagi.

"Aku akan mengurus bawaanmu," kata Shinji dengan senyum terpaksa.

Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda. Pak Matsutoya dan ayahnya benar. Yumi memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara Shinji bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut ruang duduk, dengan cermat Yumi mencatat semua kegiatan di tambang. Dalam waktu 6 bulan, aset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang lezat dan senyumnya yang tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan ajaib seorang wanita.

Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan, keluh Shinji dalam hati, setiap malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka mengirim Yumi? Akankah dia bisa bertemu lagi dengan Asaka? Apakah impian lamanya untuk memperistri Asaka harus dilupakannya?

Setahun lamanya Yumi dan Shinji bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi tak pernah ada ungkapan cinta. Pernah sekali, Yumi mencium pipi Shinji sebelum masuk ke kamarnya. Pria itu hanya tersenyum canggung. Sejak itu, kelihatannya Yumi cukup puas dengan jalan-jalan berdua menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda setelah makan malam.

Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit, membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal Shinji mengisi karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk membelokkan arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya usahanya sia-sia. Tiba-tiba Yumi muncul di sampingnya, memegangi karung goni yang terbuka. Shinji menyekop dan memasuk kan pasir kedalamnya, kemudian dengan tenaga sekuat lelaki, Yumi melemparkan karung itu ke tumpukan lalu membuka karung lainnya. Berjam-jam mereka bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi lutut, sampai hujan reda. Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang ke pondok. Sambil menikmati sup panas, Shinji mendesah, "Aku takkan dapat menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, Yumi."

"Sama-sama," gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa, lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.

Beberapa hari kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan bahwa Keluarga Matsutoya dan Keluarga Kubota akan tiba minggu berikutnya. Meskipun berusaha keras menutup-nutupinya, jantung Shinji kembali berdebar-debar seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan Asaka. Dia dan Yumi pergi ke stasiun kereta api. Mereka melihat keluarga mereka turun dari kereta api di ujung peron.

Ketika Asaka muncul, Yumi menoleh kepada Shinji. "Sambutlah dia," katanya.

Dengan kaget, Shinji berkata tergagap, "Apa maksudmu?"

"Shinji , sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri Matsutoya yang kau inginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan Asaka dalam acara Perayaan pesta bunga lalu." Dia mengangguk ke arah adiknya yang sedang menuruni tangga kereta. "Aku tahu bahwa dia, bukan aku, yang kauinginkan menjadi istrimu."

"Tapi…" Yumi meletakkan jarinya pada bibir Shinji. "Ssstt," bisiknya. "Aku mencintaimu, Shinji. Aku selalu mencintaimu. Karena itu, yang kuinginkan hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku."

Shinji mengambil tangan Yumi dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika Yumi menengadah, untuk pertama kalinya Shinji melihat betapa cantiknya gadis itu. Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput, ingat malam-malam tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat ketika Yumi membantunya mengisi karung-karung pasir. Ketika itulah dia menyadari apa yang sebenarnya selama berbulan-bulan tidak diketahuinya.

"Tidak, Yumi. Engkaulah yang kuinginkan." Shinji merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yang tiba-tiba membuncah di dalam dadanya. Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, "Kami datang untuk menghadiri pernikahan kalian!"

Kisah Inspirasi - Kisah Pertemanan Kelinci dan Bebek

Seekor kelinci dan dua ekor bebek adalah teman akrab. Mereka selalu bertemu di tepi sungai dan berdiskusi dengan akrab.

Suatu hari, bebek mengatakan kepada kelinci bahwa mereka telah menemukan sebuah perkebunan wortel di tepi lain sungai. Kelinci sangat senang dan meminta bantuan teman-temannya untuk menyeberangi sungai, mencapai perkebunan itu dan menikmati wortel. Bebek itu setuju untuk membawa temannya menyeberangi sungai.

Mereka menyusun rencana cerdik untuk menyeberangi sungai. Dua ekor bebek masuk ke sungai dan beriringan satu sama lain. Kelinci hati-hati duduk di belakang mereka dan tinggal diam. Ia menempatkan lengannya pada salah satu bebek dan kaki belakangnya pada bebek lain. Kemudian bebek perlahan berenang menyeberangi sungai, saling dekat satu sama lain. Kelinci berhati-hati menggerakkan tubuhnya di atas bebek yang bergerak.

Ketika mereka sampai di tengah sungai, bebek itu melihat sejumlah besar ikan berenang bersama-sama. Karena gembira menemukan makanan yang lezat di kawanan tersebut, bebek dengan cepat berenang ke sisi yang lain untuk menangkap mangsanya. Mereka lupa bahwa kelinci yang malang itu jatuh ke sungai yang dalam ketika bebek bergerak. Bebek rupanya ingat akan misi mereka. Tapi, saat itu kelinci telah tenggelam. Bebek bodoh itu minta maaf karena kehilangan teman mereka. Mereka menyesali karena keinginan bodoh mereka terhadap makanan.

Kisah Inspirasi - Cinta Itu Menyembuhkan

Suatu hari, seorang pria datang ke rumah Ibu Teresa untuk menginformasikan bahwa sebuah keluarga miskin dengan beberapa anak telah mengalami kelaparan selama beberapa hari.

Ibu Teresa segera mengunjungi keluarga itu, membawa kantong beras untuk keluarga itu. Ibu dari keluarga itu menerima kantong beras dari Ibu Teresa. Ia kemudian membagi dua bagian dan pergi keluar dengan setengah dari beras tersebut.

Ketika ia kembali, Ibu Teresa bertanya ke mana wanita itu pergi. Wanita itu menjawab bahwa ia pergi untuk memberikan setengah beras bagiannya kepada keluarga tetangganya yang juga dalam keadaan miskin dan kelaparan. Meski mereka berbeda keyakinan.

Ibu Teresa tersentuh oleh cinta dan kasih sayang dari wanita miskin yang membuatnya berbagi sedikit bagiannya dengan tetangganya yang kelaparan. Ia senang melihat mereka menikmati sukacita berbagi.

Albert Schweitzer berpikir dan menulis tentang "persekutuan orang-orang yang menanggung tanda sakit". Mereka yang di luar persekutuan ini biasanya mengalami kesulitan besar dalam memahami apa yang ada di balik rasa sakit.

Kita harus siap untuk berbagi harta milik kita dengan mereka yang lebih membutuhkan. Winston Churcill pernah mengatakan, "Kita membuat hidup dengan apa yang kita dapatkan, tetapi kita membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan."

Kita mungkin memberi tanpa mencintai, tapi kita tidak bisa mencintai tanpa memberi. Cinta adalah memberikan semua yang kita bisa. Cinta itu seperti senyum, tidak memiliki nilai apapun kecuali diberikan.

Karl Menninger mengatakan, "Cinta menyembuhkan orang,  baik orang-orang yang memberikan dan orang-orang yang menerimanya."

Sementara, Ibu Teresa mengatakan, "Ini bukan berapa banyak yang Anda lakukan, tapi berapa banyak cinta Anda dimasukkan ke dalam apa yang Anda lakukan yang penting."

Kisah Inspirasi - Keluarga Ideal adalah Gambaran Surga

Socrates, filsuf besar Yunani, memiliki istri yang senang mengomel dan bertengkar, Xanthippe. Pada suatu hari sang istri berteriak marah kepada Socrates dan teman-temannya. Menemukan tidak ada reaksi, ia masuk ke dalam temperamen penuh kekerasan.

Ia mengambil ember penuh air cucian dan menuangkannya di atas kepala Socrates. Kata Socrates kepada teman-temannya dengan tersenyum, "Kita tahu bahwa petir akan diikuti oleh hujan!"

Kemudian ia menyarankan kepada seorang pemuda, "Dengan segala cara, menikahlah. Jika Anda mendapatkan isteri yang baik, maka Anda akan menjadi bahagia. Jika Anda mendapatkan isteri yang buruk, Anda akan menjadi seorang filsuf."

Sebuah kartun menggambarkan bagaimana sabuk pengaman yang paling efektif untuk suami yang mengemudi sementara istrinya berada di sebelahnya. Secara efektif kartun ini mengungkapkan untuk "membungkam" mulut istri sementara sang suami bebas mengemudi tanpa diganggun oleh istrinya.

Demikian pula ketika seorang guru biologi memberikan instruksi kepada muridnya untuk menanam sebuah tanaman di dekat rumah mereka, lalu mereka diminta merawat tanaman itu secara teratur dan mengamati kondisinya setiap hari. Semua muridnya dapat melaporkan bahwa tanaman tumbuh dengan baik, kecuali satu murid. Guru menanyakan dan menemukan alasannya. Rupanya muridnya itu memiliki kebiasaan memeriksa akar tanaman setiap hari dengan menariknya keluar dari tanah untuk menilai pertumbuhan tanaman. Tentu saja, tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.

Nyatalah, bahwa kebahagiaan hanya ada jika ada kerja sama yang erat dan saling menghormati antara pasangan. Jika tidak setengah lebih baik, atau menjadi setengah lebih pahit. Cincin perkawinan melambangkan bahwa pasangan tersebut diterima oleh Tuhan. Perkawinan merupakan gabungan dari tiga, yaitu suami, isteri, dan Tuhan. Keluarga ideal adalah gambaran dari surga.

Kisah Motivasi - Meraih Kesuksesan Itu Tidak Membutuhkan Teori yang Rumit

Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat banyak jumlahnya.

Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.

"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak.

"Lo, paman perhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang paman tawarkan kepadamu, kenapa engkau tolak?"

"Saya senang memerhatikan Paman memancing, karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap.

"Wah, wah, wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya, paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"

Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup… kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, paman tua dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada di ujungnya.

Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga sore hari tiba. Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar anakku, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai."

Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih kesuksesan kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit, semua sederhana saja. Sepanjang kita tahu apa yang kita mau, dan kemudian mampu memaksimalkan potensi yang kita miliki sebagai modal, terutama dengan menggali kelebihan dan mengasah bakat kita, maka kita akan bisa mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Apalagi, jika semua hal tersebut kita kerjakan dengan senang hati dan penuh kesungguhan.

Dengan mampu mematangkan kelebihan-kelebihan kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita untuk menjadi ahli di bidang yang kita kuasai. Sehingga, dengan profesionalisme yang kita miliki, apa yang kita perjuangkan pasti akan membuahkan hasil yang paling memuaskan.

Kisah Inspirasi - Tanpa Makna, Hidup Bagaikan Lembaran Kertas Kosong

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.

"Untuk apa?" tanya sang ayah.

"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil.

"Jangan dibuang-buang ya," pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi benar, si kecil sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih bermalas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa, sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa."

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya. "Hadiah apa nih?"

"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang."

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong.Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya kok kosong.Buang-buang kertas kado Papa. 'Kan mahal?"

Si kecil menjawab,"Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu banyak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan kotak ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya!"

Kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Apa yang terjadi?

Kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain. Kosong dan penuh, keduanya merupakan produk dari "pikiran" kita sendiri.

Sebagaimana kita memandang hidup kita, demikianlah kehidupan kita. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya.

Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibaran lembaran kertas yang kosong.

Kisah Inspirasi - Sikap Ramah dan Marah

Sebagai pengantar tidur bagi anak balitanya, sang ibu menuturkan cerita sebagai berikut.

Konon di Jepang ada satu rumah yang di dalamnya terdapat seribu cermin. Ada dua ekor anjing yang bertentangan perangainya sering keluar masuk rumah itu. Bedanya adalah apa yang terjadi pada kedua anjing itu sesudah sekian lama berada di dalam. Mereka keluar dari rumah itu dengan perangai yang selalu berubah dan sangat berbeda satu sama lain.

Anjing yang pertama berperangai riang dan terbuka mau berteman dengan siapa saja. Saat ia masuk rumah itu bahkan saat melangkah menuju rumah itu pun ia berjalan dan berlari riang dengan penuh semangat karena ia selalu merasa senang berjumpa dengan seribu kawannya. Bila ia tersenyum dan tertawa riang ia memperoleh seribu teman yang tertawa riang dan selalu demikian.

Sebaliknya anjing yang kedua sangat pemarah. Setiap kali ia masuk ke rumah itu tidak lama ia keluar lagi karena selalu menyaksikan pada saat ia marah, muncul seribu ekor anjing yang marah-marah dan semuanya mengarah kepadanya. Ia selalu lekas lari keluar dari rumah itu dengan nafas terengah-engah takut dikejar seribu anjing yang marah-marah kepadanya.

Hidup di dunia ini sering kali seperti itu, seperti hidup di depan cermin. Demikian nasihat sang ibu. Kalau hati kita ramah dan bukan marah maka kamu akan memperoleh seribu kawan dalam waktu singkat. Namun jika hati kita selalu marah dan bukan ramah maka kita akan mudah memperoleh seribu musuh dalam waktu singkat.

Mari kita bangun hidup kita dari dalam, dari kedalaman hati kita, karena segala kebaikan berasal dari sana. Tetapi jangan lupa bahwa keburukan pun sering tersimpan di sana. Oleh karena itu, mari kita biasakan menggunakan hati untuk menyimpan segala kebaikan daripada keburukan. Membiasakan bersikap ramah dan bukan marah, dan hidup kita pun akan membahagiakan.

Kisah Inspirasi - Hidup Adalah Sebuah Pilihan

Berikut ini adalah sebuah kisah yang indah. Dikisahkan, Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Ia selalu mempunyai semangat yang baik dan selalu berpikir positif.

Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"

Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain.

Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. Jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, ia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami.

Melihat gaya tersebut benar-benar membuatku penasaran. Suatu hari, aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya? "

Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik.

Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya."

"Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku.

"Ya, memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."

Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.

Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku bertemu Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku? "

Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. "Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry.

"Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."

"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku.

Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."

"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya.

"Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Di tengah tertawa mereka aku katakan, 'Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."

Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikap hidupnya yang mengagumkan.

Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Kisah Inspirasi - Tidak Ada yang Tidak Mungkin dalam Kehidupan

Alkisah, suatu pagi saat menambang, seorang pemuda menemukan sebuah lampu. Ia mencoba menggosok lampu tersebut, siapa tahu ada jin yang keluar untuk membantunya. Ia rupanya terinspirasi kisah-kisah pada kisah 1001 malam.

Ups… ternyata benar… muncullah jin itu.

"Hai, pemuda, engkau telah memanggilku yang sudah tidur ratusan tahun. Aku adalah Jin Kesehatan. Aku akan memberikan kesehatan bagi seluruh keluargamu. Tapi, aku hanya akan memberikan empat hari kesehatan. Jadi tetapkanlah pilihan harimu," kata Jin itu.

Pemuda itu pun berpikir. Setelah menetapkan hari, ia pun berkata kepada Jin itu, "Baiklah, aku sudah menetapkan keempat hari itu. Yaitu, musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim salju."

"Wah, itu terlalu banyak. Aku tidak bisa! Kalau begitu, aku kurangi menjadi tiga hari," kata Jin itu lagi.

"Baiklah, aku ingin keluargaku sehat pada hari kemarin, hari ini, dan besok," kata pemuda itu.

"Itu juga tidak bisa. Masih terlalu banyak. Kalau begitu 2 hari saja," kata Jin itu lagi.

"Baiklah, aku hanya ingin keluargaku sehat pada waktu, pagi hari dan malam hari," kata pemuda itu.

"Kedua hari itu juga masih terlalu banyak. Sekarang aku tetapkan menjadi satu hari dan inilah yang terakhir."

"Kalau begitu, aku tentunya ingin keluargaku sehati di waktu….. setiap hari."

Jin tersebut semakin terkejut. Namun, karena ini adalah yang terakhir, Jin itu pun mengabulkan permintaan pemuda tersebut. Maka, keluarga pemuda itu pun selalu sehat setiap hari.

Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan kearifan untuk memecahkan masalah dan jangan pantang menyerah dalam menghadapi ujian.

Meski dalam keadaan yang tidak mungkin, bila kita bisa berpikir secara logis, maka tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini.

Kisah Inspirasi - Menjadi Keluarga Harmonis


Tidak selamanya kapal itu berlayar di samudera yang tenang dan teduh. Ada kalanya pesawat itu harus melewati awan yang menggumpal, dan sering terjadi kendaraan itu harus melalui jalan terjal dan berliku, serta jatuh dan terantuk adalah bagian dari pengalaman saat kita berjalan.

Juga, tidak selamanya bahtera keluarga itu berlayar tenang, adem, dan indah. Ada kalanya badai hidup dan topan dahsyat menghempasnya. Namun ingatlah keyakinan yang mengatakan bahwa kita kadang butuh tantangan sehingga kita menjadi kuat, teguh, ulet dan tangguh. Bukankah pohon itu semakin kuat karena silih ganti dihempas angin?

Catatan harian ini mewakili harapan dari pasangan suami-isteri (pasutri) yang mempunyai sejuta impian menjadi keluarga indah dan bahagia. Namun untuk menggapainya butuh tetesan keringat yang tidak sedikit, butuh pengorbanan dan bahkan suami-isteri harus "membayar" mahal. Benar, tangisan, kesedihan dan penderitaan kadang menghiasinya. Karena itu janganlah sesali kalau senyuman itu pernah hambar, tatapan itu kadang-kadang kosong dan sapaan itu sepintas berlalu saja. Itu adalah riak-riak yang mencatat indahnya sebuah perjuangan.

Perkawinan bukanlah sebuah proyek hidup yang sekali dan lalu selesai. Tanamkanlah bahwa bukan otomatis kebahagiaan dan kesuksesan hidup berkeluarga menjadi milikmu, walau Tuhan berjanji menyediakan kebahagiaan bagi semua orang. Pernikahan itu justru langkah awal untuk memulai hidup yang baru, di mana kamu resmi menjadi keluarga dan tinggal di atap yang sama. Karena itu kita dipanggil untuuk menatanya, memeliharanya dan melestarikannya.

Saat resmi menjadi pasutri, bukan berarti perbedaan itu terhapus, bukan juga otomatis sifat itu terkikis dan pembawaan asli itu hilang. Pernikahan juga bukan suatu "parade sulap'" atau "mi instan" dalam sekejap berobah dan siap saji. Itu adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu, kerja sama dan kesabaran.

Namun perbedaan dan sikap yang tidak sama, tidak menghalangi pasutri untuk menciptakan keluarga yang harmoni. Bukankah makanan yang enak itu diresapi oleh bumbu yang berbeda? Bukankah bunga yang dipot itu sangat indah karena terdiri dari beberapa warna? Bukankah lukisan indah itu merupakan kombinasi warna yang bervariasi? Duduk semeja waktu makan, genggaman erat kasih dan cinta di ruang televisi, cipika atau cipiki (cium pipi kanan atau cium pipi kiri) saat mau kerja dan saat pulang ke rumah, bukanlah hal yang mahal namun itu bisa menciptakan kesatuan dalam rasa dan perasaan.

Maka satu hal yang perlu ditanamkan ialah kata "kita" dan bukan "saya", "kamu", apalagi "kau". Kata "kita" mengandung makna yang dalam. Kita berjalan bersama, problem itu adalah masalah bersama dan bukan masalahku dan masalahmu, karena itu kita atasi bersama. Jangan memposisikan diri di luar masalah itu, atau hanya menjadi penonton. Jangan posisikan dirimu di luar masalah itu, atau hanya menjadi penonton.

Kata "kita" bermaksud mempersatukan sementara "kamu" apalagi "kau" berarti memisahkan.

Karena itu, indah bila suami bergumam, "Dalam kelemahanku, isteriku menjadi "solusi" terbaik sehingga aku kuat." Dan isteri mengatakan, "Dalam keletihan dan kesedihanku, suamiku menjadi pelepas dahaga, dan pelipur lara." Jadikanlah sapaan terakhir ini menjadi hiasan hidup sebagai pasutri, "Tuhan sumber cinta, Aku meyakini bahwa isteriku ini adalah hadiah terindah darimu yang kuterima dari kemurahanMu. Tuhan yang pemersatu, saya bersyukur karena suamiku ini merupakan harta tak terkira yang sangat berharga dan membuat perbedaan dalam hidupku."