Monday, October 19, 2015

Inspirasi - Kisah Istri yang Menemukan Harta Karun

Alkisah, hiduplah pasangan suami-istri yang miskin. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil dan sebuah petak kecil tanah untuk bertani dan mencari nafkah dengan tanaman yang tumbuh di tanah itu.

Tapi suatu hari, sang suami jatuh sakit dan istrinya pergi bekerja sendirian. Ia pergi ke ladang dan mulai menghilangkan gulma. Tiba-tiba, ia melihat koin emas tergeletak di antara gulma. Gembira dengan penemuan ini, ia mengangkatnya dengan tangan gemetar, lalu disimpannya di sebuah simpul di salah satu sudut kain panjang yang dipakainya.

Bayangan kejutan dan sukacita ketika tak lama kemudian ia menemukan rubi merah berkilau tak jauh dari situ. Setelah itu, ia menemukan zamrud, topaz, dan berlian, selama ia bekerja. Ia kembali ke rumah, membeli beras dengan koin emas. Ia tidak memberitahu suaminya tentang penemuannya.

"Bagaimana kalau ia cemburu?" pikir wanita itu. Jadi, ia terus diam dan kembali bekerja seperti biasa, tanpa suaminya mencurigai apa pun.

Kali ini, ia menemukan koin perak. Saat ia memegang di tangannya, ia melihat secercah sinar matahari, ia mendengar suara yang mengatakan kepadanya, "Katakan tidak ada salah seorang yang seberuntungmu, bahkan suamimu, dan Kau akan memiliki lebih banyak harta."

Lalu ia pergi ke ladangnya lagi, selanjutnya ia menemukan sesuatu yang lain, dua dinar pada beberapa hari, tiga koin emas pada hari yang lain, berlian pada hari yang lainnya lagi, dan seterusnya. Ia menyembunyikan semua hartanya di tempat yang aman, yang tidak diketahui oleh orang lain, bahkan suaminya.

Tapi ketika ia pergi ke ladang lagi pada hari yang ketujuh, ia tidak menemukan apapun. Ia bekerja sepanjang hari dan mencari setiap jengkal tangah, tapi tidak ada yang berharga yang ia temukan.

Pada sore harinya, ia merasa lapar, lelah, ia duduk di dekat tepi ladang untuk merebus berasnya. Ia menyalakan beberapa kayu bakar dan meniup apinya ketika ia mendengar suara yang sama yang pernah didengarnya, "Setelah kau selesai menanak nasi, padamkan api dan galilah tanah di tempatmu menyalakan api. Jangan katakan pada siapapun, bahkan suamimu, dari apa yang telah kau temukan."

Wanita itu melakukan seperti apa yang dikatakan oleh suara yang didengarnya. Ia menggali dan menemukan botol besar yang penuh dengan keping emas. Gemetar dengan penemuan dan nasib baiknya, wanita itu buru-buru mengambil satu atau dua keping emas dan mengubur sisanya seperti sebelumnya. Ia berlari pulang secepat yang ia bisa. Suaminya terkejut melihat ia kembali pada jam yang tidak biasanya, dan bertanya pada istrinya apakah semuanya baik-baik saja.

Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya lagi. Ia mengatakan kepada suaminya segala sesuatu tentang harta yang ia punya. Pria itu sangat gembira mendengar itu semua. Tidak dapat menahan diri, ia pergi ke desa dan mengatakan kepada penduduknya tentang harta karun yang ditemukan istrinya.

Dalam beberapa saat, penduduk desa bersemangat lalu bergegas ke tanah mereka untuk menggali harta karun itu. Tapi harta itu tidak ada lagi. Tidak ada tanda-tanda koin emas bahkan jejak tabung.

"Mana harta itu? Kau benar-benar sedang tidak enak karena musim panas, ya?" semua orang tertawa tak percaya pada pasangan itu.

"Tidak ada? Tapi saya melihatnya dan bahkan saya sudah mendapatkan beberapa batu mulia," teriak wanita itu. Tapi saat ia mencoba menunjukkan kepada mereka, permata yang dimaksud, ia tidak bisa menemukan tempat ia menyimpannya. Semua yang ia sembunyikan di tempat rahasia hilang juga, dan pasangan itu miskin seperti sebelumnya.

Ternyata tidak mudah mendengarkan kata hati sendiri.

Inspirasi - Kisah Matahari, Bulan, dan Bintang

Alkisah, sebuah suku kuno, sering kali menceritakan tentang asal-usul terjadinya bumi dan sekitarnya kepada keturunan mereka. Salah satu kisah yang menarik adalah tentang Matahari dan Bulan. Berikut ini kisahnya.

Mereka percaya bahwa Matahari adalah suami dari Bulan. Mereka melakukan perjalanan bersama-sama melalui langit dan itu adalah pemandangan yang indah yang mereka ciptakan.

Tapi suatu hari, Bulan memiliki bayi di perutnya. Ia sangat gembira dan mengatakan kepada Matahari tentang hal itu. Namun, Matahari tidak terlalu senang. Ketika Bulan bertanya apa alasannya, Matahari menjawab, "Bagaimana jika itu seorang anak perempuan?"

Bulan berkata, "Memangnya mengapa jika kita memiliki anak perempuan?"

Matahari menjawab, "Seorang anak perempuan tidak bisa seperti saya. Jika kita memiliki anak perempuan, aku akan membunuhnya, karena aku membutuhkan seorang anak yang akan sekuat aku  dan yang bisa menjaga namaku utuh."

Bulan merasa patah hati. Akhirnya, Matahari dan Bulan bertengkar tentang bayi itu.

Sebulan kemudian, Matahari melanjutkan perjalanan ke kota lain. Tiga hari setelah itu, Bulan melahirkan bayi, ternyata seorang bayi perempuan. Bulan sedih. Ia merasa sangat menyesal karena suaminya anak membunuh anaknya. Untuk menjaga agar anaknya aman dari Matahari, ia menyembunyikannya dalam sebuah kotak.

Ketika Matahari kembali ke rumah dalam beberapa hari, ia melihat bahwa perut Bulan sudah tidak seperti sebelumnya. Matahari bertanya kepada Bulan tentang bayinya.

"Seorang anak perempuan," Bulan menjawab, "jadi aku membunuhnya kemarin.

Matahari tahu kalau Bulan tidak mungkin membunuh bayinya, karena ia tidak pernah punya pemikiran demikian. Maka Matahari mencari di seluruh rumah dan akhirnya menemukan bayinya di sebuah kotak. Ia sangat marah. Ia merebut bayi itu dan memotongnya menjadi potongan-potongan. Kemudian ia melemparkan potongan itu dari jendela. Dan akhirnya potongan-potongan tubuh bayi itu menjadi bintang.

Matahari dan Bulan masih bertengkar sengit, dan mereka pergi dengan jalan terpisah. Itulah mengapa sampai saat ini yang satu bersinar di siang hari, yang lainnya muncul di malam hari.

Inspirasi - Kisah Dua Istri dan Penyihir

Alkisah, ada seorang wanita yang sangat sedih. Karena ia tidak cantik dan suaminya tidak suka melihatnya. Padahal ia berharap ia itu cantik!

Suatu hari, suaminya bertemu wanita lain yang sangat cantik. Wanita ini menyarankan agar ia meninggalkan istri pertamanya dan menikahinya sebagai gantinya. Akhirnya sang pria melakukan hal itu dan meninggalkan rumahnya, meninggalkan istri pertamanya juga.

Wanita malang itu menangis setiap hari. Ia bertanya-tanya apakah ia sudah ditakdirkan demikian hingga ia mendapatkan perlakukan kejam itu. Tidak ada yang bisa membawa sukacita baginya. Ia sangat ingin mendengar langkah suaminya lagi, tapi ia sadar bahwa suaminya telah meninggalkan dirinya.

Suatu hari saat ia sedang menangis dalam perjalanan, ia mendengar suara seorang wanita. Ia berbalik dan melihat seorang wanita cantik berdiri di hadapannya.

"Mengapa engkau menangis?" tanya wanita cantik itu.

"Suami saya telah meninggalkan saya dan pergi untuk hidup dengan istri yang lain," kata istri malang itu.

"Kenapa? Apakah kalian berdua bertengkar?" tanya wanita itu.

"Tidak, ia meninggalkan saya karena saya tidak memiliki wajah yang cantik," jawab istri malang itu.

Wanita cantik itu menyentuh wajah istri yang malang itu dengan tangannya dan berkata, "Itu sangat buruk. Tapi, pulanglah, sayang. Semuanya akan baik-baik saja. Saya juga harus pergi."

Istri malang itu kembali dengan sedih ke rumah. Belakangan ia mengetahui bahwa wanita yang baru saja ditemuinya adalah penyihir. Ia baru saja menyelesaikan tugas sehari-hari dan hendak tidur ketika ia terkejut menemukan wanita yang sangat cantik berdiri di kamarnya, menatapnya. Segera ia menyadari bahwa ia sedang berdiri di depan cermin, menatap wajahnya sendiri yang ajaib berubah menjadi wajah, yang bisa digambarkan, sebagai yang tercantik di kota itu.

Segera, berita tersebar bahwa wanita malang itu telah berubah menjadi wanita yang sangat cantik. Banyak pemuda pergi untuk melihat wanita cantik itu, dan semua senang dengan kecantikannya.

Segera suaminya yang dulu datang ke rumahnya. Dan ia terkejut menemukan istrinya yang dulu sekarang berubah menjadi seorang wanita cantik, tinggal sendirian. Ia mencoba membujuknya untuk menerima ia kembali ke dalam hidupnya. Tapi wanita itu tidak mau mendengarkan permohonannya. Suami itu berjanji untuk tidak pernah meninggalkannya lagi dan berkata, "Sekarang saya mengerti bahwa keajaiban ini terjadi hanya untuk membawa saya kembali ke indera saya. Bahkan jika engkau tidak cantik pun, saya ingin kembali kepadamu. Saya berjanji, bahwa saya tidak akan pernah membuat kesalahan itu lagi."

Wanita itu yang pada awalnya menolak untuk percaya kepada suaminya itu. Tapi akhirnya ia berkata, "Jika engkau meninggalkan wanita yang kini menjadi istrimu dan datang untuk tinggal dengan saya di sepanjang hidup saya, maka saya mengambilmu menjadi suami saya."

Pria itu setuju, dan istri cantik itu membawanya kembali ke rumahnya.

Ketika wanita lainnya mendengar tentang semua ini, ia menjadi sangat marah. Ia juga telah mendengar tentang transformasi si istri dan bagaimana ia diubah oleh penyihir. Semua wanita yang biasa di kota itu mulai berharap dikunjungi oleh penyihir dalam hidup mereka. Wanita ini pun pergi ke sana, juga berharap bisa bertemu dengan penyihir yang bisa membuatnya lebih cantik dari istri pertama suaminya itu. Ia bertekad untuk mencoba apakah penyihir itu bisa melakukan untuknya, dan minum dari air sumur yang sama. Begitu sampai di sana, ia mulai menangis keras.

Tapi penyihir tahu apa yang ada dalam pikirannya. Ia muncul sebelum wanita itu menyadarinya dan bertanya, "Mengapa engkau menangis, wanita yang baik?"

Wanita itu mengatakan bahwa suaminya telah pergi untuk hidup dengan wanita cantik. Saat ia berbicara, penyihir itu menyentuh wajahnya, dan berkata, "Pulanglah, wanita baik, dan jangan menangis, agar suamimu segera melihatmu."

Dengan gembira, wanita itu berlari pulang secepatnya dan menutup pintu. Kemudian ia mengambil napas dalam-dalam dan menatap cermin. Tapi apa ini? Hilang sudah semua kecantikannya. Apakah ini wajahnya sendiri? Hidungnya sekitar dua kaki panjangnya, telinganya tampak seperti sapu tangan besar, dan matanya sebesar piring.

Karena ketakutan, ia berlari kembali ke ibunya. Tapi bahkan ibunya tidak mengenalinya. Siapun menjadi takut melihatnya. Ketika ia menyadari betapa jeleknya ia, ia tidak mau makan, dan dalam beberapa hari ia meninggal.

Bersyukur atas apapun yang kita miliki akan membuat kita lebih bahagia.

Inspirasi - Penjelasan yang Bijak untuk Mendamaikan

Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di AS. Seorang wanita kulit putih hendak melakukan perjalanan dengan seorang putranya yang berusia 6 tahun. Mereka menaiki taksi yang dikemudikan oleh seorang pria berkulit hitam.

Karena si anak tidak pernah melihat orang berkulit hitam sebelumnya, ia terlihat sangat ketakutan dan bertanya kepada ibunya, "Ibu, apakah sopir taksi ini bukan penjahat? Mengapa kulitnya begitu hitam?"

Sopir taksi yang menguping pembicaraan Ibu-anak itu sedih mendengarnya, tapi ia diam saja.

Saat itu pula, sang Ibu berkata kepada anaknya, "Paman sopir ini bukan orang jahat, ia adalah orang yang sangat baik."

Si anak terdiam sejenak, lalu bertanya lagi, "Jika ia bukan orang jahat, apakah ia pernah melakukan sesuatu yang buruk, sehingga kulitnya begitu hitam?"

Mendengar pertanyaan si anak, mata pria berkulit hitam itu berkaca-kaca. Tapi ia ingin tahu bagaimana wanita berkulit putih itu menjawab pertanyaan anaknya.

Sang Ibu menjawab, "Ia adalah pria yang sangat baik, juga tak pernah berbuat jahat. Bukankah bunga-bunga di kebun rumah kita ada yang berwarna merah, putih, kuning, dan warna lainnya?"

"Benar, Bu!"

"Lalu, ingat tidak, bukankah biji benih dari semua bunga tersebut berwarna hitam?"

Si anak berpikir sejenak, lalu berkata, "Benar, Bu! Semuanya berwarna hitam."

"Nah, benih hitam itulah yang memekarkan bunga-bungan dengan warna-warni yang indah, sehingga dunia menjadi penuh warna-warni juga. Bukankah begitu anakku?"

"Benar, Bu!"

Anak kecil itu seakan-akan tersadar dan berkata, "Kalau begitu paman sopir ini bukan orang jahat. Terima kasih paman sopir. Anda telah membuat dunia menjadi penuh warna, saya akan berdoa untukmu."

Anak kecil nan polos itu kemudian terlihat komat-kamit memanjatkan doa. Sementara, sopir berkulit hitam itu tak bisa menahan diri lagi, ia begitu terharu, tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

Penjelasan yang bijak akan memberikan pengertian yang mendalam, seperti yang dilakukan oleh Ibu dalam kisah tadi. Sudah bijaksanakah kita dalam memberikan penjelasan kepada orang-orang di sekitar kita? Sehingga lebih menenangkan dan mendamaikan suasana, tak ada lagi saling mencurigai. 

Inspirasi - Cara Berpikir dan Sikap yang Berbeda dalam Sebuah Kesempatan

Pada suatu hari, di sebuah kota kecil, tampak seorang remaja tertarik melihat iklan lowongan pekerjaan sebagai pengantar barang disebuah toko. Remaja itu kemudian menemui pemiliki toko untuk melamar pekerjaan tersebut.

"Kami memang membutuhkan orang untuk membantu mengirimkan barang-barang pesanan ke pelanggan," kata pemilik toko.

"Mengenai pekerjaan ini, bolehkan saya mengajukan enam pertanyaan kepada Bapak?" tanya remaja itu kepada pemilik toko.

"Silakan," kata pemilik toko.

"Pertama, berapa gaji bulanan yang akan saya terima? Kedua, pukul berapa mulai bekerja dan hingga  pukul berapa? Ketiga, berapa lama waktu yang diberikan untuk istirahat dan makan siang setiap harinya? Lalu keempat, berapa hari libur selama setahun? Dan kelima, berapa biaya pengobatan yang diberikan bila saya sakit?" tanya remaja itu.

Setelah pemilik toko menjawab kelima pertanyaan tersebut dengan jelas, remaja itu mengajukan pertanyaannya yang keenam, "Apakah ada sepeda yang bisa digunakan untuk tugas mengantar barang ke pelanggan?"

"Wah, kami tidak menyediakan sepeda untuk mengantarkan barang-barang itu, tetapi….." Belum selesai pertanyaan itu dijawab, remaja itu memotong ucapan pemilik toko.

"Oh, kalau begitu saya tidak jadi melamar pekerjaan ini." Kemudian dia bergegas pergi meninggalkan toko.

Dua jam kemudian, seorang remaja lain datang ke toko tersebut dengan maksud sama seperti remaja sebelumnya, yaitu mengisi lowongan pekerjaan di toko tersebut.

Setelah tahu jenis pekerjaan yang ditawarkan, remaja itu pun setuju untuk mulai bekerja di toko itu.

"Apakah kamu perlu tahu berapa gaji di sini?" tanya pemilik toko dengan ramah.

"Tidak perlu," jawab pelamar itu dengan sopan. "Saya lihat bapak adalah orang yang baik dan bijaksana, pasti akan memberi gaji yang layak kepada saya. Lagi pula, saya membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan uang untuk membantu ibu saya. Asal saya bisa mengisi lowongan pekerjaan di sini, saya sudah senang sekali."

Melihat kesungguhan remaja ini, pemilik toko pun berkata, "Dua jam yang lalu ada orang seusiamu yang datang kemari untuk menanyakan beberapa hal mengenai pekerajaan ini. Semua pertanyaan sudah saya jawab. Saat saya sedang menjawab pertanyaannya yang keenam, yaitu adakah sepeda yang disediakan untuk mengantar barang-barang ke pelanggan, saya jawab tidak ada. Dan pelamar tadi langsung pergi begitu saja...

Perlu kamu ketahui, saya memang tidak menyediakan sepeda, tetapi ada sebuah motor baru yang saya sediakan untuk mengantarkan barang. Bagaimana? Kamu siap bekerja keras kalau saya menerima kamu bekerja di sini?"

Dengan senyum lebar remaja itu menjawab, "Terima kasih Pak, saya siap bekerja keras!"

Apa perbedaan dua remaja pencari pekerjaan tadi? Mereka mempunyai kesempatan yang sama dan pekerjaan yang sama pula. Akan tetapi, cara berpikir dan sikap mereka yang berbeda, membuat pelamar pertama kehilangan kesempatan bekerja yang sudah ada di depan matanya. Sementara pelamar kedua dengan sikap yang lebih positif, akhirnya mendapatkan kesempatan bekerja dengan fasilitas yang memadai.

Dalam bekerja, yang kita butuhkan bukan sekadar menuntut apa yang akan kita terima, tetapi harus dimulai dengan apa yang mampu kita beri. Kita bukan sekadar bekerja untuk atasan atau bos, tetapi lebih dari itu, kita bekerja untuk diri kita sendiri sesuai dengan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan kepada kita. 

Inspirasi - Kisah Rubah Licik dan Bangau Cerdik

Alkisah, hiduplah seekor rubah yang sangat licik, ia selalu ingin menipu orang lain dengan tindakannya yang mengerikan dan bodoh. Rubah selalu menipu makhluk lain dengan pikiran liciknya. Ia selalu berbicara dengan hewan lain dengan manis untuk membuat ia dipercaya.

Suatu hari ia mencoba menipu dan bersenang-senang dengan bangau. Ia berteman dengan bangau dan mendapatkan kepercayaannya.

Rubah bertindak seperti seorang teman yang sangat baik dan peduli kepada bangau. Suatu hari, ia mengundang bangau untuk berpesta dengannya dan ia ingin memperlakukan temannya dengan makanan lezat. Dengan gembira bangau menerima undangan itu.

Rubah berjanji untuk menyajikan banyak makanan lezat untuk bangau. Mengingat makan malam  yang lezat yang ditawarkan oleh rubah, bangau sengaja melaparkan diri sepanjang hari.

Rubah meminta bangau datang ke rumahnya. Ia meminta maaf kepada bangau karena tidak bisa membuat makanan lezat karena penyakitnya kambuh dan menawarkan beberapa sup. Bangau meskipun kecewa, merawat rubah dan senang dengan sup yang disajikan.

Rubah licik menawarkan sup dalam mangkuk dangkal. Bangau itu tertegun karena mendapatkan sup dalam mangkuk dangkal! Paruhnya yang panjang membuatnya tidak mudah mengambil sup. Sementara rubah dengan mudahnya menjilati sup dari piring, bangau tidak bisa mencicipi sup sedikit pun. Ia hanya bisa menyentuh sup dengan ujung paruhnya.

Rubah bertanya kepada bangau, "Bagaimana supnya? Mengapa kau hanya menyentuhnya sedikit?"

Dengan lapar, bangau menjawab, "Oh, supnya enak, tapi aku sakit perut dan aku tidak bisa memakannya lagi."

"Saya meminta maaf telah mengganggumu," kata rubah.

Bangau itu menjawab, "Oh, jangan minta maaf. Aku punya banyak masalah kesehatan dan tidak bisa menikmati apa yang Anda tawarkan. Harap menjaga kesehatan Anda."

Bangau meninggalkan tempat itu dengan berterima kasih kepada rubah.

Bangau mengerti bahwa ia ditipu oleh rubah dan memutuskan untuk memberinya pelajaran. Setelah beberapa hari, rubah bertemu dengan bangau lagi dan memutuskan untuk memainkan lelucon lain lagi pada bangau. Kali ini giliran bangau. Bangau menyambut rubah dengan gembira dan mengundangnya untuk makan malam.

Rubah senang dan mereka memutuskan untuk bertemu makan malam nanti. Bangau bertanya makanan favorit rubah dan menawarkan untuk memasaknya pada makan malam nanti.

Pada saat yang ditunggu tiba dan rubah mencapai tempat bangau. Bangau itu menyajikan sup untuk rubah dan memintanya untuk memakan sup pada giliran pertama. Bangau menyajikan sup dalam botol yang sempit dengan leher panjang. Bangau itu bisa memakan sup dengan sangat mudah karena paruhnya yang panjang, namun rubah tidak bisa.

Bangau meminta rubah untuk menikmati sup. Dan ia juga menunjukkan beberapa hidangan lezat dalam stoples berleher panjang.

Rubah kecewa, dan berkata, "Perut saya sangat sakit. Saya pergi sekarang."

Ia pun meninggalkan tempat tinggal Bangau.

Inspirasi - Jangan Asal Menghakimi

Dalam sebuah acara talk show, seorang pembicara berkata, "Saya ingin semua panelis menjawab pertanyaan ini: Jika ada 3 calon berikut ini dipilih untuk menjadi pemimpin kita, siapa yang kalian pilih?

Calon A: Selalu di hubungkan dengan politisi jahat, memiliki dua istri muda, seorang perokok berat, dan minum 8 hingga 10 sloki minuman keras dalam sehari. Calon B: dipecat dua kali di kantornya, selalu bangun sore, dan pernah menggunakan narkoba dan minum wiski. Dan calon C: Dianggap sebagai pahlawan perang, vegetarian, tidak merokok, hanya sesekali minum minuman beralkohol, dan tidak pernah berselingkuh di luar perkawinannya.

Siapa yang akan kalian pilih, calon A, B, atau C?"

Para panelis menjawab, "Calon C."

"Oke, calon A tadi adalah Franklin D. Roosevelt, calon B adalah Winston Churchill, dan calon C yang kalian pilih adalah Adolf Hitler."

Pembicara itu berkata lagi, "Sekarang pertanyaan terakhir untuk wanita. Jika ada seorang wanita, yang sudah memiliki 8 anak, tiga diantaranya tuli, dua buta, dan satu mengalami gangguan mental, sementara wanita itu sendiri mengidap penyakit kelamin. Apakah Anda akan menyarankan wanita itu untuk menggugurkan kandungannya saat ia hamil kembali?"

Seorang wanita menjawab, "Ya, digugurkan saja."

Sang pembicara itu berkata, "Jika jawabannya iya, maka Anda baru saja membunuh satu komponis termashur di dunia, karena anak yang dikandung oleh Ibu tersebut adalah Ludwig van Beethoven."

Banyak orang cenderung dengan mudah menghakimi dan memberi penilaian kepada orang lain secara berlebihan. Maka, alangkah baiknya bila bercermin untuk menilai diri sendiri sebelum menilai orang lain. Dan memperbaiki diri sendiri sebelum menuntut orang lain memperbaiki dirinya. 

Inspirasi - Kisah Katak dan Siput

Ada seekor siput selalu memandang sinis terhadap katak. Suatu hari, katak yang kehilangan kesabaran akhirnya berkata kepada siput, "Tuan siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu membenci saya?"

Siput menjawab,  "Kalian kaum katak mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari. Sementara saya mesti membawa cangkang yang berat ini, merangkak di tanah, jadi saya merasa sangat sedih."

Lalu, katak menjawab, "Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing, hanya saja kamu cuma melihat kegembiraan saya saja, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami."

Dan seketika, ada seekor elang besar yang terbang ke arah mereka, siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak dimangsa oleh elang.

Mari kita nikmati kehidupan kita masing-masing, tidak perlu membandingkan dengan orang lain. Keirian hati kita terhadap orang lain akan membawa lebih banyak penderitaan. Lebih baik pikirkan apa yang kita miliki. Ini akan membawa kita lebih banyak rasa syukur dan kebahagiaan bagi kita sendiri.

Inspirasi - Kisah Rubah yang Lapar

Alkisah, ada seekor rubah yang lapar mencari sesuatu untuk dimakan. Ia sangat lapar. Tidak peduli seberapa keras ia mencoba mencari, rubah itu tidak bisa menemukan makanan. Akhirnya ia pergi ke tepi hutan dan mencari makanan di sana. Tiba-tiba ia melihat sebuah pohon besar dengan lubang di dalamnya.

Di dalam lubang itu ada sebuah bungkusan. Rubah lapar itu langsung berpikir mungkin ada makanan di dalamnya, dan membuatnya sangat bahagia. Ia melompat ke dalam lubang dan ketika ia membuka bungkusan itu, ia melihat ada banyak makanan, roti, daging, dan buah di dalamnya.

Rupanya seorang penebang kayu menyimpan bungkusan makanan itu di dalam batang pohon sementara ia menebang pohon di hutan. Ia menyimpan makanan itu untuk makan siangnya.

Rubah yang bahagia itu mulai makan. Setelah selesai makan, ia merasa haus dan memutuskan meninggalkan lubang itu dan minum air dari mata air terdekat. Namun, tidak peduli seberapa keras ia mencoba, ia tidak bisa keluar dari lubang pohon itu. Kenapa? Ya, karena ia makan begitu banyak makanan hingga membuatnya besar sehingga ia tidak  muat melalui lubang pohon.

Rubah sangat sedih dan marah. Ia mengatakan kepada dirinya sendiri, "Mustinya aku berpikir dulu sebelum melompat ke dalam lubang."

Ya, demikianlah hasil dari melakukan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu.

Inspirasi - Orang Asing di Kebun Buah

Alkisah, ada seorang pria yang memiliki kebun besar. Ia menanami banyak pohon buah-buahan dan dirawat hingga menghasilkan buah. Sekarang ia ingin memetik buah-buahan itu dan menjualnya untuk dibelikan obat bagi keluarganya.

Suatu hari saat ia sedang memetik buah bersama anaknya, pria itu melihat seorang yang asing duduk di cabang pohon dan memetik buah. Pria itu menjadi marah dan berteriak, "Hei, Kau! Apa yang kau lakukan di pohonku? Apakah kau tidak malu mencuri buah di siang hari?"

Orang asing yang duduk di cabang pohon itu melihat si pemilik kebun tetapi ia tidak menjawab, dan terus saja memetik buah dari pohon itu. Tentu saja pria pemilik kebun sangat marah dan berteriak lagi, "Sudah satu tahun saya merawat pohon-pohon ini, Kau tidak punya hak untuk mengambil buah tanpa izin dariku, jadi turunlah!"

Orang asing di pohon pun akhirnya menjawab, "Mengapa saya harus turun? Ini adalah kebun milik Tuhan dan aku adalah hamba Tuhan. Jadi aku punya hak untuk memilih buah-buahan ini. Dan Anda tidak boleh mengganggu antara pekerjaan Tuhan dan hambaNya."

Pemilik kebun itu sangat terkejut mendengar jawaban itu dan memikirkan sebuah rencana. Ia mengatakan kepada anaknya, "Pergilah mengambil tali dan biarkan orang itu turun dari pohon."

Anaknya membawa tali dan pemilik kebun itu memerintahkannya untuk mengikat orang asing itu ke pohon. Pemiliki kebun kemudian mengambil tongkat dan mulai memukuli orang asing itu, yang mulai menjerit.

"Kenapa Anda memukuli saya? Anda tidak punya hak untuk melakukan hal ini."

Pemilik kebun itu tidak memperhatikan dan terus memukulinya. Orang asing itu berteriak, "Apakah Anda tidak takut akan Tuhan, Anda memukuli orang yang tidak bersalah?"

Pemiliki kebun menjawab, "Mengapa saya harus takut? Kayu di tangan saya ini milik Tuhan dan saya juga hamba Tuhan, jadi saya tidak perlu takut, dan Anda tidak perlu mengganggu pekerjaan Tuhan dan hamba-Nya."

Orang asing itu ragu-ragu dan kemudian berkata, "Tunggu! Jangan memukul saya. Saya meminta maaf karena mengambil buah-buahan. Ini adalah kebun Anda dan seharusnya saya meminta izin kepada Anda sebelum mengambil buah-buahan ini. Jadi, mohon maafkan saya dan bebaskan saya."

Pemilik kebun itu tersenyum dan berkata, "Karena Anda sekarang telah menyadari kesalahan Anda, saya akan memaafkan Anda. Tapi ingat bahwa Tuhan telah memberikan semua hambanya sebuah otak untuk berpikir, jadi perbuatan setiap orang berada di tangannya sendiri."

Lalu pemilik kebun itu melepaskan orang asing itu dan membiarkannya pergi.

Inspirasi - Kisah Koin Emas dan Pria Egois

Sam adalah seorang pria yang serakah dan egois. Ia selalu menginginkan lebih banyak uang dan tidak pernah ragu untuk menipu orang lain demi uang. Namun, ia tidak pernah ingin berbagi dengan orang lain. Ia begitu egois ingin memiliki segalanya untuk dirinya sendiri.

Pria egois itu selalu menghitung sekecil apapun. Ia membayar sangat sedikit upah kepada para pekerjanya. Ke mana pun ia pergi, ia menghemat dengan cara menipu orang lain. Ia juga mengatakan banyak kebohongan untuk melindungi kekayaannya. Bisa dikatakan, Sam adalah orang yang tidak jujur.

Kali ini, ia mendapatkan pelajaran bagus dari tindakannya sendiri.

Suatu hari, ia kehilangan sebuah tas kecil, yang berisi 50 koin emas. Ia mencari tas koin emas itu, setiap siang dan malam. Ia mengirim para pembantunya untuk mencari tas itu, tetapi tidak ditemukan juga. Ia mengatakan kepada teman-teman dan tetangganya bahwa ia kehilangan tas koin emas dan meminta mereka untuk memberitahunya, jika mereka menemukannya. Sam sangat sedih karena ia telah kehilangan begitu  banyak koin emas.

Setelah beberapa hari, seorang gadis berusia sepuluh tahun, yang tinggal di dekat rumah Sam, mengatakan kepada ayahnya bahwa ia menemukan sebuah yang berisi 50 koin emas. Ayahnya kebetulan bekerja di tempat Sam dan ia mengatakan kepada putrinya bahwa tas itu milik tuannya. Gadis itu menemukan tas itu dua hari yang lalu, dan mengatakan bahwa sang ayah akan mengembalikan tas tuannya itu.

Mereka tidak kaya, ayahnya bisa saja mempertahankan koin emas dan menyembunyikan fakta bahwa ia menemukan tas itu. Tapi ayahnya begitu jujur dan merasa bahwa ia harus mengembalikan koin berharga milik tuannya itu, sebagai pemilik yang sah.

Maka ayah gadis itu mengembalikan tas itu kepada tuannya, Sam, dan memintanya untuk memeriksa apakah tas itu berisi 50 koin emas. Sam yang benar-benar senang mendapatkan koin itu kembali, berpikir licik. Ia berteriak pada pekerjanya, "Ada 75 koin emas di tas ini dan Anda memberi saya hanya 50! Di mana koin lainnya? Berarti Anda telah mencurinya!"

Pekerjanya itu terkejut mendengar ini, dan ia memohon kepada tuannya bahwa bahwa ia memberikan apa pun yang ditemukan oleh putrinya. Karena egois dan serakah, Sam tidak mau menerima cerita pekerjanya itu, dan memutuskan untuk membawa masalah ini ke pengadilan.

Hakim mendengar dari kedua saksi. Ia bertanya kepada pekerja dan putrinya itu tentang jumlah uang yang mereka temukan di tas, dan mereka yakin itu hanya 50.

Hakim melakukan pemeriksaan silang kepada Sam, dan ia menjawab, "Ya, Tuan Hakim, saya memiliki 75 koin emas di tas saya ini, dan mereka memberi saya hanya 50. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa mereka telah mencuri 25 koin emas saya!"

Hakim kemudian bertanya, "Apakah Anda yakin tas Anda berisi 75 koin emas?"

Sam mengangguk mengiyakan.

Hakim kemudian membuat keputusannya, "Sam kehilangan tas yang berisi 75 koin emas dan tas yang ditemukan oleh gadis itu hanya berisi 50 koin emas. Jelas, bahwa tas yang ditemukan itu bukan milik Sam, dan tas itu milik orang lain yang hilang. Jika ada yang menemukan tas dengan 75 koin emas, saya akan menyatakan bahwa tas itu miliki Sam. Karena tidak ada yang mengadu kehilangan 50 koin, saya memerintahkan kepada gadis kecil dan ayahnya untuk mengambil 50 koin itu sebagai bentuk apresiasi atas kejujuran mereka!"

Ya, kejujuran akan selalu dihargai dan keserakahan akan mendapatkan hukuman.

Inspirasi - Pertemuan di Comberan

George Best adalah prajurit para Resimen Sherwood Foresters dalam Perang Dunia I. Ia dan seorang prajurit lain dari resimen yang sama, melarikan diri dari kejaran Jerman. Tahu-tahu rekannya terpeleset dan jatuh tertelungkup dengan wajah mencium lumpur.

Best menolong rekannya berdiri. Ternyata pergelangan kaki orang itu cedera. Ia meminta Best meninggalkannya. Pada saat tentara Jerman mendekat, memang hal itu wajar dilakukan. Namun, akhirnya mereka berdua tertangkap juga, dan dikirim ke kamp tawanan perang yang berbeda.

Best sempat melarikan diri tiga kali. Di wajahnya tertoreh bekas luka kecil yang tidak hilang seumur hidup, akibat hantaman popor senapan seorang pengawal Jerman.

Tahun 1927, Bes dan istrinya berkunjung ke kerabat mereka di Leiscester untuk merayakan Natal. Mantran prajurit ini dengan salah seorang kerabat prianya pergi menonton pertandingan sepakbola. Ketika pertandingan yang tidak seimbang mendekati akhir, mereka ikut berbondong-bondong meninggalkan tempat itu.

Tiba-tiba terjadi kegaduhan di belakang mereka. Best menoleh dan melihat seorang pria terpeleset dan jatuh tertelungkup mencium lumpur. Best membungkuk untuk membantu pria itu berdiri.

Tiba-tiba Best sadar ia berhadap dengan prajurit yang pernah dilihatnya dalam posisi yang sama sebelum keduanya tertangkap tahun 1917. Sebuah dejavu yang aneh. (136 Kebetulan yang Menakjubkan)

Inspirasi - Lihat Dulu Sebelum Melompat

Seekor rubah terlihat berkeliaran di dalam gelapnya hutan. Sayangnya, ia jatuh ke dalam sumur. Ia mencoba untuk melompat keluar tapi sia-sia saja. Akhirnya, ia tidak punya pilihan lain selain tetap di dalam sumur sampai keesokan paginya.

Keesokan harinya, seekor kambing datang ke tempat itu. Ia mengintip ke dalam sumur dan melihat rubah di dalamnya. Kambing bertanya, "Apa yang kau lakukan di sana, Rubah?"

Rubah dengan licik menjawab, "Aku datang ke sini untuk minum air. Air di sini adalah yang terbaik yang pernah aku rasakan. Datang dan lihatlah sendiri."

Tanpa berpikir bahkan untuk beberapa saat, kambing melompat ke dalam sumur, namun ia tidak mendapatkan air dan mencari cara untuk keluar. Tapi sama seperti rubah, ia pun tak berdaya karena tidak bisa keluar.

Kemudian rubah berkata, "Aku punya ide. Kau berdiri di atas kaki belakangmu. Aku akan naik di atas kepalamu dan keluar. Kemudian aku akan membantumu keluar juga."

Kambing yang cukup polos itu tidak memahami kelihaian rubah dan ia berbuat seperti yang dikatakan rubah dan membantunya keluar dari sumur.

Sambil berjalan pergi, rubah berkata, "Seandainya kau cukup cerdas, kau tidak akan pernah masuk tanpa melihat bagaimana untuk keluar."

Itulah sebabnya kita selalu berkata, "Lihat dulu sebelum melompat!"

Lihat Dulu Sebelum Melompat

Inspirasi - Jawaban yang Bijaksana

Kaisar Akbar mempunyai kebiasaan memberikan teka-teki untuk pegawai istananya. Ia sering memberikan beberapa pertanyaan yang aneh dan lucu. Membutuhkan banyak pemikiran bijaksana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya.

Ia sering kali bertanya pertanyaan yang sangat aneh. Abdi dalem yang bodoh sering kali menyerah oleh pertanyaannya.

Akbar melirik para pegawai istananya. Saat ia melihat, satu per satu kepala mulai menggantung rendah mencari jawaban. Pada saat itulah Birbal memasuki halaman. Birbal yang tahu sifat kaisar cepat memahami situasi dan bertanya, "Boleh saya tahu pertanyaannya, sehingga saya bisa mencoba untuk memberikan jawaban."

Kaisar Akbar bertanya, "Berapa banyak burung gagak yang ada di kota ini?"

Tanpa berpikir sejenak, Birbal mengatakan, "Ada 50.589 gagak,  Tuanku."

"Bagaimana kau bisa begitu yakin?" tanya Akbar.

Kata Birbal, "Silakan hitung sendiri, Tuanku. Jika Anda menemukan gagak itu lebih banyak, berarti beberapa gagak telah datang mengunjungi kerabat mereka di sini. Jika Anda menemukan ternyata jumlah gagak itu kurang dari yang saya sebutkan tadi, itu berarti beberapa gagak telah pergi untuk mengunjungi kerabat mereka di tempat lain."

Kaisar Akbar merasa senang dengan jawaban Birbal yang sangat cerdas ini.

Demikianlah, jawaban yang cerdas dapat mencapai tujuan.

Inspirasi - Kisah Pulpen Emas Barry Smith

Praticia Weston adalah wakil kepala sekolah menengah atas di Kota Bunburry, Australia Barat, tahun 1977. Ia meminta seorang temannya, Barry Smith, yang berasal dari Perth, ibu kota negara bagian itu, untuk mendampinginya ke pesta dansa sekolah.

Sebelum berdansa, mereka pergi makan malam dulu ke sebuah restoran setempat. Kemudian, ketika Barry melepaskan jas yang dipakainya ketika makan malam, ia baru menyadari kalau pulpen emasnya hilang.

Keesokan harinya, mereka kembali ke ruang dansa untuk mencari pulpen Barry. Ketika tidak ditemukan, mereka mencari di restoran. Pemilik restoran dengan senang hati mengembalikan pulpen Schaeffer emas yang mudah dikenali karena tulisan 'B. Smith' tertera di situ.

Malam itu, Barry membenahi tasnya untuk pulang ke Perth, ia menemukan pulpennya di tas. Dengan agak takjub, ia merogoh kantung jasnya, tempat ia menaruh pulpen tadi pagi. Ternyata ada pulpen lain. Sekarang ia mempunyai dua pulpen, yang kedua-duanya bertuliskan 'B. Smith'!

Barry meninggalkan pulpen yang 'dikembalikan' pada Patricia, teman yang mengajaknya ke pesta dansa. Siapa tahu ada yang kehilangan dan menanyakan. Namun tidak pernah ada yang menanyakannya.

Kasus yang mirip terjadi tahun 1953 pada Boone Aiken yang kehilangan pulpennya di Florence, South Carolina. Seperti pulpen Barry Smith, pulpen itu pun berukirkan namanya. Tiga tahun kemudian, Boone dan istrinya berada di New York. Ketika Ny. Aiken meninggalkan hotel mereka, ia melihat sebatang pulpen tergeletak di jalan. Pulpen itu tampaknya tidak asing baginya. Ternyata pulpen suaminya, yang namanya terukir dengan jelas.

Itulah keajaiban!

Inspirasi - Pertolongan Pertama dalam Kehidupan

Mari, kita sediakan kotak P3K, atau Pertolongan Pertama Pada Kehidupan, dalam kehidupan kita. Di dalam kotak tersebut, disediakan 7 benda, yaitu.

  • Tusuk gigi. Jangan suka mencongkel-congkel keburukan hati orang. Sebaliknya, carilah kebaikan orang lain yang terselip, yang tidak terlihat selama ini.
  • Penghapus.  Untuk menghapus semua kesalahan orang yang menyebabkan kita sakit hati.
  • Pensil. Menulis dalam hati, berkat dan anugerah yang kita terima setiap hari.
  • Plester. Semua luka hati dapat disembuhkan selama kita mengizinkannya.
  • Karet gelang. Bersikap fleksibel, tidak semua yang kita inginkan dapat terwujud.
  • Permen karet. Bila kita sudah berkomitmen, lakukan semua dengan ikhlas dan selalu setia, seperti permen karet yang terus menempel.
  • Permen. Memberi senyum manis kepada setiap orang yang kita jumpai, karena senyum seperti permen, semua orang menyukainya.

Waktu itu seperti sungai, kita tidak bisa menyentuh air yang sama untuk kedua kalinya, karena air yang telah mengalir akan terus berlalu dan tidak akan pernah kembali. 

Inspirasi - Pilihan Terpenting dalam Hidup

Pada suatu saat menuju jam istirahat kelas, seorang dosen mengatakan kepada mahasiswa dan mahasiswinya, "Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar."

Kemudian seorang mahasiswa berjalan menuju papan tulis.

"Silakan tulis 20 nama yang paling dekat dengan Anda, di papan tulis," kata sang dosen.

Dalam sekejap mahasiswa itu sudah menuliskan kesemuanya. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang yang dikasihinya, dan lain-lain.

"Sekarang, silakan coret satu nama di antaranya yang menurut Anda paling tidak penting," kata dosen itu.

Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, yaitu nama tetangganya.

"Silakan coret satu lagi!" kata dosen itu lagi.

Kemudian mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.

Sampai pada akhirnya di papan tulis hanya tersiswa tiga nama, yaitu nama orangtuanya, suaminya, dan nama anaknya.

Suasana kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara. Semua mahasiwa tertuju memandang ke arah dosen. Mereka mengira permainan itu sudah selesai, dan tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswa itu.

Tiba-tiba dosen itu memecahkan keheningan dengan berkata, "Silakan coret satu lagi!"

Dengan perlahan-lahan mahasiswa itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Ia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orangtuanya.

"Silakan coret satu lagi!" kata dosen itu lagi.

Mahasiswi itu menjadi bingung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.

Setelah suasana tenang, dosen itu lalu bertanya, "Orang terkasihmu bukankah orangtuamu dan anakmu? Orangtua yang membesarkan Anda, anak adalah Anda yang melahirkan, sedangkan suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa Anda berbalik lebih memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan?"

Seluruh teman sekelas melihat pada mahasiswi itu, menunggu apa jawaban yang akan diberikannya.

Setelah agak tenang, kemudian perlahan-lahan ia berkata, "Sesuai waktu yang berlalu, orangtua akan pergi dan meninggalkan saya, sedangkan anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, maka yang benar-benar menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya."

Terkadang dalam hidup ini kita sering dihadapkan pada pilihan sulit. Dan kita harus melalui semua itu dengan hati yang lapang.

Inspirasi - Kesombongan Pun Akan Tumbang

 Alkisah, sebatang pohon jati merasa bangga di hutan itu. Ia merasa tinggi dan kuat. Sementara ada sebatang tanaman herbal kecil di sebelah pohon jati.

Pohon jati berkata, "Saya sangat tampan dan kuat. Tidak ada yang bisa mengalahkan saya."

Mendengar itu tanaman herbal mengatakan, "Temanku, terlalu bangga bisa berbahaya. Bahkan yang kuat akan jatuh pada suatu hari."

Pohon jati mengabaikan kata-kata tanaman herbal itu. Ia terus memuji dirinya sendiri.

Suatu kali, angin kencang bertiup dengan kencang. Pohon jati berdiri dengan kokohnya. Bahkan ketika hujan, pohon jati tetap berdiri dengan kuat sambil menyebarkan daunnya.

Pada saat  yang sama, tanaman herbal membungkuk rendah. Pohon jati merasa bangga atas tanaman herbal itu.

Hingga suatu hari terjadi badai di hutan. Tanaman herbal membungkuk rendah. Seperti biasa, pohon jati tidak mau menunduk.  Badai terus semakin kuat. Pohon jati tidak bisa lagi menanggungnya. Ia merasa kekuatannya semakin melemah. Ia pun tumbang. Ini adalah akhir dari pohon yang sombong.

Ketika badai mereda, tanaman herbal berdiri tegak. Ia melihat sekeliling. Ia melihat pohon jati yang sombong itu telah tumbang.

Inspirasi - Teman Seperti Apakah Kita?

Alkisah, seekor kelinci tinggal di hutan. Ia memiliki banyak teman. Ia pun bangga atas teman-temannya.

Suatu hari, kelinci mendengar gonggongan keras dari seekor anjing liar. Ia sangat ketakutan. Ia memutuskan untuk meminta bantuan. Maka, ia cepat-cepat pergi ke temannya, rusa. Katanya, "Rusa temanku, beberapa anjing liar mengejar saya. Bisakah Anda mengejar mereka dengan tanduk tajammu?"

Kata Rusa, "Itu benar! Saya bisa. Tapi sekarang saya sedang sibuk. Mengapa Anda tidak meminta bantuan beruang saja?"

Kelinci pun berlari ke tempat beruang, katanya," Teman, saya tahu Anda sangat kuat, tolonglah bantu saya. Beberapa anjing liar mengejar saya. Tolong kejar mereka supaya mereka pergi."

Beruang menjawab, "Saya meminta maaf. Saya lapar dan lelah. Saya perlu menemukan beberapa makanan. Silakan meminta bantuan monyet."

Kelinci malang itu pun pergi ke monyet, lalu gajah, kambing, dan semua teman-temannya. Kelinci merasa sedih bahwa tidak ada yang siap membantunya.

Ia mengerti kini bahwa ia harus memikirkan jalan keluarnya sendirian. Akhirnya ia bersembunyi di bawah semak-semak. Ia berbaring terus hingga anjing liar itu pergi jauh.

Teman seperti apakah kita? Siapkah kita menjadi teman yang siap membantu orang lain saat ia membutuhkan kita?

Inspirasi - Percayakan pada Tuhan

Malam tiba di sebuah pegunungan yang tinggi dan orang tidak bisa melihat apa pun. Semua hitam. Kita tidak bisa melihat dalam kegelapan itu, apalagi bulan dan bintang-bintang tertutup awan.

Seseorang yang memanjat hanya beberapa kaki dari puncak gunung, tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke udara, ia jatuh dengan kecepatan yang tinggi. Pria itu hanya bisa melihat bintik-bintik hitam saat ia melihat ke bawah, dan sensasi mengerikan disedot oleh gravitasi.

Ia terus saja merosot jatuh. Dan di saat-saat ketakutan besar, hadir dalam pikirannya semua episode baik dan buruk dalam hidupnya. Ia berpikir tentang semakin dekatnya kematian menjemputnya, ketika tiba-tiba ia merasa sebuah tali yang diikat ke pinggangnya ditarik. Kini, tubuhnya tergantung di udara.

Ia hanya bisa memegang tali dan pada saat keheningan itu ia tidak punya pilihan lain selain berteriak, "Bantu aku, Tuhan!"

Tiba-tiba seperti terdengar suara gemuruh datang dari langit yang menjawab, "Apa yang kau ingin Aku lakukan?"

"Selamatkan aku, Tuhan."

"Apakah kau benar-benar berpikir bahwa Aku bisa menyelamatkanmu?"

"Tentu saja aku percaya Kau bisa."

"Kalau begitu, potong tali yang terikat pada pinggangmu."

Suasana hening dan pria itu memutuskan untuk berpegang pada tali dengan semua kekuatannya. Tim penyelamat mengatakan bahwa pada hari berikutnya pendaki itu ditemukan tewas dan beku dengan tubuhnya tergantung pada tali. Tangannya memegang erat pada tali itu. Dan jaraknya hanya 30 sentimeter dari tanah.

Bagaimana dengan kita? Bagaimana melepaskan tali yang terikat pada kita? Jangan pernah ragu mengenai kata-kata Tuhan. Jangan pernah mengatakan bahwa Ia telah melupakan kita atau meninggalkan kita.

Inspirasi - Berterima Kasih Kepada yang Telah Membantu Kita

Ada sebuah pohon besar berusia lebih dari seratus tahun yang terletak di tengah-tengah lahan kering. Pohon ini memberikan tempat beristirahat dan perlindungan bagi ratusan bahkan ribuan pelancong. Terletak di pusat dari empat kota yang berbeda, bertindak sebagai titik koneksi dari semua kota dan desa di daerah terdekat.

Kecuali pohon tua besar itu, tidak ada pohon lain yang dapat menawarkan tempat teduh bagi orang-orang. Pohon ini memiliki batang yang besar dan luas dengan cabang-cabang yang tak terhitung dan tersebar di ruang yang luas.

Pada suatu hari, dua orang pelancong melakukan perjalanan dari tempat yang jauh dan mencoba untuk mencapai sebuah kota yang terletak di sebelah timur dari pohon itu. Mereka berjalan selama beberapa mil di hari yang panas dan cerah. Mereka memulai perjalanan dari pagi dan sekarang hampir pertengahan siang. Matahari terlalu panas dan mereka tidak bisa berjalan lagi karena panas. Mereka benar-benar kelelahan! Untungnya, mereka sampai di tempat di mana pohon itu berada.

Mereka sangat senang melihat sebuah pohon besar dengan angin yang sepoi-sepoi. Mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon itu. Mereka tidur selama beberapa waktu sambil menikmati angin sejuk nan menenangkan.

Karena merasa lapar, salah satu pelancong memutuskan untuk memanjat cabang untuk melihat apakah pohon itu memiliki buah. Ketika tidak didapati buah pada pohon itu, para pelancong itu merasa kecewa.

Dia mulai mengutuk pohon itu karena rasa laparnya. "Oh, ini hanyalah sebuah pohon yang tidak berguna dan tidak memberi makan kita, bahkan tidak satu buah pun! Pohon ini tidak ada gunanya!"

Pelancong lain yang melihatnya memintanya untuk tetap tenang. Namun, pelancong ini begitu marahnya karena merasa kelaparan dan mengutuk pohon itu.

Pohon itu, yang tidak bisa mentolerir kata-kata kutukan dari pelancong itu dengan suara sedih, berkata, "Anda tidak tahu berterima kasih kepada saya. Ingat kembali kondisi Anda ketika sampai di bahwa sini dengan terik matahari dan kering. Saya menawarkan kepada Anda tempat yagn sejuk dan nyaman untuk beristirahat dan tidur dengan angin semilir. Jika saya tidak ada di sini ketika Anda sangat lelah, Anda akan mati sekarang! Saya telah menyelamatkan hidup Anda dari panas matahari, tetapi Anda mempermalukan saya!"

Pelancong itu menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada pohon besar tua itu.

Ya, setiap ciptaan Tuhan memiliki manfaat yang tak terhitung banyaknya untuk umat manusia. Ada yang baik dalam segala hal, namun kadang kita sering gagal untuk melihat itu  baik. Juga yang terpenting adalah jangan mengucapkan hal buruk kepada mereka yang sudah membantu kita.

Inspirasi - Melihat Orang Lain dari Sisi Positifnya


Alkisah, di suatu negeri dipimpin oleh seorang Raja yang terkenal tangguh dan pemberani. Raja tersebut sangat terkenal karena keberanian dan kegarangannya dalam peperangan. Sayangnya, Raja hanya memiliki satu mata dan satu kaki akibat luka-luka dari peperangan yang berkali-kali dilaluinya.

Suatu ketika sang Raja meminta kepada para seniman di seluruh negeri untuk melukis potret dirinya. Satu pesannya, raja meminta agar lukisan yang dihasilkan dapat menggambarkan kebesaran dirinya dengan sesungguhnya dan apa adanya.

Tetapi tak satupun pelukis terkenal yang berani melukis sang raja apa adanya dengan cacat satu mata dan satu kaki. Para pelukis terkenal tersebut merasa tidak akan dapat menggambarkan kebesaran yang dimiliki sang raja. Mereka juga merasa takut Raja menjadi murka karena lukisan yang dihasilkan justru menunjukkan kelemahan sang Raja.

Tanpa dinyana, seorang pelukis muda memberanikan dirinya memohon kepada Raja untuk diperbolehkan melukiskan kebesaran dan kehebatan sang Raja. Raja mengizinkannya dan memberi waktu satu bulan untuk menyelesaikan lukisan tersebut.

Waktu satu bulan pun berlalu dan tiba saatnya pelukis muda tersebut menyampaikan hasil lukisannya kepada sang Raja. Banyak pelukis-pelukis terkenal dari seluruh negeri yang turut menantikan bagaimana hasil lukisan pelukis muda tersebut.

Ternyata dalam lukisan tersebut sang pelukis muda menggambarkan Raja sedang berburu dan membidik dengan memejamkan satu mata serta menekuk salah satu kakinya. Raja pun sangat puas dan berterima kasih atas lukisan yang dihasilkan pelukis muda tersebut.

Sering kali dalam melihat seseorang atau diri sendiri hanya fokus pada kekurangan dan kejelekannya saja, akibatnya timbul rasa pesimis dan pikiran negatif. Padahal jika kita mau, dapat lebih fokus pada kelebihan dan kekuatan yang kita miliki untuk menggambarkan diri kita, serta bersikap optimis dan selalu berpikir positif.

Inspirasi - Jangan Ingin Berjalan Ketika Punya Sayap untuk Terbang

Alkisah, hiduplah seorang raja yang baik hati dan dermawan. Ia menyukai burung dan hewan dan ia memberikan perlindungan terhadap burung besar dalam pemerintahannya. Ia tidak menyukai orang yang merugikan hewan dan burung, bahkan ia tidak membunuh binatang itu demi memakan dagingnya.

Karena kemurahan dan kebaikannya terhadap burung, ia memelihara dua ekor elang yang indah. Kedua elang miliknya memiliki tempat hidup yang berbeda.

Raja mengucapkan terima kasih pengusaha yang memberikan elang itu dan memerintahkan kepala pelatih burung untuk menyediakan semua fasilitas untuk elang yang indah itu dan membuat mereka merasa nyaman di negara mereka.

Kepala pelatih mengambil burung dan menyediakan semua penting untuk membantu burung beradaptasi dengan atmosfer. Secara bertahap, burung dapat menyesuaikan dengan suasana negara.

Suatu hari Raja ingin melihat elang tersebut terbang karena ia mendengar bahwa salah satu dari kedua elang itu terbang ke tempat yagn paling tinggi dengan kecepatan yang tinggi.

Raja cukup terkejut dan menghargai pelatih burung dengan segenggam koin emas. Dia bertanya tentang elang yang lainnya. Pelatih burung itu menyatakan dengan menyesal bahwa elang lainnya tidak bergerak bahkan melangkah dan hanya duduk di cabang. Pelatih juga menambahkan bahwa ia mencoba segala sesuatu yang terbaik yang dia bisa lakukan dan masih saja gagal untuk membuat burung itu  melangkah. 

Raja menghiburnya dan mengatakan kepada pelatih mungkin ia perlu membawa seseorang yang lebih berpengalaman yang mengetahui tentang burungelang. Raja pun mengumumkan kepada rakyatnya u ntuk membuat elang itu melangkah dan terbang.

Mendengar pengumuman ini, ada orang tua yang datang ke  istana Raja dan meyakinkannya bahwa ia akan membuat burung terbang seperti yang lain. Raja meminta kepala pelatih untuk membawa orang tua itu ke tempat elang berlatih dan akan mengunjungi mereka pada hari berikutnya untuk melihat apakah ada perubahan.

Keesokan harinya, sang raja sangat terkejut melihat elang lain terbang seperti yang pertama ke ketinggian dan dengan kecepatan yang cepat. Raja itu sangat bahagia dan memberi pernghargaan pada orang tua itu.

Raja bertanya apa yang telah dilakukannya untuk membuat elang itu terbang dalam sehari. Orang tua itu hanya menjawab, "Aku hanya memotong cabang pohon di mana elang itu bertengger."

Banyak dari kita yang demikin. Kita memiliki sayap untuk terbang, tetapi tidak tahu bagaimana caranya terbang, dan di mana bisa terbang, kita masih saja duduk tanpa melakukan apa pun atau melakukan sesuatu yang membuat kita kalah dengan orang lain.

Jangan mencoba untuk berjalan ketika kita memiliki sayap untuk terbang!

Inspirasi - Cerita Berantai yang Berakibat Fatal

Alkisah, sepulang dari sawah, seekor kerbau berbaring di kandangnya dengan wajah capek dan napas yang berat. Saat itu datanglah seekor anjing, temannya.

Kerbau berkata, "Ah, teman lamaku, aku sungguh capek dan besok mau istirahat sehari saja."

Anjing itu pun pergi dan menjumpai kucing di sudut tembok, ia berkata, "Tadi saya bertemu dengan kerbau, ia besok mau istirahat dulu. Pantaslah, sebab bosnya memberi pekerjaan terlalu berat sih."

Ketika kucing itu bertemu dengan kambing, ia berkata, "Si kerbau komplain ke bos karena ngasihkerja terlalu banyak dan berat. Besok ia gak mau kerja lagi."

Saat sedang berjalan, Kambing bertemu dengan ayam, lalu katanya, "Kerbau gak suka kerja untuk bos lagi, mungkin ada bos lain yang lebih baik."

Kemudian Ayam bertemu dengan monyet dan berkata, "Kerbau gak akan kerja untuk bosnya lagi dan ingin cari kerja di tempat yang lain."

Saat makan malam, monyet bertemu dengan bosnya dan berkata, "Bos, si kerbau akhir-akhir ini sudah berubah sifatnya, dan ia mau meninggalkan bos untuk kerja dengan bos lain."

Mendengar ucapan si monyet, bos marah besar dan membunuh si kerbau karena dinilai telah mengkhianatinya.

Ucapan kerbau yang sebenarnya adalah, "Saya sungguh capek, dan besok mau istirahat sehari saja."

Tetapi lewat beberapa temannya akhirnya ucapan ini sampai ke bos, namun pernyataan si kerbau telah berubah menjadi, "Si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya dan mau meninggalkan bos untuk kerja dengan bos lain."

Demikianlah. Ada kalanya sebuah ucapan harus berhenti sampai telinga kita saja, tidak perlu diteruskan ke orang lain. Dan kita yang mendengarnya sebaiknya jangan percaya begitu saja apa yang dikatakan oleh orang lain, meskipun itu orang terdekat kita. Kita perlu check and recheckkebenarannya sebelum bertindak.

Kebiasaan melanjutkan perkataan orang lain dengan kecenderungan menambahi atau mengurangi, bahkan menggantinya, berdasarkan persepsi sendiri bisa berakibat fatal. Maka, bila ragu-ragu akan ucapan seseorang yang disampaikan oleh orang lain, sebaiknya langsung bertanya pada yang bersangkutan

Inspirasi - Kisah Pedagang Garam dan Keledainya

Seorang pedagang dan keledainya di musim semi yang indah di pagi hari. Ia memuati keledainya dengan kantong garam untuk pergi ke pasar dan menjualnya. Pedagang dan keledai itu berjalan bersama-sama. Tidak jauh mereka berjalan, mereka mencapai sungai.

Sayangnya, keledai terpeleset dan jauh ke sungai. Ketika ia berusaha naik dari sungai itu, ia merasa bahwa tas yang dimuat di punggunya menjadi lebih ringan.

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh pedagang itu, kecuali kembali ke rumah untuk  memuati keledainya lagi dengan tas berisi garam. Ketika mereka sampai lagi di tepi sungi yang licin, secara sengaja, keledai menjatuhkan dirinya ke sungai dan membuang semua isi tas yang ada di punggungnya lagi.

Pedagang itu rupanya tahu trik yang dilakukan oleh si keledai. Ia kembali lagi ke rumah tetapi kembali memuati keledainya dengan kantong spons.

Dasar keledai bodoh, ia mengatur lagi perjalanan seperti sebelumnya. Pada saat mencapai sungai ia kembali menjatuhkan dirinya ke dalam air. Tapi bukannya menjadi lebih ringan bebannya, malahan makin berat.

Pedagang itu menertawakannya dan berkata, "Kau keledai bodoh, aku sudah tahu trikmu. Harusnya kau tahu, mereka yang terlalu pintar terkadang terlalu berlebihan menggapai dirinya sendiri."

Inspirasi - Kisah Sopir yang Jujur

Malam itu dingin dan berangin. Saya dan teman saya telah bertemu sepanjang malam ini dan mengobrol selama berjam-jam. Kami tidak menyadari ketika melihat jam tangan, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Kami pun memutuskan untuk mencegat bajaj yang akan mengantar ke rumah kami.

Hujan mulai turun, kami pun bergegas mencari bajaj untuk kembali ke rumah. Tapi, tak satupun bajaj yang berhenti, kecuali satu.

Sopir bajaj bertanya tujuan kami dan kami memberitahu tujuan kami. Tanpa berbicara apapun tentang tarif, katanya, "Silakan!" Kami juga berterima kasih kepada sopir karena akhirnya ada bajaj yang berhenti untuk kami.

Karena saat itu cuaca sangat dingin, saya meminta sopir bajaj untuk berhenti di sebuah warung teh. Kami ingin meminum secangkir teh panas. Sopir berhenti di dekat sebuah warung teh.

Kami memesan teh, dan meminta sopir bajaj untuk bergabung bersama kami dan minum secangkir teh. Sopir itu menolak. Kami bersikeras memintanya untuk mengambil secangkir teh itu untuk menghangatkannya.

Sekali lagi sopir menolak untuk minum teh. Akhirnya, seorang dari kami bertanya, "Mengapa Anda tidak ingin minum teh dari warung ini atau apa?"

Sopir bajaj itu menjawab, "Tidak, Pak! Saya merasa tidak ingin minum teh sekarang."

Saya bertanya lagi, "Tapi, mengapa? Secangkir teh tidak akan merugikan."

Sopir bajaj itu dengan tersenyum menjawab, "Terima kasih Pak, tapi maafkan saya."

Teman saya bertanya lagi, "Apakah Anda memiliki kebiasaan tidak akan jajan?"

Sopir bajaj itu menjawab, "Oh, tidak!"

Teman saya menjadi marah dengan sopir itu dan berkata, "Anda pikir kami tidak mau berbagi secangkir teh dengan Anda?"

Sopir itu tetap diam dan tidak pernah menjawab. Saya benar-benar terkejut dengan perilakunya dan meminta teman saya untuk tidak memaksanya lagi.

Dalam waktu 15 menit kemudian, kami sampai di rumah kami. Kami membayar ongkos dan sopir bajaj itu mengucapkan terima kasih. Namun, saya masih ingin tahu apa alasannya menolak untuk minum teh bersama kami.

Sopir bajaj itu berpikir sejenak dan menjawab, "Pak, anak saya meninggal siang tadi dalam sebuah kecelakaan. Saya tidak punya cukup uang  untuk pemakamannya. Jadi saya berjanji untuk tidak minum bahkan air, hingga saya mendapatkan cukup uang untuk pemakaman anak saya. Itu sebabnya saya tidak minum teh ketika Anda menawarkan. Tolong, jangan salah paham."

Kami berdua merasa hancur mendengarnya dan menawarkan lebih banyak uang untuk pemakaman anaknya.

"Silakan ambil ini," kata saya sambil menyodorkan beberapa lembar  uang.

Dengan sopan sopir bajaj itu menolak, "Terima kasih Pak untuk kemurahan hati Anda. Dalam satu atau dua jam, jika saya mendapatkan satu atau dua lebih banyak pelanggan, saya akan mendapatkan uang yang cukup saya butuhkan." Dan ia pergi meninggalkan tempat kami.

Sopir itu bisa saja mengenakan  tarif beberapa kali lipat kepada kami karena hujan yang menghalangi kami. Namun, ia hanya memberlakukan tarif biasa. Meksipun kondisi keuangannya yang sedang tidak baik, kesedihan yang mendalam, sopir bajaj itu tetap jujur pada kata-katanya.

Jujur kepada siapapun, karena kejujuran adalah kebijakan yang tepat.

Inspirasi - Doa Tanpa Pamrih

 Kim dan Ray adalah sahabat yang sangat dekat. Mereka bertetangga, belajar bersama, menyelesaikan studi mereka, dan bekerja bersama-sama.

Pada suatu ketika mereka berencana untuk menikmati liburan melalui jalan laut untuk menjelajahi tempat-tempat yang berbeda. Sayangnya, kapal mereka karam di tengah laut. Sementara, sebagian wisatawan tidak bisa menyelamatkan diri, Kim dan Ray, yang bisa berenang, bisa mengatur diri hingga menyelamatkan diri dengan berenang ke sebuah pulau terpencil.

Mereka sangat senang dan berterima kasih kepada Tuhan karena sudah menyelamatkan mereka. Namun, pulau itu tampak seperti pulau yang terpencil, hampir tidak ada pepohonan yang menghasilkan buah, dan suasana tanpa makhluk hidup yang bisa bertahan. Tapi mereka tidak punya pilihan, hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar menyelamatkan nyawa mereka.

Kim dan Ray berdoa dengan tulus kepada Tuhan. Namun, tidak ada yang terjadi bahkan setelah beberapa hari. Akhirnya mereka memutuskan untuk saling berpisah dan menjelajahi ujung-ujung pulau dan mereka saling menantang doa siapa yang terkuat. Mereka membagi wilayah di pulau terpencil itu dan sambil berdoa kepada Tuhan.

Kim berdoa kepada Tuhan bahwa ia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Anehnya, ia mendapat setumpuk makanan, buah-buahan, dan sayuran di tepi laut. Setelah dua hari, ia meminta seorang gadis cantik sebagai istrinya, karena ia merasa sangat kesepian di pulau itu. Dalam beberapa jam kemudian, sebuah kapal karam di pulau itu dekat wilayah Kim, dan hanya seorang gadis cantik yang selamat! Akhirnya Kim menikahi gadis itu.

Setelah beberapa hari, ia meminta lebih banyak makanan dan tempat tinggal. Dan semua doa-doa dari Kim dikabulkan oleh Tuhan.

Hampir sebulan setelah kecelakaan kapal, Kim memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ia berdoa kepada Tuhan untuk mengirimkan sebuah kapal yang akan membawanya pulang, Anehnya, sebuah kapal datang dan membawa Kim serta istrinya pulang ke kampung halamannya.

Tepat sebelum kapal itu akan bergerak, sebuah suara muncul!

"Apakah kau akan pergi sendirian, dan meninggalkan rekanmu hidup di sini? "

Kim terkejut, "Boleh saya tahu siapa ini dan siapa yang Anda maksud? Saya hanya tinggal berdua dengan istri saya!"

 Suara itu berkata lagi, "Akulah yang kau sebut dalam doa-doamu, yang kau  minta untuk menyelamatkan hidupmu, dan  yan kau mintakan makanan, tempt tinggal, serta istri!"

Kim bahagia mendengarnya, lalu ia berlutut dan berkata, "Terima kasih Tuhan!"

Lalu Tuhan berkata, "Tapi mengapa  Kau meninggalkan rekanmu di sini?"

Kim bingung lagi!

Kemudian Tuhan menambahkan, "Jangan terlalu bersemangat anak-Ku. Doa-doamu tidak dijawab dan Saya penuhi. Saya hanya memenuhi doa temanmu, Ray. Ia berdoa hanya hal untuk saya! Dia mengatakan 'Silakan memenuhi semua Kim doa ini.'. Dan ini semua adalah doanya.

Kim menangis dan bergegas ke sisi lain pulau. Dia menyadari bahwa ia tidak berpikir memikirkan sahabtnyta, Ray, dan ia menikmati semua kesenangan tanpa memikirkan sahabatnya itu.

Namun, Kim tidak bisa menemukan Ray di sana dan bertanya kepada Tuhan, "Di mana Ray? "

Tuhan menjawab, "Aku membawanya pergi bersama-Ku, laki-laki dengan hati emas itu. Tapi Aku harus  memenuhi semua doa-doamu karena Aku berjanji untuk melakukannya!" 

Kim benar-benar merasa hancur dan menyadari mengapa doa temannya itu yang lebih kuat. Ya, karena doa temannya itu benar-benar tanpa pamrih.

Inspirasi - Pikirkan Dahulu Sebelum Bertindak

 Saat itu malam yang dingin dan sepi. Cuaca sangat dingin. Sekelompok monyet berada di sebuah pohon. Mereka menempel pada cabang-cabangnya.

Seekor monyet berkata, "Aku berharap kita bisa menemukan api. Ini akan membantu kita untuk tetap hangat."

Tiba-tiba mereka melihat kawanan kunang-kunang. Salah satu dari monyet muda itu berpikir bahwa itu api. Maka ia menangkap kuang-kuangan. Ia meletakkannya di bawah daun kering dan mulai meniupnya. Beberapa monyet lainnya akhirnya ikut bergabung dan bertindak sama.

Seekor burung gereja kembali ke sarangnya. Ia melihat monyet duduk di pohon yang sama dan melihat apa yang mereka lakukan. Burung pipit itu tertawa dan berkata, "Hei, monyet konyol, itu 'kan kunang-kunang, bukan api."

Lanjutnya, "Saya pikir kalian semua harusnya berlindung di sebuah gua."

Monyet-monyet itu tidak mendengarkan kicauan burung gereja itu. Mereka terus saja meniup kunang-kung yang malang itu.

Setelah beberapa waktu, kawanan monyet itu menjadi sangat lelah. Sekarang mereka menyadari apa yang dikatakan burung gereja itu benar.

Akhirnya mereka membebaskan kunang-kunang dan pindah ke sebuah goa di dekatnya.

Inspirasi - Lebih Berharga bila Kita Memberi dari Kekurangan Kita

Mahatma Gandhi berada pada sebuah perjalanan untuk mengumpulkan dana dari berbagai kota dan desa untuk Charkha Sangh. Ia pergi ke beberapa istana dan mencapai Orissa. Saat itu ia mengadakan pertemuan di Orissa.

Ia diminta untuk menawarkan dana untuk Sangh dan memberikan pidato. Setelah pidato, seorang wanita yang sangat tua dengan badan membungkuk, pakaian compang-camping, rambut putih, kering, dan kulit keriput, berdiri. Ia berusaha untuk mencapai panggung dan meminta para relawan untuk memungkinkannya mencapai Gandhi. Namun, para relawan menghentikannya, ia tetap berjuang untuk mencapai Gandhi.

Ia menyentuh kaki Gandhi. Lalu ia mengambil sebuah koin tembaga yang disimpan di lipatan kainnya dan menempatkan koin tembaga itu di kaki Gandhi. Wanita tua itu kemudian meninggalkan panggung.

Gandhi dengan sangat hati-hati  mengambil koin itu dan meletakkannya dengan aman. Kelompok dari Sangh meminta Gandhi untuk memberikan koin tembaga itu, tetapi Gandhi menolak memberikannya.

"Saya akan mengecek senilai berapa ribu rupee untuk Charkha Sangh," kata kelompok itu sambil tertawa, "Namun, Anda tidak akan memberikan padaku koin tembaga itu."

Gandhi berkata, "Koin tembaga ini bernilai jauh lebih daripada ribuan rupee. "Jika seorang pria memiliki beberapa lakhs dan ia memberikan lebih banyak seribu atau dua, itu tidak berarti banyak."

Koin itu hanya satu-satunya yang dimiliki oleh wanita tua miskin itu. Ia bahkan tidak memiliki pakaian yang tepat dan tampaknya tidak mampu untuk makan makanan yang baik, namun ia masih memberi semua yang ia miliki. Inilah tawaran terbesar yang pernah dibuat. Itulah sebabnya Mahatma Gandhi menyebutkan bahwa koin itu sangat berharga.

Kita mungkin memiliki banyak kekayaan, tapi itu tidak membuat kita murah hati. Menawarkan uluran tangan ketika tidak mempunyai apa pun atau kekayaan yang sangat sedikit, justru membuatnya lebih berharga.