Thursday, August 20, 2015

Kisah Inspiratif - Kejahatan dan Kebaikan Tidak Sesederhana yang Kita Pikirkan

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami istri berlari menuju ke sekoci untuk menyelamatkan diri. Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum sekoci menjauh dan kapal itu benar-benar menenggelamkannya.

Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, "Menurut kalian, apa yang diteriakkan oleh istri tersebut?"

Sebagian besar murid-murid itu menjawab, "Aku benci kamu!" "Kamu tahuu aku buta!!" "Kamu egois!" "Nggak tau malu!"

Tapi guru itu kemudian menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam saja itu menjawab. Kata si murid, "Guru, saya yakin si istri pasti berteriak, 'Tolong jaga anak kita baik-baik'".

Guru itu terkejut dan bertanya, "Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?"

Murid itu menggeleng. "Belum. Tapi itu yang dikatakan oleh mama saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis."

Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, "Jawaban ini benar."

Kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian.

Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak-anak mereka menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kronis dan akan segera meninggal. Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup. Dia menulis di buku harian itu, "Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku harus membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana."

Cerita itu selesai. Dan seluruh kelas pun terdiam.

Guru itu tahu bahwa murid-murid sekarang mengerti moral dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada berbagai macam persoalan dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mereka yang sering membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.

Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.

Mereka yang minta maaf terlebih dahulu setelah bertengkar, mungkin bukan karena mereka bersalah, tapi karena mereka menghargai orang lain.

Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolong kita, mungkin bukan karena mereka merasa berhutang, tapi karena menganggap kita adalah sahabat.

Mereka yang sering menghubungi kita, mungkin bukan karena mereka tidak punya kesibukan, tapi karena kita ada di dalam hati mereka

Kisah Motivasi - Lebih Baik Memiliki Musuh yang Cerdas daripada Teman yang Bodoh

Seorang Kaisar sedang berjalan melewati hutan dan tersesat. Ketika itu ia melihat seorang pria tidur di bawah pohon. Kaisar merasa senang karena merasa pria itu akan membimbing jalannya hingga ia bisa keluar dari hutan itu. Tapi ketika ia melihat pria itu, ternyata mulut pria itu terbuka, ya beberapa orang tidur dengan mulut terbuka. Dan seekor ular masuk ke dalam mulut pria itu.

Kaisar melihat ekor ular itu. Ia mengangkat cambuk dan mulai memukuli pria itu. Pria itu tiba-tiba terbangun. Pria itu tiba-tiba terbangun dan ia tidak bisa mengerti! Ia mulai berteriak dan menangis, "Apa yang Kau lakukan? Mengapa Kau memukuli saya? Salah apa yang telah saya lakukan kepada siapa? Oh Tuhan! Jahat sekali orang ini. Ia kuat, ia duduk di atas kuda, ia begitu kuat sehingga saya tidak bisa melawannya."

Kaisar memaksanya untuk makan buah-buahan busuk yang tergeletak di tanah. Ia tidak berhenti, ia melanjutkan mencambuk pria itu. Pria itu menangis dan makan buah-buahan yang busuk dan bau. Kaisar itu mencambuk lagi, dan memaksa pria itu untuk makan begitu banyak buah busuk hingga ia muntah dan pingsan. Saat ia muntah, ular itu keluar bersama dengan muntahan.

Ketika pria itu melihat ular keluar dari mulutnya, ia tidak bisa mengerti apa yang telah terjadi. Ia kemudian membungkuk ke kaki Kaisar dan berkata, "Ini adalah rasa kasih sayang Anda kepadaku. Dengan mencambuk maka memaksa saya makan buah busuk ini, yang membuat tubuh saya menumpahkan isi perut. Ini adalah keberuntungan besar saya. Tuhan telah mengutus Anda pada waktu yang tepat atau saya akan mati. Tapi saya ingin mengatakan satu hal. Jika Anda mengatakan bahwa saya makan ular, bahwa saya telah menelan ular yang merayap atau sesuatu telah masuk ke dalam tubuh saya, pasti saya akan menyalahkan Anda dan mengutuk Anda."

Kaisar itu berkata, "Jika saya katakan, tidak mungkin ular itu keluar. Anda akan mati ketakutan. Dengan mencambuk, Anda tidak akan mati. Jika saya mengatakan bahwa Anda telah menelan ular, maka saya tidak akan bisa membuat Anda memakan buah itu. Anda akan sadar dan itu tidak mungkin menyelamatkan Anda. Jadi saya harus menahan diri untuk mengatakan yang sesungguhnya dan melawan Anda sebagai gantinya. Untuk membuat Anda muntah menjadi perhatian utama saya. Saya harus berhenti mencemaskan Anda karena jika saya bisa membuat Anda muntah, entah bagaimana caranya, ular itu akan keluar."

Demikianlah, entah apakah kita pernah mendengar pepatah ini: Lebih baik memiliki musuh cerdas daripada seorang teman yang bodoh.

Seorang musuh yang masuk akal lebih baik daripada seorang teman yang bodoh. Kaisar ini masuk akal. Ia tampaknya menjadi musuh karena melakukan kekerasan, melawan pria itu dan membuatnya berdarah, tapi ia cerdas. Bahkan kekerasannya membawa hasil yang baik. Jika seorang teman bodoh yang ada, maka kehidupan pria tidur itu akan hilang. Pertanyaan sebenarnya adalah bukan persahabatan atau permusuhan, tetapi kecerdasan. (Showering Without Clouds)

Kisah Inspiratif - Bersyukur dan Berbahagia

Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu terus setiap hari rutinitasnya. Dan hari-hari pun berlalu.

Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba ia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. "Ahh…Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, dan telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?"

Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur ke tempat keramaian.

"Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang," terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.

Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.

Pedagang kaya itu meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi hutan. Saat ia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, "Ah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat."

Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, pedagang kaya itu bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.

Mendengar suara di sekitarnya, pemuda itu terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah, "Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini."

"Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?" tanya pedagang kaya itu.

"Silakan."

"Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?"

"Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik-baiknya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya 'kan? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini".

Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia.

Bila kita membaca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson (almarhum), yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya;tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.

Entah seberapa kontroversial kehidupan Jacko. Tetapi, setidaknya, ia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.

Mari, jangan hanya menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia. Kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia

Kisah Inspiratif - Karena Hidup adalah Misteri

Ketika kita terbangun, ketika kita memahami, ketika kita melihat, dunia menjadi benar. Sementara, kita selalu terganggu oleh masalah kejahatan.

Ada kisah yang kuat tentang seorang anak kecil yang berjalan di sepanjang tepi sungai. Ia melihat buaya yang terjebak dalam jaring. Buaya itu  mengatakan, "Apakah engkau tidak mengasihani aku dan melepaskan aku? Aku mungin terlihat jelek, tapi itu  bukan kesalahanku, kau tau itu. Tapi apa pun penampilan luarku, aku memiliki hati seorang ibu. Aku datang pagi ini untuk mencari makanan untuk anak-anaku dan terjebak dalam perangkap ini!"

Anak kecil itu berkata, "Ah, kalau saya membantumu keluar dari perangkap itu, kau akan mengambil saya dan membunuh saya."

Buaya bertanya, "Apakah kau pikir aku akan melakukannya untuk kerelaanmu membebaskanku?"

Anak kecil itu pun dibujuk untuk mengambil jaring dan merenggut anak kecil itu.

Saat anak itu sedang berada di antara rahang buaya, katanya, "Jadi ini yang saya dapatkan untuk perbuatan baik saya."

Kata buaya itu, "Yah, jangan tersinggung, anak muda, ini adalah cara dunia, ini adalah hukum kehidupan."

Anak kecil itu membantah, hingga buaya itu mengatakan, "Apakah kau ingin meminta seseorang untuk menggantikanmu?"

Anak kecil itu melihat burung duduk di cabang pohon, dan ia mengatakan kepadanya, "Burung, apakah yang dikatakan buaya tadi itu benar?"

Burung itu berkata, "Buaya itu benar. Lihatlah aku. Aku pulang setelah satu hari mencari makanan untuk anak burungku. Bayangkan betapa horornya mleihat ular merayap di pohon, menuju ke sarangku. Aku benar-benar tak berdaya. Ular itu terus melahap anakku, satu demi satu. Aku terus menjerit dan berteriak, tapi sia-sia. Buaya benar, ini adalah hukum kehidupan, ini adalah cara dunia."

"Nah, kau dengar sendiri," kata buaya.

Tapi anak itu berkata lagi, "Biarkan saya meminta pendapat orang lain."

Lalu buaya itu mengatakan, "Yah, baiklah, mari pergi ke depan."

Ada seekor keledai tua lewat di tepi sungai. "Hai, keledai," kata anak itu, "apakah yang dikatakan buaya itu  benar?"

Kata keledai, "Buaya itu cukup benar. Lihat aku. Aku telah bekerja dan bekerja keras untuk tuanku sepanjang hidupku dan ia hampir tidak memberiku cukup makan. Sekarang aku sudah tua dan tak berguna, ia telah melepaskanku, dan di sini aku berkeliaran di hutan, menunggu beberapa binatang buas untuk menerkamku dan mengakhiri hidupku. Buaya benar, ini adalah hukum kehidupan, ini adalah cara dunia."

"Nah, lihat," kata buaya. "Ayo!"

Anak itu berkata, "Beri saya kesempatan lagi, satu kesempatan terakhir. Izinkan saya mengajukan satu makhluk lainnya. Ingat bagaimana baiknya saya untukmu?"

Maka buaya itu berkata, "Baiklah, kesempatan terakhirmu."

Anak kecil itu melihat kelinci lewat, dan ia berkata, "Kelinci, apakah buaya benar?"

Kelinci duduk dan berkata kepada buaya, "Apakah kau mengatakan kepada anak itu?"

Kata buaya, "Ya, saya lakukan."

"Tunggu sebentar," kata Kelinci. "Kita harus membicarakan hal ini."

"Ya," kata buaya.

Tapi kata kelinci, "Bagaimana kita bisa membicarakannya saat kau punya anak itu di mulutmu? Bebaskanlah dulu. Ia harus mengambil bagian dalam diskusi ini juga. "

Kata buaya, "Kau pintar. Saat aku melepaskannya, ia akan lari."

Kata kelinci itu, "Saya pikir kau harus lebih masuk akal dari itu. Jika ia berusaha melarikan diri, satu garis ekormu itu akan membunuhnya."

"Cukup adil," kata buaya, dan ia melepaskan anak itu.

Saat anak itu dilepaskan, kelinci berkata, "Lari!"

Anak itu pun lari dan lolos dari cengkeraman buaya. Kemudian kelinci berkata kepada anak itu, "Apakah kau tidak menikmati daging buaya? Bukankah orang-orang di desamu mencari makanan yang baik? Kau tidak benar-benar melepaskan buaya itu, sebagian besar tubuhnya masih terperangkap dalam jaring itu. Mengapa kau tidak pergi ke desa dan membawa semua orang ke sini dan berpestalah."

Itulah yang dikerjakan anak itu. Ia pergi ke desa dan memanggil semua orang. Mereka datang dengan kapak dan tongkat serta tombak dan membunuh buaya. Anjing anak itu datang juga, dan ketika anjing itu melihat kelinci, ia mengejar, menangkap dan membunuhnya. Anak itu datang di tempat kejadian itu terlamat, dan saat ia melihat kelinci itu mati, katanya, "Buaya itu benar, ini adalah cara dunia, ini adalah hukum kehidupan."

Tidak ada penjelasan yang dapat kita berikan  yang akan menjelaskan segala penderitaan, kejahatan, penyiksaan, kehancuran, dan kelaparan di dunia ini. Kita tidak akan pernah menjelaskannya. Kita bisa mencoba dengan formula kita, agama dan sebaliknya, tapi kita tidak pernah akan bisa menjelaskannya.

Karena hidup adalah misteri, yang berarti pikiran kita tidak bisa berpikir masuk akal dari itu. Untuk itu kita harus bangun dan kemudian kita akan menyadari bahwa realitas tidak bermasalah, kitalah yang bermasalah. (Awareness, by Anthony De Mello)

Motivasi - Filosofi Mobil

 Siapa sih yang tidak mengenal mobil? Alat transportasi di darah dan kebanyakan beroda empat ini pasti siapapun mengenalnya. Ternyata banyak makna yang terkandung dalam setiap bagian mobil.

Berikut ini beberapa bagian mobil yang memiliki makna yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita.

  • Mesin. Bagian ini merupakan salah satu elemen penting dari sebuah  mobil. Merupakan penggerak mobil tersebut. Tanpa mesin, mobil tak akan bisa maju. Dalam tubuh kita, yang bisa diumpamakan sebagai mesin adalah jantung. Jantung memompa darah agar kita tetap bisa hidup.Bila kita memiliki suatu tujuan tentu harus ada mesin penggerak yang menggerakkan kita untuk mencapai tujuan tersebut. Motivasi berperan sebagai mesin dalam menggerakkan kita untuk suatu tujuan tertentu. Jika memiliki tujuan tanpa motivasi, sama saja seperti mobil tanpa mesin.
  • Gas dan rem. Fungsinya tentu untuk maju dan berhenti. Dalam hidup ini kita harus maju untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Tetapi rem juga diperlukan apabila kita mengarah ke arah yang negatif. Misalkan ketika amarah muncul karena suatu hal tentu kita harus mengerem amarah tersebut. Tapi jika untuk suatu tujuan yang positif, injak pedal gas dan melajulah.
  • Setir. Mengapa setiap mobil yang diproduksi selalu ada setirnya? Ya, karena pembuatnya tahu bahwa ketika mobil ini digunakan tentu akan melalui jalan yang tak selalu lurus. Jalan hidup orang memang berbeda – beda, ada yang menjadi karyawan, polisi, dokter, bisnis man, dan berbagai profesi lainnya. Namun ketika kita memiliki setir dalam diri kita tentunya kita bisa memilih jalan hidup mana yang akan kita tempuh. Walaupun kita tidak akan pernah tau apakah ada halangan dan rintangan apa yang ada di jalan yang kita tempuh. Dan ketika kita meyadari kita telah salah arah, maka rem lah dan putar setir untuk kembali ke jalan yang benar.
  • Kaca spion. Kaca spion digunakan untuk melihat apakah ada kendaraan di belakang kendaraan kita atau tidak. Dalam kehidupan ini memang kita harus fokus ke depan dan menatap jalan yang sedang ktia tempuh. Namun terkadang kita pun harus melihat spion kehidupan kita, yaitu terkadang kita perlu untuk melihat masa lalu kita sebagai suatu pelajaran dan pengalaman untuk menjalani jalan kehidupan yang sedang kita tempuh.
  • Knalpot. Knalpot merupakan bagian mobil untuk membuang gas – gas yang tidak dibutuhkan. Di setiap diri manusia pastilah terdapat kekurangan, tetapi janganlah hal itu dijadikan alasan untuk terus memiliki kekurangan itu. Misalkan ada seseorang yang hampir setiap hari marah – marah. Ia mudah sekali terpancing emosi. Lalu apakah layak orang itu mewajarkan sikap yang ia miliki dengan alasan setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Tentu kekurangan – kekurangan yang seperti itu harus dibuang dan dibersihkan agar menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

Itulah beberapa bagian mobil yang dapat diambil pelajaran. Walaupun banyak bagian mobil yang lain yang dapat diambil pelajaran dalam kehidupan.

Dan berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan mobil.

  • Kemampuan mengendarai. Mobil secanggih apapun tak akan bermanfaat bila dipakai oleh orang yang tak bisa mengendarai. Untuk menjalani hidup ini pun diperlukan kemampuan dalam bidang – bidang tertentu agar menjadi orang yang bermanfaat.
  • Rambu – rambu lalu lintas. Rambu – rambu lalu lintas dibuat untuk menertibkan para pengguna kendaraan agar tidak merugikan pihak – pihak pemakai jalan lainnya. Dalam hidup pun pastilah memiliki aturan – aturan yang harus dipatuhi agar tidak bertentangan dengan hak – hak orang lain.

Nah, apakah kita sudah berfungsi sebagai mobil dan pengendara yang seharusnya

Cerita Inspiratif - Mengubah Hinaan Menjadi Sebuah Motivasi

Seorang wanita bekerja di salon kecantikan di New York. Salon tersebut sering dikunjungi oleh kalangan atas dan selebritis.

Pada suatu hari ia kagum melihat pakaian seorang pelanggan kaya yang sedang berkunjung ke salon tempatnya bekerja. Rasa ingin tahunya muncul, spontan ia bertanya, "Di mana Ibu membelinya ya?"

Pelanggan kaya itu menatap dirinya dengan sikap dingin dan tatapan tajam, dengan ketus ia menjawab, "Untuk apa kamu mau tahu di mana membelinya? Seandainya saya katakan padamu, kamupun takkan sanggup membelinya!"

Mendengar hinaan itu, si pekerja salon melangkah pergi dengan perasaannya yang terluka, tapi batinnya berbicara, "

Seorang wanita pekerja di salah satu salon kecantikan di New York, Salon tsb sering di kunjungi oleh kalangan atas& selebritis. "Saya berjanji suatu hari saya pasti bisa mendapatkan semua seperti wanita kaya itu dapatkan, perhiasan, rumah mewah, uang yang banyak. Dan tak akan pernah ada orang lain yang akan mengatakan seperti itu lagi pada saya."

Beberapa tahun kemudian, terlihat di banyak media cetak, foto si pekerja salon itu bersama orang-orang top dunia, seperti Pangeran Charles, Putri Grace dari Monaco, Rose Kennedy, TC Cooke, dll.

Pekerja salon itu tidak lain adalah Estee Lauder, salah satu wanita terkada yang pendiri industri kecantikan dunia.

Nah, bila kita merasa sakit hati dan hanya meratapi diri atas hinaan orang lain, maka kita hanya menyimpan dendam dan mengharapkan hal-hal buruk terjadi pada orang yang menghinda kita. Dan itu hanya merusak kebahagiaan diri sendiri dan tidak memberikan manfaat apapun.

Belajar dari sikap Estee Lauder, yang telah mengubah rasa dendamnya menjadi motivasi bagi dirinya untuk meraih kesuksesan.

Terkadang kita perlu bersyukur saat dihinda oleh orang lain, karena itu bisa membangkitkan semangat juang kita. Yang terpenting adalah memiliki respon yang positif dan membuktikan bahwa kita mampu meraih kesuksesan.

Dan, dengan pertolongan Tuhan kita akan dimampukan untuk itu

Kisah Inspiratif - Kesombongan Biasanya Topeng Dangkal Seorang Pengecut

Epictietus (AD 55 – AD 135) adalah seorang filsuf Yunani Stoic. Ia dilahirkan oleh budak di Yunani, tinggal di Roma da, diusir serta dibuang ke tanah airnya, tempat ia tinggal menghabiskan sebagian besar hidupnya.

Selama pengasingannya, ia menciptakan cara mengajar murid-muridnya. Berikut ini kutipan dari bukunya Discourses.

"Dua hal yang mungkin terjadi ketika kita bertemu seseorang: apakah kita menjadi teman atau kita berusaha meyakinkan orang ini untuk menerima keyakinan kita. Hal yang sama terjadi ketika bara menyentuh sepotong batubara: baik untuk berbagi api dengan itu atau menjadi kehabisan napas karena besaran api dan akhirnya padam."

"Seperti pada umumnya kita tidak aman pada kontak pertama, kita mencoba menunjukkan ketidakpedulian, kesombongan, atau kerendahan hati yang berlebihan. Hasilnya adalah bahwa kita berhenti menjadi diri kita sendiri dan hal-hal mulai menyimpang menuju dunia yang aneh yang bukan milik kita.

"Untuk menghindari hal ini terjadi, biarkan perasaan baik akan melihat langsung. Kesombongan biasanya topeng dangkal pengecut, tapi itu berakhir dengan mencegah hal-hal penting dari perkembangan hidup kita."

Kisah Inspiratif - Kisah Pengaduk Besi dan Garam

Seorang pemulung berjalan-jalan di tengah tumpukan sampah. Di tempat itu ia menemukan sebuah pengaduk besi yang sudah tua dan berkarat. Pemulung itu kemudian memungut pengaduk besi tersebut dan kemudian meletakkannya di dalam tasnya.

Lalu ia berjalan lagi dan di dekat tempat ia menemukan pengaduk besi tadi, ia menemukan sebongkah garam dapur yang sudah sangat kotor. Garam tersebut kemudian ia pungut dan ia masukkan ke dalam tasnya juga. Di dalam tas si pemulung, garam dan pengaduk besi menjadi akrab. Mereka saling mengenal dan mengasihi satu sama lain, saling berbagi rasa, dan saling sharing tentang perjalanan mereka selama ini.

Sesampainya di rumah, si pemulung mengamplas pengaduk besi yang ia temukan tadi sehingga mengkilap, kemudian melumurinya dengan minyak dan meletakkannya di tempat perkakasnya. Sedangkan bongkahan garam dapur yang ia temukan, dibersihkannya dari kotoran-kotoran yang menempel, kemudian mencucinya sebentar, dan meletakkannya di tempat bumbu dapur.

Pengaduk besi dan garam dapur sangat bersedih hati. Mereka yang sudah akrab merasa dipisahkan oleh si pemulung. Mereka menganggap si pemulung kejam karena telah memisahkan mereka. Dan mereka pun sepakat akan protes kepada si pemulung.

Akhirnya si pemulung mendengar protes kedua benda tersebut. Besi berkata "Tuanku, mengapa engkau memisahkan aku dari garam dapur. Ia sahabat sejatiku."

Garam dapur pun protes serupa , "Tidakkah engkau sangat kejam, Tuan. Aku menyayangi pengaduk besi sahabatku. Mengapa engkau memisahkan kami ?"

Si pemulung menjawab mereka, "Hei pengaduk besi dan garam dapur. Tidak tahukah kalian bahwa jika kalian bersatu terlalu lama akan merusakkan satu sama lain. Tidak tahukah kalian bahwa garam dapur akan larut oleh uap air dan membentuk air garam. Air garam dapat bereaksi dengan besi dan menimbulkan karat kemudian karat itu akan mengotori kalian semuanya. Aku akan menyatukan kalian lagi saat aku memasak, kemudian aku akan membersihkan kalian lagi."

Kisah garam dapur dan pengaduk besi ini adalah kisah perumpamaan tentang kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita merasa Tuhan sangat kejam, karena permohonan kita tidak terkabul atau mungkin kita ditinggalkan oleh seorang yang kita kasihi.

Ingatlah, bahwa pikiran kita sangat terbatas. Kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi jika permohonan kita dikabulkan oleh Tuhan. Hanya Dia yang mengetahui hal yang terbaik bagi kita. 

Kisah Inspiratif - Masih Perlukah Kita Tinggi Hati?

Di tengah-tengah sebuah training, sang trainer memberikan arahannya.

"Letakkan kedua tangan kalian di dada kalian masing-masing!" seorang trainer memulai instruksinya. "Letakkan, terus, dan rapat hingga kalian merasakan detak jantung kalian masing-masing!" lanjut beliau.

Saya pun menuruti kata-katanya, saya letakkan kedua tangan perlahan ke atas dada. Mencari-cari sebentar, dan akhirnya terasalah detak jantung saya. Saya pun menunggu instruksi selanjutnya.

"Letakkan dan rasakan detak jantung Anda..!!" begitu instruksi beliau, "Jika sudah terasa, sekarang katakan kepada jantung Anda, Berhenti..!!"

Saya agak bingung dengan instruksi tersebut namun tak urung saya lakukan juga.

"Katakan, dan perintahkan kepada jantung Anda untuk berhenti!, katakan pada ia untuk berhenti!!"

"Tidak mungkin!!' teriak saya dalam hati, "Tidak mungkin bisa!!"

Entah, apakah trainer tersebut mendengar apa yang kami rasakan, ia pun melanjutkan kata-katanya. "Lihatlah.. rasakanlah..!! bahkan jantung kita pun bukan milik kita...!!",

Seketika itu pula, Degg, diri ini kontan tersadar apa maksud dari semua ini.

Ya terkadang kita sombong dengan diri kita sendiri. Kita merasa yakin kita bisa melakukan semuanya. Kita lupa untuk berbuat baik dan lupa akan Tuhan. Padahal semua yang kita miliki ini berasal dari Tuhan. Barulah kita menyadari bahwa Tuhan yang bisa menghentikan jantung kita,bukan diri kita sendiri.

Maka penuhilah hati kita dengan syukur atas karunia yang diberikan kepada Tuhan atas kehidupan ini. 

Kisah Inspiratif - Belajar untuk Menghargai

Alkisah, ada seorang pria yang sangat senang membantu, baik hati, dan murah hati. Ia adalah pria yang selalu membantu seseorang tanpa meminta imbalan. Ia akan membantu orang lain karena ia ingin dan ia suka.

Suatu hati ketika ia berjalan di sebuah jalan yang berdebu, pria ini melihat sebuah tas, sehingga ia mengambilnya, dan melihat bahwa tas itu kosong. Tiba-tiba seorang wanita dengan seorang polisi muncul dan pria itu ditangkap.

Wanita itu terus bertanya di mana ia menyembunyikan uang, tapi pria itu menjawab, "Tas itu kosong ketika saya menemukannya, Bu."

Wanita itu berteriak kepadanya, "Tolong berikan kembali uang itu. Itu untuk biaya sekolah anak saya."

Pria itu melihat wanita itu benar-benar merasa sedih, sehingga ia menyerahkan semua uangnya. Ia berpikir bahwa wanita itu adalah orangtua tunggal. Pria itu berkata, "Ambil ini, maaf atas ketidaknyamanan ini."

Wanita itu pun pergi dan polisi membawa pria itu untuk diinterogasi lebih lanjut.

Wanita itu sangat senang, tapi ketika ia menghitung uangnya lagi, jumlahnya ternyata dua kali lipat!  Ia terkejut. Suatu hari ketika wanita itu akan membayar biaya sekolah anaknya ke sekolah, ia melihat seorang pria kurus berjalan di belakangnya. Ia berpikir mungkin ia akan merampok, maka ia mendekati seorang polisi yang sedang berdiri di dekat situ. Ah, ternyata polisi yang sama, ketika ia kehilangan tasnya. Wanita itu bercerita tentang seorang pria yang mengikutinya, tapi tiba-tiba mereka melihat pria itu ambruk. Mereka berlari ke arahnya, dan melihat bahwa pria itu adalah orang yang sama ketika ditangkap beberapa hari yang lalu karena mencuri sebuah tas.

Pria itu tampak sangat lemah dan wanita itu bingung. Akhirnya, polisi itu berkata kepada wanita itu, "Ia tidak mengembalikan uang Anda, ia justru memberi Anda uangnya hari itu. Ia bukan pencuri, tapi ketika ia mendengar tentang biaya sekolah anak Anda, ia merasa sedih dan memberi Anda uangnya."

Kemudian, mereka membantu pria itu berdiri, dan pria itu berkata kepada wanita itu, "Silakan Anda membayar uang sekolah anak Anda, saya melihat Anda dan mengikuti Anda untuk memastikan bahwa tidak ada lagi yang akan mencuri uang sekolah Anda."

Wanita itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Hidup memang memberi kita pengalaman aneh. Kadang-kadang mengguncangkan dan kadang-kadang membuat kita heran. Kita akhirnya membuat penilaian yang salah atau kesalahan dalam kemarahan, keputusasaan, dan frustasi. Bagaimana pun, ketika kita mendapatkan kesempatan kedua, maka perbaiki kesalahan kita dan berbaik hatilah. Jadilah baik dan murah hati. Belajar menghargai apa yang sudah diberikan kepada kita.

Kisah Inspiratif - Tuhan Menjawab Doa Lewat Seekor Semut

 Brenda adalah seorang gadis muda yang diajak mendaki tebing oleh teman-temannya. Walau sebenarnya ia takut melakukannya, ia memutuskan untuk tetap pergi bersama mereka mendaki sebuah tebing granit yang curam.

Di luar rasa takutnya itu, ia memasang perlengkapannya, berpegang pada tambang dan kemudian memulai pendakian. Akhirnya ia sampai pada suatu pijakan di mana ia bisa menarik nafas sejenak. Tetapi di saat ia tengah berhenti, secara tidak sengaja matanya terbentur tali pengaman yang terikat di tubuhnya sehingga membuat soft-lensnya terlepas.

Ia tengah ada di suatu pijakan tebing yang berada ratusan meter di atas tanah dan ratusan meter pula tebing di atasnya yang masih harus didaki. Ia melihat dan melihat sekelilingnya, sambil berharap dapat menemukan soft-lensnya yang terlepas itu, tapi ternyata ia tidak dapat menemukannya.

Ia berada jauh dari rumah dan penglihatannya sekarang buram. Ia putus asa dan mulai merasa gelisah, kemudian ia mulai berdoa kepada Tuhan agar menolongnya menemukan soft-lens itu.

Ketika ia sampai di puncak tebing, temannya membantu mencari dengan memeriksa bajunya dengan harapan dapat menemukannya, tetapi soft-lens itu tetap tidak dapat ditemukan. Ia duduk dengan perasaan yang hilang pengharapan, beristirahat dengan sebagian rombongan sambil menunggu rombongan lainnya.

Sambil termenung, Brenda melihat gunung-gunung di sekitarnya, tiba-tiba teringat olehnya tulisan yang pernah dibacanya, bahwa "mata Tuhan menjelajah seluruh bumi."

Ia kemudian berdoa di dalam hatinya, "Tuhan, Engkau dapat melihat semua gunung-gunung. Engkau juga mengetahui setiap daun dan batu yang ada di gunung ini, dan Engkaupun tahu dengan pasti di mana soft-lensku berada. Ya Tuhan, tolonglah aku."

Akhirnya rombongan itu turun ke bawah melalui jalan yang kecil. Sesampainya di bawah, mereka bertemu dengan rombongan lain yang baru mau memulai pendakian. Tiba-tiba seorang dari mereka berteriak, "Halo teman, adakah di antara kalian yang kehilangan soft-lens?"

Tentu saja hal ini cukup mengejutkan, tetapi tahukah Anda bagaimana pendaki itu menemukannya? Pendaki itu melihat seekor semut kecil sedang bergerak secara perlahan di permukaan tebing sambil membawa sebuah soft-lens.

Brenda berkisah, bahwa ayahnya adalah seorang kartunis. Ketika bercerita kepada ayahnya mengenai kejadian luar biasa tentang seekor semut, doa, dan soft-lensnya yang hilang, ayahnya kemudian menggambar sebuah kartun tentang seekor semut memikul sebuah soft-lens dengan tulisan, "Tuhan, aku tidak tahu mengapa Engkau menginginkan aku untuk membawa benda ini. Saya tidak dapat memakannya dan benda ini sangatlah berat. Tetapi bila itu memang kehendakMu, aku akan membawakannya untukMu."

Adakalanya dalam keadaan yang sukar, kita dapat belajar untuk berseru, "Tuhan, saya tidak mengerti mengapa Engkau menginginkan saya memikul beban ini. Saya tidak melihat ada hal yang berguna di dalamnya dan beban ini sangatlah berat. Tetapi kalau ini adalah kehendakMu, saya akan melakukannya." 

Kisah Inspiratif - Kisah Kekuatan Rayap

Anda mengenal rayap? Rayap adalah binatang kecil yang biasa memakan kayu. Rayap dikenal sebagai hama yang bisa merusak rumah kita, apabila rumah kita setidaknya dari bahan kayu.

Kekuatan rayap sungguh luar biasa, sebuah bangunan besar bisa saja hancur oleh binatang kecil ini. Bukan itu saja kekuatannya. Selain memiliki kekuatan merusak, rayap pun memiliki kekuatan membangun.

Rayap memiliki kekuatan membangun sarangnya lengkap dengan sistem air conditioning-nya plus tata ruang yang apik dengan ketinggian sampai 9 meter. Ini adalah suatu pencapaian luar biasa sebab tubuh rayap sendiri hanya memiliki tinggi sekitar 3 milimeter saja. Artinya, rayap mampu membangun tempat tinggalnya hingga 3.000 kali tinggi badannya.

Sementara, manusia dengan berbagai peralatan dan bahan-bahan yang canggih, sampai sekarang belum mampu membangun sebuah bangunan dengan ketinggian sampai 1.000 kali tinggi badannya. Sampai saat ini bangunan tertinggi yang sudah dibuat manusia baru sampai pada ketinggian sekitar 1.000 meter saja.

Bagaimana rayap bisa membangun tempat tinggalnya begitu tinggi? Ada dua pelajaran yang bisa kita ambil dari para rayap ini. Mereka bekerja sama dalam membangun sarangnya. Tubuh kecil dan lemah hanya bisa diatasi dengan cara bekerja sama. Bekerja sama membuat mereka memiliki kekuatan yang dahsyat baik dalam menghancurkan maupun membangun.

Mereka bekerja dengan mengikuti insting, yang merupakan fitrah yang diberikan Tuhan kepada makhluk kecil ini.  Mereka tidak memiliki ilmu arsitektur. Mereka tidak memiliki ilmu dengan pengkondisian udara dan tata ruang. Mereka tidak pernah kuliah cara mengawetkan makanan. Tetapi mereka mampu, karena mereka hidup sesuai dengan tujuan hidupnya.

Manusia yang seharusnya memiliki kemampuan yang lebih dahsyat bisa kehilangan kemampuan itu karena disebabkan oleh dua hal. Yang pertama, jika seseorang sudah tidak mau lagi bekerja sama dengan sesama atau saudaranya. Kesombongan dan keangkuhan mereka menghalangi untuk bekerja sama sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.

"Saya bisa, saya hebat, dan saya mampu. Buat apa bekerja sama? Saya sukses, saya kaya raya, saya tidak minta pada orang lain, maka saya tidak peduli dengan orang lain." Mereka yang berkata seperti itu adalah mereka yang kehilangan banyak potensi keberhasilan dalam hidupnya.

Banyak manusia yang menjauh dari tujuan hidupnya. Mereka hidup dengan cara mereka sendiri. Cara yang diproduksi oleh akalnya sendiri yang sungguh lemah dan banyak kekurangan. Padahal, kita sudah punya cara hidup yang sesuai dengan ajaran Tuhan.

Maka, mari hidup sesuai dengan kehendak Tuhan maka hidup kita dijamin akan lebih baik