Wednesday, November 19, 2014

Inspirasi - Bagaimana Kanguru Memiliki Ekornya

Dahulu kala, beberapa hewan tampak berbeda dengan yang kita lihat seperti sekarang ini. Kanguru tidak memiliki ekor dan wombat (binatang khas Australia) berbadan tinggi dengan kepala bulat.

Alkisah, Mirram Kanguru dan Warreen Wombat adalah teman baik. Mereka tinggal bersama di sebuah gubuk yang dibangun Warreen dari kulit pohon. Mereka selalu bersama, tapi Mirram lebih suka tidur di luar pada malam hari dan ini menyenangkan bagi Warreen yang selalu ingin tidur di dalam.

"Ayo, Warreen, tidur di luar denganku," kata Mirram. "Jauh lebih baik karena kita bisa melihat bintang-bintang di malam hari dan merasakan angin segar di pohon."

"Ah, terlalu dingin di luar," dengus Warreen. "Apalagi kadang-kadang hujan. Aku bisa-bisa kebasahan! Aku lebih suka tidur di dalam gubuk dengan api agar tetap hangat."

Mirram Kanguru tidak bisa menerima hal itu. "Gubuk kulit pohonmu gelap dan bau. Sungguh jauh lebih baik bila tidur di udara bersih di bawah bintang-bintang terang!"

"Tidak, terima kasih," kata Warreen. "Aku tetap akan tinggal di gubukku yang membuatku nyaman."

Mirram tidak sabar, "Kau terlalu takut untuk tidur di luar denganku. Kau takut untuk merasakan sedikit angin."

"Aku tidak takut!" dengus Warreen. "Aku hanya suka tidur di gubuk kulit pohonku!"

Mirram terus mengejek Warreen, sampai suatu malam, wombat itu setuju untuk tidur di luar. Sepanjang malam itu ia benar-benar kedinginan dan tertatih-tatih kembali ke dalam gubuk. Kanguru itu menertawakannya.

Sepanjang musim panas itu, mereka bermain bersama sebagai teman, tapi Mirram terkadang masih membuat pondok Warreen itu menyenangkan.

Perubahan terkadi ketika musim dingin tiba. Angin menjadi lebih dingin pada malam hari saat Mirram tidur di luar. Pada awalnya ia merasa tidak masalah. Ia meringkuk di batang pohon untuk melindungi dirinya sendiri, dan tertawa saat memikirkan Warreeen di gubuk baunya itu. "Wombat tidak akan berani bersama angin seperti diriku," katanya pada dirinya sendiri.

Angin bertiup semakin kencang dan semakin dingin. Mirrram semakin meringkuk memeluk batang pohon. Ia mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa angin tidak bisa menyakitinya – ia tidak takut. Ketika hujan mulai turun, ia bergumam, "Sedikit angin dan hujan tidak akan menyakitiku. Aku tidak takut.

Hingga suatu malam, ledakan angin mendera kanguru dengan hujan yang turun seperti jarum es. Mirram begitu basah dan kedinginan, ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Ia berjuang dengan kaki belakangnya, dan ditiup oleh angin, perlahan melompat menujuk gubuk kulit pohon.

"Ini aku!" teriak Mirram, mengetuk pintu, "Sekarang, biarkan aku masuk!"

"Tidak!" teriak Wombat. "Ruangan tidak cukup!"

Gigi Mirram gemeletuk. Ia sangat marah dan mendorong keras pintu hingga terbuka, "Aku di dalam sekarang, dan Kau tidak cukup besar untuk melemparkanku keluar!"

"Hmmmph," dengus Warreen. "Yah, tidurlah di sana. Di sudut itu semua basah dan saya tidak ingin ketetesan air hujan." Wombat berbaring dekat api lagi dan kembali tidur.

Mirram berbaring di sudut, tapi ada lubang di dinding gubuk, sementara angin dan hujan silih berganti. Ia tidak bisa mendapatkan kehangatan. Warreen dengan lelap tidur sambil mendengkur dan menikmati mimpinya. Ini tentu saja membuat Mirram marah.

Di pagi hari tubuhnya kaku dan sakit. Ia tertatih-tatih di luar dan mengambil sebuah batu besar. Ketika ia kembali, dilihatnya Warreen sedang menggeliat bangun. Mirram pun memukul kepala Warreen dengan batu, meratakan dahinya dan membuat ikal di sekitar hidungnya.

"Ini untuk membantuku mendapatkan hangat dan kering," kata Mirram. "Dan mulai sekarang, kau akan selalu hidup dalam lubang basah. Dahimu rata dan rumah dingin akan mengingatkanmu tentang tadi malam."

Setelah itu, Warreen dan Mirram tidak berbicara satu sama lain atau bermain bersama. Warreen pun merencanakan balas dendam. Ia pun membuat tombak besar dan menunggu sampai Mirram sendirian. Kemudian ia melemparkan tombak dengan sekuat tenaga hingga mengenai kanguru itu di dasar tulang punggungnya. Mirram berteriak kesakitan dan mencoba menarik tombak itu, tapi ia tidak bisa.

"Mulai sekarang, kau akan punya ekor yang panjang," teriak Warreen, "Dan engkau tidak akan pernah mempunyai rumah tinggal!"

Itulah sebabnya wombat sekarang memiliki dahi yang datar dan hidup dalam liang yang gelap, basah, di bawah tanah. Dan mengapa kanguru memiliki ekor panjang dan selalu tidur di luar, di bawah bintang-bintang.

No comments:

Post a Comment