Friday, October 25, 2013

Inilah Bedanya Doa Ibu dan Anak

Pada suatu hari, seorang pemuda yang bernama Daniel terlibat dalam kecelakaan. Dia ditabrak oleh sebuah taksi di sebuah jalan raya.

Akibat dari kecelakaan itu dia cedera parah. Kepalanya luka, tangannya patah dan perutnya terburai. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan bahwa sakitnya terlalu parah dan memperkirakan dia tidak ada harapan lagi untuk hidup. Ibunya, segera dihubungi dan diberitahu tentang kecelakaan yang menimpa anaknya.

Hampir pingsan sang Ibu mendengar berita tentang anaknya itu. Dia segera bergegas ke rumah sakit tempat anaknya dirawat. Berlinang air mata ibu melihat kondisi anaknya. Meskipun telah diberitahu bahwa anaknya sudah tiada harapan lagi untuk diselamatkan, Ibu ini tetap tidak henti-hentinya berdoa dan memohon kepada Tuhan agar anaknya itu selamat.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, kondisi Daniel tidak banyak berubah. Saban hari sang Ibu menunggui anaknya itu tanpa jemu. Saban malam pula Ibu itu terbangun mendaraskan doa memohon keselamatan anaknya. Dalam keheningan malam, sambil berlinangan air mata, sang Ibu merintih meminta agar anaknya disembuhkan.

Keyakinan sang Ibu terhadap kekuasaan Allah sangat kuat meskipun tubuh anaknya hancur cedera dan dikatakan sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup. Namun, Allah benar-benar mau menunjukkan kebesaran dan kekuasaanNya.

Setelah 5 bulan terlantar, mukjizat itu pun terjadi, atas doa doa seorang ibu yang tak pernah putus, akhirnya Daniel menampakkan tanda-tanda kesembuhan dan akhirnya dia sembuh sepenuhnya. Berkat doa seorang ibu yang ikhlas.

Daniel dapat terus hidup sampai berumah tangga dan mempunyai anak. Ibunya, seorang janda semakin hari semakin tua dan uzur.

Suatu hari, sang Ibu yang berusia hampir 75 tahun jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Awalnya, Daniel masih mengunjungi dan menjaga ibunya di rumah sakit. Tetapi semakin hari semakin jarang dia datang menjenguk ibunya sampai pada suatu hari pihak rumah sakit menghubunginya untuk memberitahukan kondisi ibunya yang semakin parah.

Daniel segera bergegas ke rumah sakit. Di situ, Daniel menemukan kondisi ibunya semakin lemah. Nafas ibunya turun naik. Dokter memberitahu bahwa ibunya sudah tidak ada waktu yang lama untuk hidup. Ibunya bisa saja setiap saat menghembuskan napasnya yang terakhir.

Melihat kondisi ibunya yang demikian dan konon beranggapan ibunya sedang tersiksa, lantas Daniel terus menadah tangan dan berdoa seperti ini, "Ya Allah, seandainya dia Engkau panggil menghadapMu lebih baik untuk ibu, maka Engkau panggilah ibuku! Aku tidak sanggup melihat penderitaannya. Ya Allah, aku akan merelakan dengan ikhlas dengan kepergiannya. Amin."

Begitulah bedanya doa ibu terhadap anak dan doa anak terhadap orang tuanya. Ketika anak sakit, seburuk apapun kondisinya, walau badan hancur sekalipun, namun orang tua akan tetap mendoakan semoga anaknya diselamatkan dan dipanjangkan umurnya.

Tetapi anak-anak yang dikatakan 'baik' pada hari ini akan mendoakan agar ibu atau bapaknya yang sakit agar segera diambil oleh Allah, padahal orang tua itu baru saja sakit. Mereka meminta pada Allah agar segera di panggil ke surga karena konon sudah tidak tahan melihat 'penderitaan' orang tuanya.

Apa yang akan Anda lakuan saudara jika menghadapi situasi yang seperti ini?

Sumber: Intisari-online.com
Sent from BlackBerry® on 3

Kisah Petani dan 3 Iblis

Kisah ini hanyalah fiksi belaka, namun terdapat inspirasi yang menarik dan mungkin dapat kita jadikan sebuah pelajaran berharga bagi kehidupan kita.

Ada iblis melihat seorang petani setiap hari bekerja dengan keras di lahan pertaniannya. Hasil yang didapatnya sangat minim. Namun petani itu tetap gembira, sangat bersyukur dan merasa puas. Iblis itu lalu mengutus dua iblis kecil untuk mengganggu petani ini.

Iblis kecil pertama ini membuat lahan petani menjadi sangat keras, sengaja untuk membuat petani melepaskan niatnya bertani. Namun petani ini tanpa mengeluh tetap mencangkul seharian tanpa henti. Melihat rencananya gagal setan kecil ini hanya bisa meraba-raba hidungnya lalu meninggalkan petani ini sendirian.

Iblis kecil kedua berpikir, membuat dia lebih susah pasti tidak akan berhasil lagi, lebih bagus saya mengambil semua miliknya, lalu dia mengambil makan siang petani ini yaitu roti dan air minumnya. Dia pikir sekali ini petani pasti akan panik dan memaki.

Ketika si petani berhenti bekerja lalu pergi ke bawah pohon untuk beristirahat, dia menyadari makan siang dan airnya telah hilang, lalu dia berkata, "Tidak tahu siapa yang lebih malang dari nasib saya yang membutuhkan roti dan air minum saya? Jika makanan ini memang bisa mengenyangkan dia, itu adalah hal yang baik." Iblis kecil kedua inipun gagal lagi, lalu meninggalkan tempat itu dengan tangan kosong.

Iblis tua merasa heran, apakah tidak ada hal yang bisa membuat petani ini menjadi jahat? Pada saat ini iblis kecil ketiga muncul dan berkata kepada iblis tua, "Saya ada akal yang bisa membuat petani ini menjadi jahat."

Iblis kecil ini pergi menemui petani dan berteman dengan dia. Petani itu sangat gembira bisa berteman dengannya. Karena iblis kecil ini mempunyai kemampuan untuk memprediksi, ia mengatakan kepada petani tahun depan akan terjadi kekeringan, dia mengajar petani menanam padinya di sawah, petani mendengar nasehatnya melakukan hal itu.

Benar saja, setahun kemudian terjadi kekeringan semua orang gagal panen hanya petani ini yang berhasil memanen, oleh sebab itu dia menjadi kaya.

Iblis kecil juga mengajar petani menjual berasnya diganti dengan anggur, untuk mendapatkan lebih banyak uang. Perlahan-lahan petani mulai tidak bertani lagi, dia hanya mengandalkan nasehat iblis kecil berdagang, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar tanpa bekerja keras.

Dan setiap ada orang yang menamam tanah dengan anggur di belinya semuanya agar orang lain tidak bisa memproduksi dan memanennya. Sementara kehidupan tetangga petaninya tidak ada peningkataan tetapi sekarang menjadi budak dan buruh saja untuk sang petani tersebut.

Tiap hari petani hanya memikirkan bagaimana bisa cepat kaya raya dan melindas tiap usaha yang muncul menyainginya.

Iblis kecil berkata kepada iblis tua, "Engkau lihat!, sekarang saya akan menunjukkan prestasi saya!" Iblis tua melihat hal ini dengan memuji berkata kepada iblis kecil "Waduh! Engkau sangat hebat! Bagaimana caranya engkau dapat melakukan semua hal itu?"

Iblis kecil berkata, "Saya hanya membiarkan dia memiliki lebih banyak dari yang dibutuhkannya, dengan demikian dapat membangkitkan sifat keserakahannya."

Sumber: intisari-online.com
Sent from BlackBerry® on 3

Wednesday, October 23, 2013

Percayalah Kepada-Nya

Seorang pria baru saja menikah dan kembali ke rumah dengan istrinya. Mereka menyeberangi danau dengan perahu, ketika tiba-tiba badai besar muncul. Pria itu adalah seorang prajurit. Wanita itu sangat ketakutan dan tampak hampir putus asa.

Perahu itu begitu kecil dan badai benar-benar besar, dan setiap saat mereka bisa saja tenggelam. Tetapi pria itu duduk diam, dan tenang, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Wanita itu gemetar dan ia berkata, "Tidakkah engkau takut? Ini mungkin saat terakhir hidup kita! Rasanya kita tidak akan mencapai pantai lainnya. Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan kita. Kematian yang pasti menghadang kita. Apakah engkau tidak takut? Gilakah kau?"

Pria itu tertawa dan mengambil pedang dari sarungnya. Wanita itu semakin bingung, apa yang akan dilakukannya? Pria itu membawa pedang dekat leher wanita itu, begitu dekat sehingga hanya ada celah kecil di antaranya, pedang itu nyaris menyentuh lehernya.

Pria itu bertanya, "Apakah kamu takut?"

Wanita itu mulai tertawa dan berkata, "Mengapa saya harus takut? Jika pedang ini di tanganmu, mengapa aku harus takut? Aku tahu kau mencintaiku."

Pria itu meletakkan pedang kembali, dan berkata, "Itulah jawaban saya. Saya tahu Tuhan mencintai kita, dan badai ini adalah tangan-Nya."

Apapun yang terjadi akan menjadi baik adanya. Bertahan atau tidak, serahkan semuanya di tangan-Nya. Ia tidak mungkin melakukan sesuatu yang salah.

Kembangkan rasa percaya yang dapat mengubah hidup kita.

Sumber: intisari-online.com
Sent from BlackBerry® on 3

Thursday, October 3, 2013

Ngobrol dengan Tuhan

Tuit... tuit... tuit... Tiba-tiba saja gadget canggihku berbunyi di tengah aku sedang sibuk-sibuknya. Yang lebih menyebalkan, panggilan itu datang dari sosok yang tidak kukenal, namanya tidak tersimpan di daftar phonebook. Tapi aku malah penasaran dan membalasanya.

TUHAN: Kamu memanggilKu ?

AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN: Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

TUHAN: Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

AKU: Enggak tahu ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikit pun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

TUHAN: Benar sekali. Aktivitas memberimu kesibukan. Tapi produktivitas memberimu hasil. Aktivitas memakan waktu, produktivitas membebaskan waktu.

AKU: Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.

TUHAN: Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

AKU: Okay, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

TUHAN: Berhentilah menganalisis hidup. Jalani saja. Analisislah yang membuatnya jadi rumit.

AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

TUHAN: Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisis. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

AKU: Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.

TUHAN: Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

TUHAN: Rasa sakit tidak bisa dihindari, tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.

AKU: Jika penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

TUHAN: Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya.

AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN: Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

AKU: Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

TUHAN: Masalah adalah rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental (Purposeful Roadblocks Offering Beneficial Lessons to Enhance Mental Strength). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU: Sejujurnya di tengah segala persoalan ini, kami tidak tahu ke mana harus melangkah...

TUHAN : Jika kamu melihat ke luar, maka kamu tidak akan tahu ke mana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat ke luar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

AKU: Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?

TUHAN: Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.

AKU: Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

TUHAN: Selalulah melihat sudah berapa jauh telah berjalan, daripada masih berapa jauh harus berjalan. Selalu hitung yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.

AKU: Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN: Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus aku?". Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus aku?".

AKU: Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya di sini?

TUHAN: Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU: Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini?

TUHAN: Hadapilah masa lalumu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.

AKU: Pertanyaan terakhir. Sering kali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.

TUHAN: Tidak ada doa yang tidak dijawab. Sering kali jawabannya adalah tidak.

AKU: Terima Kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN: Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah pada-Ku. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.
Sent from BlackBerry® on 3