Monday, February 27, 2012

Cerita Motivasi - Bukit Lolipop

Alkisah, di sebuah negeri dongeng, ada dua orang anak muda pergi mendaki ke bukit "lolipop", di mana sepanjang jalan di bukit tersebut tampak permen-permen beraneka bentuk dan rasa, dengan aroma yang menggiurkan dan warna-warni yang sedap dipandang mata.
Anak pertama berjalan cepat dan tergesa-gesa, sibuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya permen yang ditemukan di sepanjang perjalanannya. Harapannya, ia akan segera sampai di puncak dengan jumlah permen lebih banyak dari temannya. Alhasil karena terlalu sibuk berjalan cepat dan mengumpulkan permen, sampailah ia di lereng bukit dengan peluh bercucuran dan bibir kering karena kehausan.

Di atas bukit ia bertemu dengan seorang pertapa bijaksana yang menyapanya, "Hai anak muda, mengapa nafasmu tidak teratur dan terlihat sangat capai sekali? Bawaanmu banyak sekali."

Anak muda itu menjawab, "Ya Paman, saya mendaki bukit dengan tergesa-gesa dan tidak sempat beristirahat. Nah, inilah hasilku mengambil permen-permen yang tampak enak dan menggiurkan di sepanjang perjalananku kemari."

"Permen yang kamu kumpulkan cukup banyak. Tetapi, apakah kamu sudah mencicipi permen-permen itu? Bagaimana rasanya?" tanya sang pertapa.

"Waduuh... jujur saja, saya tidak sempat mencicipi sepotong permen pun. Seharian tadi saya hanya sibuk berjalan tergesa-gesa agar sesegera mungkin sampai kemari dan mengumpulkan permen sebanyak-banyaknya. Maaf, saya haus sekali, bolehkah saya minta air untuk minum?"

Kemudian mereka berdua pun melanjutkan berbincang sambil memasuki pondok si paman.

Cukup lama setelah itu, datanglah temannya yang berjalan dengan santai hingga ke atas bukit. Sambil memberi hormat dan menyapa sang paman, si teman berteriak gembira,

"Ooooooiiii, bukit ini ternyata sangat-sangat indah pemandangannya. Di perjalan tadi, aku melihat burung-burung beraneka jenis, kelinci-kelinci yang bermain riang, juga tampak sepasang rusa yang sangat cantik. Dari dari puncak bukit ini, sungguh luar biasa panorama seluruh desa dan danau di bawah sana. Dan semuanya terasa semakin mempesona saat permen-permen yang manis ini menemani perjalananku sekaligus membantuku mengurangi dahaga. Wow... indah nian hari ini! Hahaha..." :)

Sambil tersenyum, paman pertapa mengomertari dan berkata, "Anak-anak muda, perjalanan ke bukit ini bisa diumpamakan sebagai proses sebuah kehidupan. Semua orang punya tujuan hidup, yang pada akhir kehidupan menuju kematian. Walaupun akhir hidup adalah kematian, tetapi bukan itu tujuan utamanya. Yang terpenting adalah bagaimana proses perjalanan menuju ke sana. Kualitas kita dalam menjalaninya. Karena cepat atau lambat, semua akan sampai pada tujuannya. Akan tetapi proses perjalanan, pengalaman, dan kenangan yang dilalui tidak dapat terulang kembali."

Sahabat ,
Di kehidupan sebagian manusia, ada yang sibuk mengumpulkan sesuatu yang menurutnya berharga, tetapi tidak mampu menikmatinya setiap proses pencapaiannya dan mengabaikan di sekitarnya.

Sesungguhnya di sekitar kita sangat amat banyak "harta karun" yang sangat berharga, yang membuat hidup kita penuh warna kebahagiaan. Tetapi karena kesibukan, kita membiarkannya terlewatkan dan akhirnya penyesalan datang belakangan karena kita tidak bisa menikmati hidup.

Mari, mulai saat ini, belajar untuk tetap mampu menikmati dan mensyukuri setiap tahapan perjalanan kehidupan kita.

Salam sukses luar biasa!

Cerita Inspiratif - Apa dia tulang rusukmu?

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, Dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka Dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. Ya, tentang cinta.

Dara : "Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?"
Raka : "Kamu dong.."
Dara : "Menurut kamu, aku ini siapa?"
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) "Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam Dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang Dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."

Setelah menikah, Dara Dan Raka mengalami masa yang indah Dan manis untuk sesaat.

Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing Dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian Dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar Dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu Hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara Dan secara spontan balik Berteriak, "Aku menyesal Kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air Yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.

Dengan berlinang air Mata, Dara kembali ke rumah Dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan Kita berpisah Dan mencari pasangan sejati masing-masing. "

Lima tahun berlalu..

Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, Dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, Merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, IA merasakan Ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Suatu Hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan Dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, Mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : "Apa kabar?"
Dara : "Baik... Ngg.. Apakah kamu sudah menemukan tulang rusukmu yang
hilang?"
Raka : "Belum.."
Dara : "Aku terbang ke New York di penerbangan berikut."
Raka : "Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon Kita, belum Ada yang berubah. Tidak akan Ada yang Berubah."

Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...."

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya Dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang Rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling Kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"

Friends, Jika Kita merasakan sakit di dada saat akan kehilangan seseorang... . Mungkinkah seseorang itu adalah Tulang Rusuk Kita....??

Tuhan memberkati

Repost from Andreas Alvino

Friday, February 3, 2012

Inspirasi - Setiap Hari Dalam Hidupmu adalah Istimewa

Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan underwear. Dia membuka bungkusan berbahan sutra "Ini, ......", dia berkata, " Bukan bungkusan yang asing lagi....."

Dia membuka kotak itu Dan memandang underwear berbahan sutra serta kotaknya. "Istriku membeli ini ketika pertama kali kami pergi ke New York, kira-kira 8 atau 9 tahun yang lalu. Dia tidak pernah mengeluarkan bungkusan ini apalagi mengenakannya. Karena menurut dia, hanya akan dia gunakan untuk kesempatan yang istimewa."

Dia melangkah ke dekat tempat tidur dan meletakkan bungkusan tersebut di dekat pakaian yang dia pakai ketika pergi ke pemakaman. Istrinya baru saja meninggal. Dia menoleh padaku dan berkata: "JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN ISTIMEWA, KARENA SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH ISTIMEWA!"

Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya mengubah hidupku. Sekarang aku lebih banyak membaca dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa tanpa khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih banyak bersama keluargaku dan mengurangi waktu bekerjaku. Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya menjadi sumber pengalaman. Supaya bisa hidup, tidak semata-Mata supaya bisa survive (bertahan hidup) saja. Aku tidak berlama-lama menyimpan sesuatu.

Aku menggunakan gelas-gelas kristal kesayanganku setiap Hari. Aku akan mengenakan pakaian baru untuk pergi ke Supermarket, jika aku menyukainya. Aku tidak akan menyimpan parfum specialku untuk kesempatan istimewa, aku menggunakannya kemana pun aku menginginkannya.

Kata-kata "Suatu Hari ....." Dan "Suatu saat nanti....." sudah lenyap dari kamusku. Jika dengan melihat, mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi berharga, aku ingin melihat, mendengar atau melakukannya sekarang. Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri temanku itu apabila dia tahu dia tidak akan ada di sana pagi berikutnya. Ini yang tak seorangpun mampu mengatakannya.

Aku berpikir, jika mungkin dia tahu, malam sebelumnya dia pasti sedang mengenakan underwear kesayangannya itu. Atau sehari sebulumnya dia akan menelepon rekan-rekannya serta sahabat terdekatnya. Barangkali juga dia akan menelpon teman lama untuk berdamai atas perselisihan yang pernah mereka lakukan. Mungkin dia akan pergi makan martabak spesial, makanan favoritnya bersama suaminya. Semua ini adalah hal-hal kecil yang mungkin akan kita sesali jika tak sempat kita lakukan. Kita akan menyesalinya, karena Kita tidak akan lebih lama lagi melihat orang-orang yang Kita sayangi.

Aku teringat orang-orang yang aku kasihi. Aku akan menyesal dan merasa sedih, jika aku tidak sempat mengatakan betapa aku sangat mencintai mereka. Sekarang, aku akan mencoba untuk tidak menunda atau menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa dan bisa membuatku menikmati hidup. Dan setiap pagi, aku akan berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini adalah hari yang istimewa bagiku. Setiap Hari, setiap jam, setiap menit, adalah istimewa.

Apabila kamu mendapatkan pesan ini, itu karena seseorang peduli padamu dan mungkin karena ada seseorang yang seharusnya kamu pedulikan. Jika kamu terlalu sibuk untuk membagikan pesan ini kepada orang lain dan kamu berkata kepada dirimu sendiri bahwa kamu akan mengirimkannya "suatu saat nanti....." Ingatlah bahwa " suatu saat nanti" itu sangat jauh. Dan mungkin tidak akan pernah datang padamu.....

kiriman dari Paulus Salwadi

Inspirasi - Ibu, Aku Bahagia

Sejenak kutatap wajah murung itu, sebelum aku menyapa murid-muridku. Entah mengapa wajah itu mengusik hati. A si wajah sayu adalah murid yang nilainya dibawah rata-rata untuk mata pelajaran yang aku ampu. Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan nilainya, tapi wajah sayunya itu membuatku gelisah dan penasaran.

Sampai suatu saat, aku memanggilnya saat jam istirahat. Aku ingin berbicara dari hati ke hati dengannya. Tapi saat aku bertanya, ia hanya menatap ku dan menggeleng pilu, aku melihat air mata yang menggantung di bola matanya. Aku tahu ada banyak hal yang tak mampu disampaikannya dengan rangkaian kata-kata.

Akhirnya aku mengetahui persoalan keluarganya dari rekan guru. Rekanku bercerita bahwa ibu si A ini berselingkuh dengan pamannya ( aku juga baru tahu kalau ayahnya menderita cacat di kaki dan bekerja di Jakarta). Pernah suatu kali temannya bercerita padaku : bu Meita, si A itu seringkali ingin bunuh diri. Ia merasa hidupnya sia-sia. Tenggorokanku tercekat, hatiku tersentak mulutku terkunci tak tahu harus apa mendengar laporan teman A ini. Malamnya aku merenungkan peristiwa itu dan merasakan remuknya hati seorang anak kecil yang tak tahu harus berbuat apa. Aku juga tak dapat memahami sebesar apa beban berat A sehingga ia berkeinginan mengakhiri keceriaan masa kanak-kanaknya.

Lalu, aku mulai menuliskan surat untuknya.

A anakku, tahukah kamu bahwa Tuhan sangat mencintaimu. Engkau sangat berharga dimataNya. Ibu tahu kesedihan dan bebanmu. Tapi maukah kamu melupakan kesedihanmu. Banyak hal yang bisa kau lakukan. Buatlah dirimu berguna paling tidak bagi dirimu sendiri dan keluargamu. Percayalah selalu ada yang mendoakanmu dan melihatmu kelak sukses dan bahagia yaitu saya. Percayalah Dia akan meopang hidupmu……Dia akan memberimu, yang terbaik dan semuanya akan indah pada waktuNya.

Keesokan paginya kuserahkan surat itu dan memintanya membaca dirumah. Hari berikutnya aku merasa lega karena A datang dengan wajah yang berbinar. Aku bisa kembali melihat canda tawanya. Sejak itu A meraih kemajuan yang luar biasa untuk pelajaranku. Aku tak menyangka bahwa selembar kertas mampu merubahnya sedemikian rupa. Aku bersyukur boleh ambil bagian dalam perubahan hidupnya. Aku sangat bangga karena suatu ketika adiknya datang padaku dan berkata, bu Meita ulangan Inggrisku bagus nilainya kakak senang sekali mengajari aku pelajaran bahasa Inggris.Oh Tuhan…. Bukan main bangganya aku. Ternyata A memperhatikan nasehatku agar ia berguna paling tidak untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

Saat kelulusan A datang padaku dan mengucapkan terimakasih dan mengatakan bahwa ia tak akan melupakanku. Sesekali aku memantau perkembangan A. Entahlah sepertinya terjalin rasa untuk melindungi dia. Tapi aku tahu bahwa ibunya tidak suka padaku. A mengatakan padaku, bu jangan telepon kerumah, ke HP saja. Sejak saat itu aku tidak lagi menghubungi dia. Sampai suatu saat dia meneleponku dan mengirim sms padaku. Sekali lagi ia mengatkan dan menulis bahwa ia tak akan pernah melupakan aku. Itulah terakhir kali ia menghubungi aku. Sepertinya sejak itu ia pindah ke Jakarta mengikutinya ayahnya. Aku tahu bahwa keluarganya ada masalah lagi yang cukup rumit sehingga A dan adik-adiknya harus mengikuti ayahnya. Tapi biarlah itu menjadi proses hidup A si guru kehidupanku.

Aku menulis catatan ini untuk mengenang A, merenungkan betapa hebatnya ia. Walau saat itu tergolong anak-anak, ia mampu menyimpan kepedihan hatinya, keburukan ibunya, beban keluarganya. Ia hanya menyimpan semuanya itu di matanya bahkan air mata pun tak sempat menetes dari matanya yang bening.

Jika suatu saat A membaca catatan ini, ketahuilah nak, ada orang yang masih dan selalu mendoakanmu . Ia menantimu datang tersenyum dan berkata, Ibu aku bahagia…………..

Meitasari Septoro
Kutipan ...

Inspirasi - Sedikit Pujian

Ada kisah nyata seorang penyanyi terkenal di Eropa, seorang wanita yang memiliki suara yang bagus sekali. Wanita ini bersuamikan pemain musik, pemain keyboard, dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama, tangga nada dan hal-hal lain di bidang musik semacam itu, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.

Kalau isterinya menyanyi selalu saja ada komentar dan kritik, seperti bagian awal kurang tinggi, lain kali dia berkata bagian ini kurang pelan, lain kali dia berkata bagian akhir harusnya "kres"..naik sedikit, dsb..selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya sang wanita malas menyanyi. Dia berkeputusan...wah gak usah nyanyi aja deh, apa saja salah terus, nyanyi apa saja ada yang kurang. Enggak usah nyanyi, kalau nyanyi kadang malah bertengkar...

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.

Suatu ketika isterinya bertanya: "Pak, bagaimana laguku pa?"
Dia berkata kepada isterinya: "Ma...saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi, ma!!"
Lain kali dia berkata,"Ma..kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli kali ma..., karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja....
Sebelum saya menikah denganmu ma...saya sering mimpi dan ter-ngiang2 suara2
gergaji dll yang tidak mengenakkan itu ketika tidur.
Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyani...lagumulah
yang ter-ngiang2..."

Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung merasa diterima dengan pujian yang diterima nya dan membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi...
Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih,
berlatih dan berlatih.

Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume
pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.

Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal BUKAN pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang TUKANG LEDENG, yang
memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.

Sedikit pujian memberikan penerimaan...sedikit pujian memberikan rasa diterima... memberikan dorongan... semangat dan dorongan untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi.

Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi yang bisa diraihnya.

Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang tidak membangun tidak
banyak merubah...

Karena itu marilah kita saling memberikan sedikit pujian satu dengan yang lain.

(unkonwn)