Friday, January 27, 2012

Cerita Motivasi - Dua Negro Ddalam Lift

Seorang wanita memenangkan sekeranjang koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menurunkan sekeranjang koin tersebut di kamarnya. Maka ia pun menuju lift.

Waktu ia masuk lift sudah ada 2 orang hitam di dalamnya. Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali. Wanita itu terpana. Ia berpikir, “Dua orang ini akan merampokku.” Tapi pikirnya lagi, “Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah.”

Tapi rasa rasialnya lebih besar sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan dan malu. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya, tapi Tuhan, mereka harus tahu yang saya pikirkan!

Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya.

Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin mulai bercucuran.

Lalu, salah satu dari mereka berkata, “Hit the floor” (Tekan Lantainya). Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya. Dia berdoa, ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup.

Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan sopan, “Bu, kalau Anda mau mengatakan

lantai berapa yang Anda tuju, kami akan menekan tombolnya.” Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya karena menahan diri untuk tertawa.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut. Merekapun menolong wanita tersebut berdiri. “Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift,” kata seorang yang bertubuh sedang.

Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Wanita itu berpikir , “Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku.”

Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.

Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor. Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali

ke lift.

Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.

Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum bunga mawar tersebut terdapat lipatan

uang sepuluh dolar.

Pada kartunya tertulis: “Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini.”

Tertanda:

> Eddie Murphy

> Michael Jordan

(Eddie Murphy adalah bintang film Holywood, dan Michael Jordan adalah bintang basket NBA)

***

Sikap hidup kita sangatlah menentukan kehidupan kita. Sikap yang positif dalam menanggapi persoalan hidup akan sangat berpengaruh bagi kebahagiaan kita. Pikiran yang negatif akan membawa kita terperosok jatuh semakin dalam karena kita melihat segala sesuatu adalah penderitaan.

Namun, pikiran yang positif membawa kita kepada hal-hal yang positif pula. Positif dalam menghadapi kehidupan yang serba ini, positif dalam sikap kita kepada sesama, positif merencanakan hari esok dan positif juga terhadap diri sendiri.

repost from Lukas Janto

inspirasi - Alergi Hidup

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati”.

Sang Guru tersenyum : “Oh, kamu sakit”.

“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati”.

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : “Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama “Alergi Hidup”. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita”.

“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku”, kata sang Guru.

“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi”, pria itu menolak tawaran sang Guru.

“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?”, tanya Guru.

“Ya, memang saya sudah bosan hidup”, jawab pria itu lagi.

“Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini… Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang”.

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu” Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : “Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang”.

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu”. Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami”.

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan”.

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !

sumber: unknown

Tuesday, January 24, 2012

Inspirasi - Berpikirlah Sebelum Menyesal

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu menganggap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya.

Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.”

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.”

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia

dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang wanita yang sangat cantik dan baik. Wanita ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, “Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka.” Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.

Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya. Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras lagi untuk membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya “Aku cinta kamu”, tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, “Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya.”

Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata “Aku cinta kamu”, istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya.

Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, “Ah, Andai saja aku menyadari ini dari dulu….” Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata di pipinya.

Apa yang saya ingin coba katakan pada Anda, waktu itu nggak pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, Anda ternyata telah maju terlalu jauh. Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah! Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.

Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.

Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka “besok” akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.

Repost from Lukas Janto

Inspirasi - Keputusan Hakim

Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota , orang-orang miskin nyaris kelaparan. Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri septong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.*

Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini. Tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Maafkan saya," katanya sambil memandang wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda kamu sepuluh dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari."*

Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim
mencopot topinya, mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan
meletakkan uang itu dalam topinya. Ia berkata kepada hadirin:*

"Saya juga mendenda masing-masing orang yang hadir di ruang sidang ini
sebesar lima puluh sen karena tinggal dan hidup di kota ini dan membiarkan
seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu
berikan kepada terdakwa."*

Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi
empat puluh tujuh dolar dan lima puluh sen, termasuk di dalamnya lima puluh sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya.*

Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York , dan
staf pengadilan yang berada dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita
itu.

(NN)

Wednesday, January 18, 2012

Kisah Sukses : William Colgate

Colgate adalah nama sebuah perusahaan. Jika mendengar nama itu, kebanyakan orang Amerika pasti akan langsung berpikir tentang pasta gigi. Tetapi, jika mereka tahu sejarah orang dibalik nama itu, mereka ,mungkin akan berpikir tentang kristus, dan jejak yang dijalani COlgate bersamaNya.

William Colgate lahir pada tanggal 25 januari 1783 di kota Kent, Inggris. Ayahnya, Robert adalah seorang petani yang dikenal sebagai intelektuual yang berani dan memiliki pemikiran politik yang tajam.

Pada suatu hari, karena mendukung kemerdekaan negara koloni Inggris, RObert mendapat ancaman dari pihak penguasa. Namun, Tuhan campur tangan dengan mengirim seorang di tengah malam buta untuk memperingati keluarga Colgate. Dengan segera mereka terbang meninggalkan negara Inggris. Pembawa pesan itu mengatakan, jika saja mereka tetap di Inggris kemungkinan besar pasti dihukum penjara atau bahkan dihukum mati. Tapi apa yang buruk menurut dunia, Tuhan mengubahnya menjadi sebuah kebaikan.

Pelayaran
Keluarga Colgate naik kapal pada bukan maret 1798 dan berlayar menuju Amerika. Mereka menetap di sebuah perkebunan di Hartford Co., Kota Maryland.

Disana Ayah William bekerja sama dengan Ralph Maher untuk memulai usaha pembuatan sabun dan lilin.

William membantu kedua orang itu dan belajar dengan cepat. Tetapi, kenyataan berkata lain. Meski sudah bekerja keras, kerja sama itu gagal di tengah jalan. Robert Colgate kembali ke perkebunan dan William memutuskan untuk memulai usahanya sendiri. Setahun kemudian ia kekurangan modal, dan William Colgate harus menutup usahanya.

Meski gagal dua kali, William tidak menyerah. Ia mendapatkan pelajaran berharga. Ia percaya, Tuhan akan mengarahkan langkah Anda, Jika Anda mau mencariNya dab menyerahkan bisnis ANda kedalam rencanaNya, meski ada kegagalan.

Seorang teman kristiani yang bekerja di sebuah kanal kapal menasihati Colgate, "Berikan hatimu bagi Kristus. Berilah kepada Kristus apa yang menjadi milik Nya. Buatlah sabun dengan jujur. Berikan persembahanmu dengan jujur...dan seseorang akan menjadi pembuat sabun ternama di New York. Orang itu mungkin saja kamu."

Saat William mempelajari Alkitab, ia begitu tertarik dengan ayat dalam Kejadian 28:20-22, "Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untukdimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu."

Pada tahun 1804, COlgate dipekerjakan oleh sebuah perusahaan pembuat sabun sebagai pegawai magang. Pengamatan Colgate sangat tajam dan teliti. Dia terus memegang perintah Tuhan dalam Amsal, Yaitu memperhatikan perintah, meski perintah itu datang dari mereka yang gagal (Ams 24:30-32).

Colgate percaya bahwa perusahaan itu telah salah kelola, dan ternyata ia benar. Perusahaan itu akhirnya tutup pada tahun 1806, tapi reputasi dan ambisi Colgate memampukannya untuk menghubungi pada penyalur di kota lain. Ia memulai merintis usahanya kembali.

Dan mujizat terjadi. William Colgate dan perusahaannya itu sudah berhasil sejak awal. Dalam 6 bulan perusahaan itu sudah berhasil membuat produk-produk baru dengan bahan kanji. Segera, perusahaan itu mampu memproduksi sabun tangan, sabun toilet, dan sabun cukur.

Tidak Lalai
Meski Colgate sangat sibuk dalam pengembangan usaha, ia tidak mengabaikan waktu-waktu pribadinya dengan Tuhan. Kesuksesan Colgate dicapai karena ia mengikuti prinsip-prinsip Alkitab.

Seperti Yakub yang berjanji untuk memberi persembahan sulung kepada Tuhan, maka Colgate juga membuat janji yang sama. Sepuluh persen dari keuntungan Colgate dengan setia diberikan kepada Tuhan.

Tidak lama, Colgatye segera menjadi salah asatu pengusaha ternama di New York. Bisnis itu bukanlah satu-satunya yang bertumbuh dan berhasil. Colgate menikahi Mary Gilbert pada tahun 1811, dan bersamanya terlahir 11 anak. Pernikahannya dengan Mary disebut orang sebagai "Persekutuan yang indah dengan seorang yang menyenangkan."

Colgate bahkan menamai anaknya berdasarkan nama Alkitab. Ini menggambarkan cara pandang Alkitab dalam setiap aspek hidup mereka. Keluarga ini setia beribadah dan membaca Alkitab bersama.

Colgate sangat aktif dalam bermacam kegiatan sosial yang diadakan di gerejanya. Dia juga meyumbangkan banyak dana untuk lembaga pendidikan, termasuk Madison College, Hamilton, New York.

Karena kemurahan hatinya, sekolah itu kini berganti nama menjadi Colgate university. Dia juga adalah pendukung aktif kegiatan misionaris. Pada tahun 1816, Colgate memegang peranan penting dalam mengelola American Bible Society dan American and Foreign Bible SAociety. Dia juga melayani sebagai pengurus American Tract Society.

Selagi bisnisnya terus berkembang dan diberkati Tuhan, dia memerintahkan akuntannya untuk meningkatkan jumlah persembahannya, dari 20 persen menjadi 30 persen. Ketika dia terus berkomitmen untuk memberi, perusahaannya menjadi semakin diberkati Tuhan.

Saat ini, Colgate Palmolive adalah salah satu perusahaan tertua di Amerika dan dinobatkan oleh majalah Fortune sebagai salah satu dari 500 perusahaan paling sukses di Amerika. Angka penjualan revenue-nya mencapai US$ 9 miliar dan cabangnya telah berada di 221 negara di seluruh dunia.

Produknya telah berkembang memenuhi kebutuhan perorangan, pabrik samapai hewan peliharaan. Merk-nya telah dikenal di seluruh dunia seperti Colgate, Palmolive, Speed-Stick, Fab, Murphy, Ajax, dan Irish Spring.

Keberhasilan Colgate Palmolive adalah sebuah kesaksian tentang apa yang Tuhan sanggup kerjakan bagi mereka yang setia mengejar mimpinya dan berkomitmen untuk mengenal Tuhan, pribadi yang sanggup memenuhi mimpi-mimpinya.

repost from Lukas Janto

Inspirasi - Impian Seorang Manusia Lumpuh

Tennese adalah salah satu daerah yang terletak di Amerika, disinilah pernah dilahirkan kedunia seorang manusia yang sangat luar biasa. Terlahir prematur dan kondisi lemah. kondisi bandannya sangatlah lemah. Pada umur empat Tahun dia malah terkena penyakit radang paru-paru kronis dan tubuhnya lumpuh terkena polio, dua penyakit maut yang sangat mematikan saat itu sampai dua kakinya harus memakai penyangga.

Disamping anak ini ada seorang yang tak kalah luar biasanya yang selalu menyanyangi, mencintai dan selalu menghiburnya bahkan memberi dorongan dan semangat. "Walaupun......kamu mempunyai kaki yang lemah dan harus menggunakan penyangga, kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan dan impikan dalam Hidup" kata ibunya kepadanya di suatu kesempatan. Yang kamu butuhkan hanyalah KEYAKINAN, KETEKUNAN, KEBERANIAN dan SEMANGAT PANTANG MENYERAH. dan petuah dari ibunyalah cikalbakal lahirnya seorang manusia luar biasa, seorang manusia pejuang, yang dengan gagah berani menatap hidup didepanya yang mungkin bagi orang lain itu "KEMUSTAHILAN"

Di usia sembilan tahun ia memutuskan melepas penyangga di kedua kakinya. padahal saat itu dokter melarangnya dan mengatakan "Kakimu tidak akan mungkin bisa normal" Tetapi sianak ini tidak perduli dia punya keyakinan bisa berjalan tanpa penyangga. Anak ini berjuang dan berjuang terus selama empat tahun dan ahirnya bisa berjalan dan membuat paramedis heran bin ajaib.

Ditengah kaki yang belum normal betul anak ini malah bercita-cita dan punya impian yang membuat banyak orang disekelilingnya menertawakannya. " Aku ingin menjadi pelari tercepat dunia" katanya disuatu kesempatan. Bagaimana mungkin ???

Diusia tigabelas tahun ia mulai mengikuti lomba lari dan selalu ada di urutan terahir, bahkan tertinggal jauh dari sesama yang ikut lomba. teman-teman dan orang orang sekitarnya enasihatinya agar dia mengubur saja impiannya untuk menjadi pelari tercepat dunia tetapi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap Focus pada Impiannya dan disuatu kesempata pada salah satu lomba dia berada pada urutan kedua dari belakang yang membuat semangatnya semakin menyala-nyala karena sejak saat itu beberapa kali dia berhasil memenangkan lomba yang dia ikuti.

Saat kuliah di tenesse dia bertemu dengan seorang pelatih yang bernama ED TEMPLE. Pelatih ini melihat semangat yang luar biasa dan bakat alam yang menyalah-nyalah dalam diri Anak ini. kemudian dia melatihnya dengan tekun sampai ahirnya membawa anak ini ke OLIMPIADE dunia tahun 1960. disana dia harus menghadapi para pelari pelari tercepat dunia saat itu yaitu Jutta heine dari jerman yang saat itu tidak ada yang bisa mengalahkannya. dan sunngguh mengejutkan seorang yang di Fonis dokter tidak bisa berjalan, mendapatkan dua medali Emas di seratus meter dan duaratus meter.

Lomba yang terahir adalah Estapet 400m ia bertemu lagi dengan Jutta Heine dipelari pertama dan kedua ditimnya meyelesaikan tugas dengan sangat baik. tetapi pada pelari ketiga dia menjatuhkan tongkat saat menyerahkan kepadanya sehingga dia tertinggal jauh dari Jutta semua yang hadir berpikir tidak akan mungkin lagi ia mampu memenangkan pertandingan ini. Tetapi apa yang terjadi Orang boleh saja berpikir tidak akan mungkin tetapi bagi Orang ini Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Dan sungguh luar biasa dia yang bahkan keluar sebagai Pemenang..... Luar biasa..... dia berhasil meraih medali emas ketiganya. Siapakah Orang yang luar biasa ini ???

Dia seorang wanita perkasa dan luar biasa......... WILMA RUDOLPH.

Kalau saja wanita hebat ini hanya mau menerima nasibnya dengan penyangga dikakinya mungkin seumur hidup dia akan selalu mengharap belas kasihan dari orang lain. Tetapi wanita hebat ini mau keluar dari ketidak mampuannya. dia tidak mau menerima kekurangannya namun justru karena kekurangan itulah yang membuatnya ingin menjadi orang yang luar biasa. Dia berani bermimpi yang tinggi dan kemudian mewujudkannya.

Mimpikanlah Impian yang tinggi dan kamu akan menjadi seperti yang kamu impikan suatu hari. karena tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa dimpikan terlebih dahulu. Kalau kita yakin kita dilahirkan untuk mendapatkan hal-hal kecil, maka yang kita dapatkan adalah hal-hal yang kecil pula. tetapi kalau kita yakin kita diciptakan untuk meraih hal-hal yang besar, maka yang kita dapatkan juag pastilah hal basar.
"Man proposes, God disproses" Jadi apa salahnya kita berencana yang tinggi, mana tau yang tinggi dan besar itulah yang tuhan berikan untuk kita. bukankah bermimpi itu GRATIS kawan ....... ??? Lalu kenapa kita takut untuk bermimpi setinggih langit !!!!!

(Disarikan dari berbagai buku)

Ardian Madika