Wednesday, May 30, 2012

Inspirasi - Pekerjaan

Ada seorang mahasiswi yang lulus dengan nilai terbaik. Setelah setahun mencari kerja ke sana ke sini, ternyata tidak ada yang cocok. Dia merasa dirinya lulusan terbaik (cum laude), ia selalu minta gaji yg lebih tinggi dari harga pasaran. Walaupun telah dinasehati oleh orangtuanya, ia selalu berkata bhw ia adalah mahasiswi lulusan terbaik dan pantas mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Merasa tidak mampu mengatasi putrinya yang keras kepala, suatu hari, ia mengajak putrinya ke pasar untuk menemaninya berjualan buah-buahan.

Ketika seorang pembeli menanyakan harga buah pir perkilo ibu itu menjawab,"18 ribu rupiah, tidak kurang." (Padahal harga pasaran cuma 15 ribu)

Beberapa pembeli urung membeli pir, dan pindah ke penjual yg lain. Namun ibu itu tetap pada pendiriannya.

Dengan heran putrinya bertanya, "Kenapa tidak dikasih kurang sedikit, Bu?"

Ibunya menjawab,"Buah pir kita yg terbaik."

"Tapi saya melihatnya sama saja, lagi pula buah pir.. ya.. buah," protes putrinya.

"Tidak, buah pir kita yang terbaik. Kita pantas menjualnya dengan harga lebih mahal," tukas ibunya dengan tegas.

Waktu terus berlalu, ketika hari mulai siang, para pedagang menurunkan harga pir menjadi 13 ribu per kilo. Meskipun banyak orang tertarik pada buah pirnya, namun ibunya tidak mau menurunkan harga seperti para pedagang lainya, dengan alasan buahnya lebih baik.

Ketika waktu menunjukkan pukul 12 siang, para pedagang beranjak pulang karena barang dagangnya telah habis.

Kini tinggal ibu itu seorang diri.

"Kenapa ibu tidak mengikuti mereka saja?" keluh putrinya.

Lagi-lagi ibunya menjawab, "Buah pir kita yang terbaik".

Ketika hendak pulang, ada orang yang kebetulan melewati tempat mereka dan menawar pir dengan harga 12 ribu. Akhirnya ibu itu melepaskan dagangannya.

Merasa aneh dengan tindakan ibunya, putrinya bertanya dengan kesal, "Kita sia-sia menghabiskan banyak waktu di sini, toh akhirnya terjual 12 ribu saja. Kenapa tidak dari tadi pagi menjualnya dengan harga 15 ribu?"

"Kenapa kamu juga menyia-nyiakan waktumu setahun dan kenapa kamu tidak menerima pekerjaan dengan gaji standar dari dulu? Kalau kemudian terbukti kamu terbaik, kamu bisa mengajukan kenaikan gaji," jawab ibunya.

Sumber: unknown

Friday, May 18, 2012

Cerita Inspirasi - Makan kemana Kita Hari Ini?

MAKAN KEMANA KITA HARI INI?

Pertanyaan di atas cukup sering kita dengar.Makan ke mana nih kita? Wisata kuliner, coba-coba makanan baru, terasa asyiknya. Begitu pun di akhir pekan, banyak dari kita, sibuk untuk memilih resto yang baru, keren, dengan menu andalan yang super enak.

Makan gitu lho, siapa yang tidak suka?



Hari itu Tika ingin mencoba restoran baru yang dia tahu dari sahabatnya. Bersama keluarganya, suami dan kedua anaknya yang lucu-lucu, Tika menuju ke restoran yang menawarkan makanan asal Padang yang super lezat itu. Di depan restoran, mata Tika tertuju pada seorang anak kecil yang dekil. Segera, dengan refleks… Tika menarik tangan kedua anaknya, Shinta dan Shanti yang kembar dan berusia hampir 7 tahun untuk segera menyingkir pergi dari Si Anak Pengemis itu. Tetapi, suara rintihannya yang memelas menarik perhatiannya.

“ Kasihan, Bu… Sudah tiga hari belum makan!” Namun dia akhirnya memilih untuk tak mempedulikannya, lalu melenggang masuk ke restoran.

Tika masuk ke restoran, duduk di meja sudut yang berbatasan dengan jendela kaca. Dari situ, ia masih memandang keluar, ke arah pengemis itu. Anak-anaknya sibuk main game dan iPad. Mereka tak lagi memperhatikan kondisi sekitar. Sementara suaminya juga disibukkan dengan

Blackberry-nya. Bahkan dari dua hari yang lalu, dia sudah mempersiapkan restoran ini. Dia sudah bilang ke suaminya, “ Papa ada rencana mau makan ke mana

weekend ini, Pa? Kalau tidak, ke resto yang temen mama rekomendasiin, ya!”



Dipandanginya Anak Pengemis itu.

Ia tengah mengais-ngais tempat sampah di depan restoran tersebut. Tak lagi ia mencoba bertanya kepada para pengunjung dan minta dikasihani mereka. Sepertinya, dia sudah sangat kelaparan. Mungkin, dia belum kebagian jatah makan siangnya. Konon kabarnya, beberapa pengemis pun diorganisir untuk kemudian uang hasil mengemis itu dikumpulkan kepada seorang bos. Ah, entahlah. Tika tak mau ambil pusing dengan hal itu. Yang jelas hari ini, dia kehilangan selera makannya. Padahal mereka sudah pesan lengkap kap kap semuanya. Rendang, daun ubi, sambal hijau, ayam pop… Whoaaaa, semua sudah sempurna. Sudah terhidang di meja. Tinggal sikat saja…



Diambilnya nasi yang ada di piringnya. Nasi yang belum sempat dimakannya sama sekali. Diambilnya pula sepotong paha ayam dan rendang. Lalu diberikannya kepada pelayan restoran.

“ Tolong yang ini dibungkus, ya Pak!”



Setelah dibungkus, diberikan lagi kepada Tika oleh Si Pelayan. Bergegas dia keluar, menghampiri Si Anak Pengemis yang tengah makan roti yang sebagian besar sudah berwarna kehitaman. Yang jelas, bukan diolesi selai

blueberry. Tapi karena roti itu sudah berjamur…Sedih sekali hatinya melihat hal itu. Dia merasa tidak enak hati karena sudah berlaku agak kasar tadi. Untung, segera ia tersadarkan… Lalu, berbalik membungkuskan nasi untuk Si Anak.

Binar matanya dan ucapan terima kasih Si Anak, takkan pernah dia lupa… Beginikah indahnya berbagi?

***



Di malam hari, sesaat sesudah semua anggota keluarganya tertidur lelap… Dia menyempatkan diri melakukan kilas balik atas kejadian hari itu. Di saat orang sibuk bertanya (termasuk dirinya), hari ini mau makan apa? Atau hari ini makan ke mana? Begitu banyak orang di luar sana yang bergumul dengan pertanyaan: “ Hari ini, apa kita masih bisa makan, ya?”



Ah, betapa rasa syukur itu begitu langka! Sering Tika membuang makanan tanpa memikirkan mereka yang berkekurangan. Sering di pesta-pesta, Tika melihat begitu banyak orang pesan berlimpah-limpah lalu bersisa banyak. Mungkin demi gengsi, biar terlihat berkecukupan? Entahlah… Sebagai tamu di pesta, Tika menikmatinya. Tetapi, setelah kejadian siang tadi, ia merasa tertampar juga…



Air matanya bergulir di pipi.

“Tuhan, ajari aku mau berbagi. Juga tidak lagi menyia-nyiakan makanan. Mumpung masih cukup muda dan masih bisa makan enak, bukan jaminan kalau selamanya bisa makan enak. Masih banyak yang tidak tahu hari ini bisa makan atau tidak. Maafkan aku, Tuhan,” bisik lirih dari bibirnya…

Hari itu dia berencana mengunjungi panti asuhan balita dan anak-anak saat Shanti dan Shinta ulang tahun, satu bulan ke depan. Akan dibawanya nasi kotak dan kue-kue untuk mereka. Juga, akan disumbangkannya nasi kotak bagi mereka yang berkekurangan, seperti Si Pengemis kecil itu tadi. Tika tidak tahu apa yang ia lakukan ini akan berguna untuk jangka panjang atau tidak. Karena hanya itulah yang bisa ia lakukan saat ini. Sambil suatu hari ini, jika ia memiliki dana lebih dan partner yang sejalan/satu visi, ingin dididiknya anak-anak jalanan itu untuk mandiri dan memiliki ketrampilan untuk bertahan hidup dari mencari uang yang halal.



Segala sesuatu bisa terjadi di depan mata kita, tetapi akankah kita jeli dan mau melakukan sesuatu demi kebaikan?

Hari itu, Tika berkata, “ Ya,” untuk perubahan sikap dalam dirinya. Ia mengikuti gerakan hatinya untuk berbagi…Bahkan membawanya dalam doa malamnya yang berwujud gerakan berbagi yang lebih besar sesuai dengan kesanggupan dan kemampuannya saat itu. Dan dia berdoa, agar niat di dalam hatinya direstui oleh Yang Kuasa.



Lalu, bagaimana dengan kita?

Semoga di lubuk hati sanubari kita, kita temukan jawabannya…



-Fonny Jodikin-

Cerita Inspirasi - Menimbah Air di Dekat Sumur

Seorang biksu kecil yang baru ditahbis, diminta untuk mengambil air, Ia diminta untuk mengambil air di dekat sumur vihara.

Ia pun pergi ke sumur dan mencoba untuk menimba sumur, yang didapatkannya adalah ember kosong tanpa ada airnya. semakin ditimba semakin sia² usaha mendapatkan air.

Semakin marah kesel dan jengkel, sumur itu tetap tidak memberikan air. Ia tidak percaya, dan mengintip ke dalam sumur. Sumur itu sangat dalam dan terlihat gelap ke dasar, hampir dipastikan tidak dapat terlihat apa yang ada di dalam sumur.

Semakin berusaha, semakin emosi, dan kesel, semakin kesal yang ada malah keringat membasahi tubuh.

Tiba² Gurunya datang, lalu biksu kecil itu komplain sama gurunya.
"Mengapa Guru tidak berkata bila sumur ini kosong, mengapa saya harus menimbanya?"

Sang Guru Balik bertanya: "Berapa kali kamu menimba?"

Biksu kecil menjawab: "Sudah banyak kali, dan sudah emosi jiwa".

Guru: "Bila sudah tahu kosong, mengapa harus menimba? mengapa harus emosi dan mengapa menutup indra kesadaranmu?"

"PLAK"

Kepala biksu kecil itu dipukul dengan tongkat.

"Lihat ke samping sumur itu, disana ada kran air dari pompa sumur, tinggal dibuka krannya airpun mengalir, Aku suruh kamu mengambil air di dekat sumur, bukan menimba sumur!"

Seketika wajah biksu kecil itu merah padam…

Buang² energi dan emosi…
Hanya karena tidak ada usaha untuk membuka "Kesadaran"

Akhirnya Ia pun mendapat "PENCERAHAN".

Bagaimana dengan anda sekalian?

Dari awal membaca pasti memiliki pikiran yang sama seperti biksu kecil itu?

•”̮•ћë..ћë..ћë•”̮•…

"PLAK"

Pencerahankah?

•”̮•ћë..ћë..ћë•”̮• amitofo...

Sering kita marah tanpa alasan, emosi jiwa, padahal duduk persoalannya disebabkan oleh karena kita sok tahu, sok yakin bener, dan tidak mau tahu.

Akhirnya menyalahkan kondisi yang ada.

Padahal yang perlu di benerin dan di servis pikiran kita.

Kalo mentok menghadapi satu masalah, buka mata buka hati cari solusi lain…

Tapi memang kadang² harus "PLAK" baru pencerahan…

Sumber: unknown

Wednesday, May 2, 2012

Inspirasi - Bunga Mawar

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.

Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.

Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”

Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.

=====

Sahabat, kisah tadi memang sudah selesai. Tapi, ada ada satu pesan moral yang bisa kita raih didalamnya. Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Allah lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, ada sebagian dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Merasakan hanya kelemahan yang ada pada dirinya. Merasa hanya menjadi beban bagi orang lain. Banyak dari saudara kita yang hanya melihat sisi buruk, sehingga dalam menjalani kehidupan ini dipenuhi dengan kepesimisan seolah menolak keberadaan mereka sendiri. Saudara kita itu sering kecewa dengan dirinya dan tidak mau menerimanya. Mereka berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari nya. Sehingga menolak untuk “menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah adadan tak pernah memahami potensi yang dimilikinya.

Mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu.

Sahabat, jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan pada mereka akan keberadaan mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.

Semerbak harumn mawar pada hati mereka akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita, dan kembali kita bagikan pada mereka yang merasa tersisih dan tersingkir. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa. Kebahagiaan kita adalah saat kita menemukan mereka, jiwa-jiwa yang tersisih, jiwa-jiwa yang pesimis, tersenyum bahagia, seolah menemukan udara disaat mereka akan kehabisan oksigen

Salam hangat!!

by Irfan

Cerita Motivasi - Kebiasaan Yang Baik Bisa Menjadi Suatu Kekuatan

Suatu hari rakyat bersorak-sorai menyaksikan kehebatan keahlian memanah seorang panglima yang luar biasa.

100 kali anak panah dilepas,
100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang,
tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk,
“Panglima memang pemanah hebat!
Tetapi, itu hanya keahlian yang diperoleh dari kebiasaan yang terlatih.”

Panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya,
apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu.

Tukang minyak menjawab,
“tunggu sebentar !”
Sambil beranjak dari tempatnya,
dia mengambil sebuah koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya.

Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong.
Dng penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak,

kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh.
Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tsb. Panglima & rakyat tercengang.

Mereka bersorak-sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dng penuh kerendahan hati & hormat, tukang minyak di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya:
“Itu hanya keahlian yang diperoleh dari kebiasaan yang terlatih !
Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian.”

Dlm kisah ini kita dpt belajar bhw betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan.

Habit is a Power !

Hasil dari kebiasaan yang terlatih dpt membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah & apa yang tdk mungkin menjadi mungkin.

Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dlm kehidupan, kita membtuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses itu hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan2 seperti:
berpikir positif,
antusias,
optimis,
disiplin,
integritas,
tanggung jawab & terlebih lagi : keintiman kita dg Tuhan setiap saat & SEDEKAH
*Keunggulan terjadi berkat sebuah kebiasaan & disiplin.

Sumber: unknown

Tuesday, April 10, 2012

Inspirasi - Sulap

Temanku Whit adalah seorang pesulap profesional, dan ia disewa sebuah restoran di Los Angeles untuk bermain sulap tiap sore untuk menghibur pengunjung restoran sementara mereka makan. Suatu sore ia menghampiri sebuah keluarga, dan setelah memperkenalkan diri, ia mengeluarkan setumpuk kartu dan mulai beraksi. Ketika berhadapan dengan seorang gadis kecil yang duduk di meja tersebut, ia diberitahu bahwa Wendy, anak tersebut, adalah seorang gadis buta. Whit menyahut,”Tak apa-apa. Kalau dia mau, saya ingin mencoba suatu tipuan sulap.” Sambil berbalik pada si anak, Whit berkata, “Wendy, kamu mau membantu saya melakukan tipuan ini?”

Sambil malu-malu, Wendy mengangkat bahu dan berkata,”Mau”. Whit duduk di kursi di seberang Wendy, lalu berkata, “Saya akan menunjukkan sebuah kartu, Wendy, dan kartunya bisa berwarna merah dan hitam. Saya ingin kamu menggunakan kekuatan batinmu dan mengatakan apa warna kartu itu, merah atau hitam. Mengerti kan?” Wendy mengangguk. Whit menunjukkan kartu raja keriting dan berkata,”Wendy, ini kartu merah atau kartu hitam?”

Sesaat kemudiaan, si anak buta menyahut,”Hitam”. Keluarga itu tersenyum. Whit mengangkat kartu tujuh hati dan berkata,”Ini kartu merah atau kartu hitam?” Wendy berkata,”merah” Lalu Whit mengangkat kartu ketiga, tiga wajik dan berkata,”merah atau hitam ?” Tanpa ragu-ragu, Wendy berkata,”merah !”. Keluarganya tertawa dengan gugup. Whit mengangkat tiga kartu lagi dan Wendy menebak ketiganya dengan benar ! Keluarganya hampir tak percaya betapa jitu tebakannya.

Pada kartu ketujuh, Whit mengangkat lima hati dan berkata,”Wendy, saya ingin kamu menebak nilai dan jenis kartu ini. apakah hati, wajik, keriting atau daun.” Sejenak kemudian, Wendy menyahut dengan yakin, “kartunya lima hati” Keluarganya menghembuskan napas yang tertahan.

Mereka tercengang ! Ayahnya menanyakan pada Whit apakah dia menggunakan tipuan atau sulap sungguhan. Whit menyahut, “Bapak harus tanya sendiri pada Wendy” Si ayah berkata,”Wendy, bagaimana caranya?” Wendy tersenyum dan berkata. “Sulap!”. Whit berjabatan tangan dengan seluruh keluarga, memeluk Wendy, meninggalkan kartu namanya, lalu mengucapkan salam perpisahan. Jelas ia telah menciptakan saat gaib yang tak kan pernah terlupakan oleh keluarga itu. Pertanyaannya, tentu, bagaimana Wendy tahu warna kartu itu ? karena Whit belum pernah bertemu Wendy sebelum peristiwa di restoran itu, ia tentu tak bisa memberi tahu sebelumnya kapan ia akan mengeluarkan kartu merah atau kartu hitam. dan karena Wendy buta, tak mungkin ia bisa melihat warna atau nilai kartu saat Whit menunjukkannya. jadi bagaimana caranya?

Whit mampu menciptakan mukjijat sekali seumur hidup ini dengan menggunakan kode rahasia dan berpikir cepat. Pada awal kariernya, Whit menciptakan kode kaki untuk menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa kata2. Ia belum sempat menggunakan kode itu sampai peristiwa di restoran itu. Saat Whit duduk di seberang Wendy dan berkata,” Saya akan menunjukkan sebuah kartu, Wendy, dan kartunya bisa merah atau hitam,” ia mengetuk kaki Wendy (di bawah kaki meja) sekali saat ia berkata “merah” dan dua kali saat ia mengatakan “hitam”

Untuk meyakinkan bahwa Wendy mengerti, ia mengulang tanda rahasia itu dengan berkata, “Saya ingin kamu menggunakan kekuatan batinmu dan katakan, apa warna kartu itu, merah (tuk) atau hitam (tuk tuk). Kamu mengerti?” Waktu Wendy mengangguk, ia tahu bahwa Wendy sudah mengerti kodenya dan mau ikut bermain. Keluarganya menganggap waktu Whit bertanya apakah Wendy “mengerti,” dia merujuk perintah lisannya. Bagaimana ia memberitahu kartu lima hati pada Wendy ? Sederhana. Ia mengetuk kaki Wendy lima kali untuk memberitahu bahwa kartunya bernilai lima. Waktu ia menanyakan apakah kartunya hati, daun, keriting atau wajik, ia memberitahu jenisnya dengan mengetuk kaki Wendy pada saat ia mengatakan “hati”

Sulap atau keajaiban sesungguhnya dari cerita ini adalah efeknya pada Wendy. PERISTIWA ITU BUKAN HANYA MEMBERINYA KESEMPATAN UNTUK BERSINAR SEJENAK DAN MERASA ISTIMEWA DI DEPAN KELUARGANYA, TAPI JUGA MEMBUATNYA MENJADI SEORANG BINTANG DI RUMAH. DIA YANG SELAMA INI MERASA MENJADI BEBAN DALAM KELUARGANYA, KINI MERASA SEJAJAR DENGAN MEREKA KARENA PERISTIWA ITU.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Whit menerima sebuah paket dari Wendy. Isinya satu set kartu Braille, bersama sepucuk surat. Di dalam surat itu, Wendy berterima kasih karena Whit telah membuatnya merasa istimewa, dan menolongnya “melihat” untuk beberapa saat. WALAUPUN HINGGA SAAT ITU WENDY TETAP TIDAK BISA MELIHAT, NAMUN SULAP WHIT TELAH MENUMBUHKAN KEPERCAYAN DIRINYA YANG SELAMA INI HILANG. Wendy menutup isi suratnya dengan berkata bahwa ia ingin Whit menerima kartu braille tersebut supaya ia bisa memikirkan sulap lain untuk orang buta.

Sumber: Disadur dari Chicken Soup for The Soul by Michael Jeffreys

Inspirasi - Jadwal Otak

Seorang teman pada awal tahun 2002 pernah meminjam salah satu buku bisnis saya. Dia mengatakan ingin belajar bisnis, karena kebetulan dia lulusan dari teknologi pangan. Seminggu kemudian ketika saya kerumahnya, buku tersebut masih `utuh’ belum tersentuh, terletak diatas meja dengan sedikit debu diatasnya. Dia mengatakan bahwa minggu ini dia sibuk sekali. Mungkin pada akhir pekan dia akan mulai membaca.

Setahun kemudian ketika saya kesana, ternyata debu diatas buku tersebut bertambah tebal. Dan teman saya masih belum mempunyai waktu untuk membaca karena kesibukannya. Saya akhirnya ambil kembali buku tersebut, karena saya memang sedang membutuhkan informasi didalamnya.

Lalu, bagaimana dengan teman saya ? Saya katakan kepadanya, bahwa seumur hidup dia TIDAK AKAN PERNAH PUNYA WAKTU untuk membacanya. Benarkah ? Atau mungkin saya yang terlalu `pelit’ untuk meminjamkan lagi buku saya kepadanya.

Setiap orang sudah punya `jadwal tetap harian’ di dalam otaknya, mulai dari bangun pagi, gosok gigi, mandi, sarapan, menstarter mobil, ke kantor, bekerja, hingga tidur malam. Pada awal teman saya tadi meminjam buku, dia berusaha memasukkan `menu baru’ ke dalam `jadwal tetap’nya. Menu baru itu akan tetap disitu jika kita melakukan aktivitas tersebut, namun jika tidak `peringkat’nya akan terus menurun.

Setelah satu tahun, peringkat menu `baca buku’ itu pasti sudah terlempar dari 100 besar. Sangatlah sulit untuk mendongkrak kembali ke urutan 10 besar jika tidak ada alasan yang sangat kuat.

Berapa banyak dari kita yang berperilaku seperti itu ? Menunda hal-hal kecil seperti membaca buku, memotong rumput, membersihkan rumah, menata lemari pakaian, dll sampai akhirnya pekerjaan tersebut tertunda terus hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Seringkali juga pekerjaan tersebut akhirnya tidak jadi dilaksanakan. Ada tiga hal yang bisa mendorong kita untuk melakukan pekerjaan yang sering tertunda tersebut, yaitu Alasan, Prioritas dan Komitmen.

Alasan
Setiap orang jika menjumpai hal baru selalu timbul satu pertanyaan di benaknya “What’s in it for me ?” Apa manfaat hal baru tersebut untuk saya ? Adakah manfaat tersebut membawa saya ke kehidupan yang lebih baik ? Adakah manfaat tersebut membutuhkan kerja keras ? Adakah manfaat tersebut dapat dinikmati dalam jangka panjang atau pendek ?

Prioritas
Merupakan urutan yang anda letakkan bagi hal baru tersebut. Anda bisa menentukan prioritas hal baru tersebut dengan menanyakan ke diri sendiri beberapa pertanyaan berikut : Seberapa penting hal baru ini dibanding dengan hal yang sudah ada ? Kalaupun lebih penting, haruskah saya kerjakan sekarang ? Dapatkah hal baru ini ditunda kapan- kapan ? Masa iya saya harus menunda pergi ke mall karena harus harus baca buku ?

Komitmen
Komitmen adalah janji anda kepada diri sendiri. Komitmen sendiri terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

* saya akan lakukan jika saya ada waktu
Komitmen ini yang kerapkali dilakukan oleh orang-2 yang merasa dirinya sangat sibuk. Mereka akan melakukan tugas baru tersebut disela-sela jadwal mereka yang padat. Itupun kalau memang ada waktu luang. Mengapa mereka melakukan ini ? Sudah jelas, mereka tidak punya alasan ! Itulah mengapa alasan diletakkan di tempat pertama.

* saya akan lakukan semaksimal mungkin
Komitmen kedua ini yang kerap dikatakan orang-2 yang sudah punya alasan, dan berusaha mengerjakan sesuatu sebaik mungkin. Tapi komitmen ini juga tidak cukup kuat. Ibaratnya anda mengisi bak air, pada komitmen kedua ini mungkin anda hanya sanggup mengisi setengahnya saja, karena memang sampai disitu saja anda menganggap kerja anda sudah 100 %.

* saya akan lakukan sampai selesai.
Kelihatannya yang ketiga ini cukup sederhana, tapi justru ini yang tersulit. Pada komitmen ketiga ini, anda mungkin harus bekerja lebih keras dan lebih lama, untuk mengisi bak air itu sampai penuh. Anda mungkin bekerja sampai 120 % untuk menyelesaikannya.

Oke, Alasan, Prioritas dan Komitmen. Kalau ketiga hal ini sudah saya laksanakan, adakah hal-hal baru tersebut bisa saya selesaikan ?

Belum, ada langkah terakhir, yaitu action. Sekuat apapun komitmen anda, tentu tidak akan berjalan tanpa tindakan dari anda. Lakukan hal-hal diatas secara terus menerus, karena suatu hal baru akan menjadi kebiasaan jika sering dilakukan.

Selamat bekerja !

- Sonny V. Sutedjo -
(artikel pernah dimuat di Majalah Pengusaha Feb. 2004)

Inspirasi – Nilai Sebutir Nasi

by Andrie Wongso


Dikisahkan di sebuah kerajaan kecil, sang raja mempunyai seorang anak yang sangat dimanjakan. Di hadapan raja dan permaisuri, sikap si pangeran kecil ini baik dan menyenangkan. Tetapi di belakang mereka, sikapnya berubah total menjadi anak yang kurang ajar. Merasa sebagai putera mahkota kerajaan, dia tumbuh menjadi anak yang tidak tahu sopan santun dan tidak mau menghargai orang lain.

Walau dibenci dan dijauhi, tetapi pangeran kecil ini masih punya satu-satunya sahabat seusia yang setia kepadanya, yaitu anak laki-laki dari pengasuhnya. Suatu hari, pangeran kecil meminta si bocah untuk "menemaninya makan" siang di ruang makan istana. Dalam artian, si bocah diminta menunggu dan melihat si pangeran makan dari pojok ruangan.

Sesaat sebelum makan, pangeran kecil terlihat seperti menundukkan kepala seolah sedang berdoa. Sejenak kemudian, sang pangeran mulai melahap segala hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan dicicipinya. Beberapa kali, ia hanya mencuil dan menggigit makananannya, lalu memuntahkan dan membuang sisanya di meja. Meja makan jadi berantakan dan sisa-sisa makanan berserakan di mana-mana. Sang pangeran seperti sedang mengolok-olok sahabatnya yang hanya berdiri memandanginya. Tapi bukannnya merasa terhina, si bocah kecil itu malah tersenyum-senyum sedari tadi. Pangeran kecil pun jadi tersinggung!

"Hai... apa yang kamu tertawakan? Dari tadi kamu tertawa-tawa melihat aku makan. Bahkan saat aku berdoa dan mengucap syukur, kamu juga tertawa."

Kata si bocah kecil dengan berani, "Pangeran tadi berdoa dan mengucap syukur. Tapi cara makan dan memperlakukan makanan, kok tidak sesuai? Jadi, buat apa berdoa dan bersyukur sebelum makan?"

"Ah... sok tahu kamu! Makananku berlimpah ruah. Aku boleh melakukan apa saja terhadap makanan itu," jawab pangeran kecil. "Ayo sekarang ikut aku ke gudang, aku akan tunjukkan berlimpahnya bahan makanan yang aku punya."

Maka, kedua sahabat itu pun segera pergi ke gudang bahan makanan kerajaan. Sesampai di gudang bahan makanan, ternyata ada seorang pegawai istana yang sedang menerima pajak beras dari beberapa petani. Maka, si pangeran berpura-pura menjadi raja yang bijak.

"Hai...rakyatku.. terima kasih ya. Bagaimana panen padi kalian?"
"Panen kali ini buruk sekali, Pangeran," jawab seorang petani, ketakutan. "Sawah ladang dihancurkan hama. Kami tidak tahu anak istri kami besok makan apa. Kami, hanya bertahan hidup dengan sedikit makanan. Jadi, mohon ampuni kami yang hanya mampu mempersembahkan sekantong beras ini. Tetapi beras yang kami persembahkan ini adalah beras terbaik yang kami miliki."

Mendengar jawaban itu, pangeran kecil tersentak dan baru tersadar. Ternyata rakyatnya sangat menderita dan terancam kelaparan, sementara dirinya malah menyia-nyiakan dan membuang-buang makanan yang begitu berharga itu. Si pangeran kecil kemudian lari meninggalkan tempat itu karena merasa malu pada diri sendiri. Dan sejak itu, perlahan-lahan tingkahnya berubah menjadi lebih sopan dan mau menghargai orang lain. Setiap kali hendak makan, ia mengingatkan dirinya sendiri, "Jangan sisakan sebutir nasi di piringmu!"

=====================

Pembaca yang bijaksana,

Sejak kecil, kita telah dididik untuk selalu berdoa dan mengucap syukur atas semua berkat yang diberikan Tuhan. Namun perlu diingat kembali, mengucap syukur bukan sekadar berdoa, bukan pula hanya sekadar melaksanakan formalitas. Tetapi lebih dari itu, rasa syukur kita harus disertai dengan sikap menghargai dan menghormati orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum butiran nasi yang kita makan sehari-hari memuaskan dan mengenyangkan perut kita, misalnya, pikirkan betapa banyak kerja dan kegiatan yang mendahuluinya. Bila kita mampu menghargai arti sebutir nasi serta orang-orang yang menghasilkannya, maka dasar pengertian dan kebijaksanaan itu akan melahirkan sikap mental positif dalam kehidupan kita.

Intinya, doa dan syukur harus didasarkan pada perbuatan nyata dan pengertian yang benar mengenai apa yang kita lakukan. Jika setiap doa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita disertai dengan pengertian kebijakan untuk menghargai segala usaha dan jerih payah orang lain, serta tidak menyia-nyiakan berkat yang sedang kita nikmati, niscaya, mereka kelak akan tumbuh menjadi orang-orang yang luhur budi pekertinya.

Salam sukses, luar biasa!

Sumber: http://m.andriewongso.com/artikel/aw_artikel/5136/Nilai_Sebutir_Nasi/

Friday, March 30, 2012

Inspirasi - Harga Sebuah Baju

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.

Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut. "Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat. "Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya. "Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.

Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. bolehkah?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan”. "Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?! Kalian perlu memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard”. Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.

Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan. Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Catatan :
Kita seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu melihat sesuatu dari luarnya, karena hal itu bisa menipu.




~Author Unknown

Monday, February 27, 2012

Cerita Motivasi - Bukit Lolipop

Alkisah, di sebuah negeri dongeng, ada dua orang anak muda pergi mendaki ke bukit "lolipop", di mana sepanjang jalan di bukit tersebut tampak permen-permen beraneka bentuk dan rasa, dengan aroma yang menggiurkan dan warna-warni yang sedap dipandang mata.
Anak pertama berjalan cepat dan tergesa-gesa, sibuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya permen yang ditemukan di sepanjang perjalanannya. Harapannya, ia akan segera sampai di puncak dengan jumlah permen lebih banyak dari temannya. Alhasil karena terlalu sibuk berjalan cepat dan mengumpulkan permen, sampailah ia di lereng bukit dengan peluh bercucuran dan bibir kering karena kehausan.

Di atas bukit ia bertemu dengan seorang pertapa bijaksana yang menyapanya, "Hai anak muda, mengapa nafasmu tidak teratur dan terlihat sangat capai sekali? Bawaanmu banyak sekali."

Anak muda itu menjawab, "Ya Paman, saya mendaki bukit dengan tergesa-gesa dan tidak sempat beristirahat. Nah, inilah hasilku mengambil permen-permen yang tampak enak dan menggiurkan di sepanjang perjalananku kemari."

"Permen yang kamu kumpulkan cukup banyak. Tetapi, apakah kamu sudah mencicipi permen-permen itu? Bagaimana rasanya?" tanya sang pertapa.

"Waduuh... jujur saja, saya tidak sempat mencicipi sepotong permen pun. Seharian tadi saya hanya sibuk berjalan tergesa-gesa agar sesegera mungkin sampai kemari dan mengumpulkan permen sebanyak-banyaknya. Maaf, saya haus sekali, bolehkah saya minta air untuk minum?"

Kemudian mereka berdua pun melanjutkan berbincang sambil memasuki pondok si paman.

Cukup lama setelah itu, datanglah temannya yang berjalan dengan santai hingga ke atas bukit. Sambil memberi hormat dan menyapa sang paman, si teman berteriak gembira,

"Ooooooiiii, bukit ini ternyata sangat-sangat indah pemandangannya. Di perjalan tadi, aku melihat burung-burung beraneka jenis, kelinci-kelinci yang bermain riang, juga tampak sepasang rusa yang sangat cantik. Dari dari puncak bukit ini, sungguh luar biasa panorama seluruh desa dan danau di bawah sana. Dan semuanya terasa semakin mempesona saat permen-permen yang manis ini menemani perjalananku sekaligus membantuku mengurangi dahaga. Wow... indah nian hari ini! Hahaha..." :)

Sambil tersenyum, paman pertapa mengomertari dan berkata, "Anak-anak muda, perjalanan ke bukit ini bisa diumpamakan sebagai proses sebuah kehidupan. Semua orang punya tujuan hidup, yang pada akhir kehidupan menuju kematian. Walaupun akhir hidup adalah kematian, tetapi bukan itu tujuan utamanya. Yang terpenting adalah bagaimana proses perjalanan menuju ke sana. Kualitas kita dalam menjalaninya. Karena cepat atau lambat, semua akan sampai pada tujuannya. Akan tetapi proses perjalanan, pengalaman, dan kenangan yang dilalui tidak dapat terulang kembali."

Sahabat ,
Di kehidupan sebagian manusia, ada yang sibuk mengumpulkan sesuatu yang menurutnya berharga, tetapi tidak mampu menikmatinya setiap proses pencapaiannya dan mengabaikan di sekitarnya.

Sesungguhnya di sekitar kita sangat amat banyak "harta karun" yang sangat berharga, yang membuat hidup kita penuh warna kebahagiaan. Tetapi karena kesibukan, kita membiarkannya terlewatkan dan akhirnya penyesalan datang belakangan karena kita tidak bisa menikmati hidup.

Mari, mulai saat ini, belajar untuk tetap mampu menikmati dan mensyukuri setiap tahapan perjalanan kehidupan kita.

Salam sukses luar biasa!

Cerita Inspiratif - Apa dia tulang rusukmu?

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, Dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka Dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. Ya, tentang cinta.

Dara : "Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?"
Raka : "Kamu dong.."
Dara : "Menurut kamu, aku ini siapa?"
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) "Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam Dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang Dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."

Setelah menikah, Dara Dan Raka mengalami masa yang indah Dan manis untuk sesaat.

Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing Dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian Dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar Dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu Hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara Dan secara spontan balik Berteriak, "Aku menyesal Kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air Yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.

Dengan berlinang air Mata, Dara kembali ke rumah Dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan Kita berpisah Dan mencari pasangan sejati masing-masing. "

Lima tahun berlalu..

Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, Dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, Merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, IA merasakan Ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Suatu Hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan Dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, Mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : "Apa kabar?"
Dara : "Baik... Ngg.. Apakah kamu sudah menemukan tulang rusukmu yang
hilang?"
Raka : "Belum.."
Dara : "Aku terbang ke New York di penerbangan berikut."
Raka : "Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon Kita, belum Ada yang berubah. Tidak akan Ada yang Berubah."

Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...."

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya Dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang Rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling Kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"

Friends, Jika Kita merasakan sakit di dada saat akan kehilangan seseorang... . Mungkinkah seseorang itu adalah Tulang Rusuk Kita....??

Tuhan memberkati

Repost from Andreas Alvino

Friday, February 3, 2012

Inspirasi - Setiap Hari Dalam Hidupmu adalah Istimewa

Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan underwear. Dia membuka bungkusan berbahan sutra "Ini, ......", dia berkata, " Bukan bungkusan yang asing lagi....."

Dia membuka kotak itu Dan memandang underwear berbahan sutra serta kotaknya. "Istriku membeli ini ketika pertama kali kami pergi ke New York, kira-kira 8 atau 9 tahun yang lalu. Dia tidak pernah mengeluarkan bungkusan ini apalagi mengenakannya. Karena menurut dia, hanya akan dia gunakan untuk kesempatan yang istimewa."

Dia melangkah ke dekat tempat tidur dan meletakkan bungkusan tersebut di dekat pakaian yang dia pakai ketika pergi ke pemakaman. Istrinya baru saja meninggal. Dia menoleh padaku dan berkata: "JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN ISTIMEWA, KARENA SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH ISTIMEWA!"

Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya mengubah hidupku. Sekarang aku lebih banyak membaca dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa tanpa khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih banyak bersama keluargaku dan mengurangi waktu bekerjaku. Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya menjadi sumber pengalaman. Supaya bisa hidup, tidak semata-Mata supaya bisa survive (bertahan hidup) saja. Aku tidak berlama-lama menyimpan sesuatu.

Aku menggunakan gelas-gelas kristal kesayanganku setiap Hari. Aku akan mengenakan pakaian baru untuk pergi ke Supermarket, jika aku menyukainya. Aku tidak akan menyimpan parfum specialku untuk kesempatan istimewa, aku menggunakannya kemana pun aku menginginkannya.

Kata-kata "Suatu Hari ....." Dan "Suatu saat nanti....." sudah lenyap dari kamusku. Jika dengan melihat, mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi berharga, aku ingin melihat, mendengar atau melakukannya sekarang. Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri temanku itu apabila dia tahu dia tidak akan ada di sana pagi berikutnya. Ini yang tak seorangpun mampu mengatakannya.

Aku berpikir, jika mungkin dia tahu, malam sebelumnya dia pasti sedang mengenakan underwear kesayangannya itu. Atau sehari sebulumnya dia akan menelepon rekan-rekannya serta sahabat terdekatnya. Barangkali juga dia akan menelpon teman lama untuk berdamai atas perselisihan yang pernah mereka lakukan. Mungkin dia akan pergi makan martabak spesial, makanan favoritnya bersama suaminya. Semua ini adalah hal-hal kecil yang mungkin akan kita sesali jika tak sempat kita lakukan. Kita akan menyesalinya, karena Kita tidak akan lebih lama lagi melihat orang-orang yang Kita sayangi.

Aku teringat orang-orang yang aku kasihi. Aku akan menyesal dan merasa sedih, jika aku tidak sempat mengatakan betapa aku sangat mencintai mereka. Sekarang, aku akan mencoba untuk tidak menunda atau menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa dan bisa membuatku menikmati hidup. Dan setiap pagi, aku akan berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini adalah hari yang istimewa bagiku. Setiap Hari, setiap jam, setiap menit, adalah istimewa.

Apabila kamu mendapatkan pesan ini, itu karena seseorang peduli padamu dan mungkin karena ada seseorang yang seharusnya kamu pedulikan. Jika kamu terlalu sibuk untuk membagikan pesan ini kepada orang lain dan kamu berkata kepada dirimu sendiri bahwa kamu akan mengirimkannya "suatu saat nanti....." Ingatlah bahwa " suatu saat nanti" itu sangat jauh. Dan mungkin tidak akan pernah datang padamu.....

kiriman dari Paulus Salwadi

Inspirasi - Ibu, Aku Bahagia

Sejenak kutatap wajah murung itu, sebelum aku menyapa murid-muridku. Entah mengapa wajah itu mengusik hati. A si wajah sayu adalah murid yang nilainya dibawah rata-rata untuk mata pelajaran yang aku ampu. Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan nilainya, tapi wajah sayunya itu membuatku gelisah dan penasaran.

Sampai suatu saat, aku memanggilnya saat jam istirahat. Aku ingin berbicara dari hati ke hati dengannya. Tapi saat aku bertanya, ia hanya menatap ku dan menggeleng pilu, aku melihat air mata yang menggantung di bola matanya. Aku tahu ada banyak hal yang tak mampu disampaikannya dengan rangkaian kata-kata.

Akhirnya aku mengetahui persoalan keluarganya dari rekan guru. Rekanku bercerita bahwa ibu si A ini berselingkuh dengan pamannya ( aku juga baru tahu kalau ayahnya menderita cacat di kaki dan bekerja di Jakarta). Pernah suatu kali temannya bercerita padaku : bu Meita, si A itu seringkali ingin bunuh diri. Ia merasa hidupnya sia-sia. Tenggorokanku tercekat, hatiku tersentak mulutku terkunci tak tahu harus apa mendengar laporan teman A ini. Malamnya aku merenungkan peristiwa itu dan merasakan remuknya hati seorang anak kecil yang tak tahu harus berbuat apa. Aku juga tak dapat memahami sebesar apa beban berat A sehingga ia berkeinginan mengakhiri keceriaan masa kanak-kanaknya.

Lalu, aku mulai menuliskan surat untuknya.

A anakku, tahukah kamu bahwa Tuhan sangat mencintaimu. Engkau sangat berharga dimataNya. Ibu tahu kesedihan dan bebanmu. Tapi maukah kamu melupakan kesedihanmu. Banyak hal yang bisa kau lakukan. Buatlah dirimu berguna paling tidak bagi dirimu sendiri dan keluargamu. Percayalah selalu ada yang mendoakanmu dan melihatmu kelak sukses dan bahagia yaitu saya. Percayalah Dia akan meopang hidupmu……Dia akan memberimu, yang terbaik dan semuanya akan indah pada waktuNya.

Keesokan paginya kuserahkan surat itu dan memintanya membaca dirumah. Hari berikutnya aku merasa lega karena A datang dengan wajah yang berbinar. Aku bisa kembali melihat canda tawanya. Sejak itu A meraih kemajuan yang luar biasa untuk pelajaranku. Aku tak menyangka bahwa selembar kertas mampu merubahnya sedemikian rupa. Aku bersyukur boleh ambil bagian dalam perubahan hidupnya. Aku sangat bangga karena suatu ketika adiknya datang padaku dan berkata, bu Meita ulangan Inggrisku bagus nilainya kakak senang sekali mengajari aku pelajaran bahasa Inggris.Oh Tuhan…. Bukan main bangganya aku. Ternyata A memperhatikan nasehatku agar ia berguna paling tidak untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

Saat kelulusan A datang padaku dan mengucapkan terimakasih dan mengatakan bahwa ia tak akan melupakanku. Sesekali aku memantau perkembangan A. Entahlah sepertinya terjalin rasa untuk melindungi dia. Tapi aku tahu bahwa ibunya tidak suka padaku. A mengatakan padaku, bu jangan telepon kerumah, ke HP saja. Sejak saat itu aku tidak lagi menghubungi dia. Sampai suatu saat dia meneleponku dan mengirim sms padaku. Sekali lagi ia mengatkan dan menulis bahwa ia tak akan pernah melupakan aku. Itulah terakhir kali ia menghubungi aku. Sepertinya sejak itu ia pindah ke Jakarta mengikutinya ayahnya. Aku tahu bahwa keluarganya ada masalah lagi yang cukup rumit sehingga A dan adik-adiknya harus mengikuti ayahnya. Tapi biarlah itu menjadi proses hidup A si guru kehidupanku.

Aku menulis catatan ini untuk mengenang A, merenungkan betapa hebatnya ia. Walau saat itu tergolong anak-anak, ia mampu menyimpan kepedihan hatinya, keburukan ibunya, beban keluarganya. Ia hanya menyimpan semuanya itu di matanya bahkan air mata pun tak sempat menetes dari matanya yang bening.

Jika suatu saat A membaca catatan ini, ketahuilah nak, ada orang yang masih dan selalu mendoakanmu . Ia menantimu datang tersenyum dan berkata, Ibu aku bahagia…………..

Meitasari Septoro
Kutipan ...

Inspirasi - Sedikit Pujian

Ada kisah nyata seorang penyanyi terkenal di Eropa, seorang wanita yang memiliki suara yang bagus sekali. Wanita ini bersuamikan pemain musik, pemain keyboard, dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama, tangga nada dan hal-hal lain di bidang musik semacam itu, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.

Kalau isterinya menyanyi selalu saja ada komentar dan kritik, seperti bagian awal kurang tinggi, lain kali dia berkata bagian ini kurang pelan, lain kali dia berkata bagian akhir harusnya "kres"..naik sedikit, dsb..selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya sang wanita malas menyanyi. Dia berkeputusan...wah gak usah nyanyi aja deh, apa saja salah terus, nyanyi apa saja ada yang kurang. Enggak usah nyanyi, kalau nyanyi kadang malah bertengkar...

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.

Suatu ketika isterinya bertanya: "Pak, bagaimana laguku pa?"
Dia berkata kepada isterinya: "Ma...saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi, ma!!"
Lain kali dia berkata,"Ma..kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli kali ma..., karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja....
Sebelum saya menikah denganmu ma...saya sering mimpi dan ter-ngiang2 suara2
gergaji dll yang tidak mengenakkan itu ketika tidur.
Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyani...lagumulah
yang ter-ngiang2..."

Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung merasa diterima dengan pujian yang diterima nya dan membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi...
Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih,
berlatih dan berlatih.

Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume
pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.

Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal BUKAN pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang TUKANG LEDENG, yang
memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.

Sedikit pujian memberikan penerimaan...sedikit pujian memberikan rasa diterima... memberikan dorongan... semangat dan dorongan untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi.

Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi yang bisa diraihnya.

Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang tidak membangun tidak
banyak merubah...

Karena itu marilah kita saling memberikan sedikit pujian satu dengan yang lain.

(unkonwn)

Friday, January 27, 2012

Cerita Motivasi - Dua Negro Ddalam Lift

Seorang wanita memenangkan sekeranjang koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menurunkan sekeranjang koin tersebut di kamarnya. Maka ia pun menuju lift.

Waktu ia masuk lift sudah ada 2 orang hitam di dalamnya. Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali. Wanita itu terpana. Ia berpikir, “Dua orang ini akan merampokku.” Tapi pikirnya lagi, “Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah.”

Tapi rasa rasialnya lebih besar sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan dan malu. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya, tapi Tuhan, mereka harus tahu yang saya pikirkan!

Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya.

Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin mulai bercucuran.

Lalu, salah satu dari mereka berkata, “Hit the floor” (Tekan Lantainya). Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya. Dia berdoa, ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup.

Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan sopan, “Bu, kalau Anda mau mengatakan

lantai berapa yang Anda tuju, kami akan menekan tombolnya.” Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya karena menahan diri untuk tertawa.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut. Merekapun menolong wanita tersebut berdiri. “Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift,” kata seorang yang bertubuh sedang.

Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Wanita itu berpikir , “Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku.”

Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.

Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor. Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali

ke lift.

Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.

Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum bunga mawar tersebut terdapat lipatan

uang sepuluh dolar.

Pada kartunya tertulis: “Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini.”

Tertanda:

> Eddie Murphy

> Michael Jordan

(Eddie Murphy adalah bintang film Holywood, dan Michael Jordan adalah bintang basket NBA)

***

Sikap hidup kita sangatlah menentukan kehidupan kita. Sikap yang positif dalam menanggapi persoalan hidup akan sangat berpengaruh bagi kebahagiaan kita. Pikiran yang negatif akan membawa kita terperosok jatuh semakin dalam karena kita melihat segala sesuatu adalah penderitaan.

Namun, pikiran yang positif membawa kita kepada hal-hal yang positif pula. Positif dalam menghadapi kehidupan yang serba ini, positif dalam sikap kita kepada sesama, positif merencanakan hari esok dan positif juga terhadap diri sendiri.

repost from Lukas Janto

inspirasi - Alergi Hidup

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati”.

Sang Guru tersenyum : “Oh, kamu sakit”.

“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati”.

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : “Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama “Alergi Hidup”. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita”.

“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku”, kata sang Guru.

“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi”, pria itu menolak tawaran sang Guru.

“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?”, tanya Guru.

“Ya, memang saya sudah bosan hidup”, jawab pria itu lagi.

“Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini… Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang”.

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu” Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : “Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang”.

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu”. Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami”.

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan”.

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !

sumber: unknown

Tuesday, January 24, 2012

Inspirasi - Berpikirlah Sebelum Menyesal

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu menganggap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya.

Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.”

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.”

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia

dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang wanita yang sangat cantik dan baik. Wanita ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, “Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka.” Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.

Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya. Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras lagi untuk membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya “Aku cinta kamu”, tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, “Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya.”

Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata “Aku cinta kamu”, istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya.

Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, “Ah, Andai saja aku menyadari ini dari dulu….” Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata di pipinya.

Apa yang saya ingin coba katakan pada Anda, waktu itu nggak pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, Anda ternyata telah maju terlalu jauh. Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah! Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.

Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.

Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka “besok” akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.

Repost from Lukas Janto

Inspirasi - Keputusan Hakim

Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota , orang-orang miskin nyaris kelaparan. Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri septong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.*

Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini. Tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Maafkan saya," katanya sambil memandang wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda kamu sepuluh dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari."*

Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim
mencopot topinya, mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan
meletakkan uang itu dalam topinya. Ia berkata kepada hadirin:*

"Saya juga mendenda masing-masing orang yang hadir di ruang sidang ini
sebesar lima puluh sen karena tinggal dan hidup di kota ini dan membiarkan
seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu
berikan kepada terdakwa."*

Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi
empat puluh tujuh dolar dan lima puluh sen, termasuk di dalamnya lima puluh sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya.*

Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York , dan
staf pengadilan yang berada dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita
itu.

(NN)

Wednesday, January 18, 2012

Kisah Sukses : William Colgate

Colgate adalah nama sebuah perusahaan. Jika mendengar nama itu, kebanyakan orang Amerika pasti akan langsung berpikir tentang pasta gigi. Tetapi, jika mereka tahu sejarah orang dibalik nama itu, mereka ,mungkin akan berpikir tentang kristus, dan jejak yang dijalani COlgate bersamaNya.

William Colgate lahir pada tanggal 25 januari 1783 di kota Kent, Inggris. Ayahnya, Robert adalah seorang petani yang dikenal sebagai intelektuual yang berani dan memiliki pemikiran politik yang tajam.

Pada suatu hari, karena mendukung kemerdekaan negara koloni Inggris, RObert mendapat ancaman dari pihak penguasa. Namun, Tuhan campur tangan dengan mengirim seorang di tengah malam buta untuk memperingati keluarga Colgate. Dengan segera mereka terbang meninggalkan negara Inggris. Pembawa pesan itu mengatakan, jika saja mereka tetap di Inggris kemungkinan besar pasti dihukum penjara atau bahkan dihukum mati. Tapi apa yang buruk menurut dunia, Tuhan mengubahnya menjadi sebuah kebaikan.

Pelayaran
Keluarga Colgate naik kapal pada bukan maret 1798 dan berlayar menuju Amerika. Mereka menetap di sebuah perkebunan di Hartford Co., Kota Maryland.

Disana Ayah William bekerja sama dengan Ralph Maher untuk memulai usaha pembuatan sabun dan lilin.

William membantu kedua orang itu dan belajar dengan cepat. Tetapi, kenyataan berkata lain. Meski sudah bekerja keras, kerja sama itu gagal di tengah jalan. Robert Colgate kembali ke perkebunan dan William memutuskan untuk memulai usahanya sendiri. Setahun kemudian ia kekurangan modal, dan William Colgate harus menutup usahanya.

Meski gagal dua kali, William tidak menyerah. Ia mendapatkan pelajaran berharga. Ia percaya, Tuhan akan mengarahkan langkah Anda, Jika Anda mau mencariNya dab menyerahkan bisnis ANda kedalam rencanaNya, meski ada kegagalan.

Seorang teman kristiani yang bekerja di sebuah kanal kapal menasihati Colgate, "Berikan hatimu bagi Kristus. Berilah kepada Kristus apa yang menjadi milik Nya. Buatlah sabun dengan jujur. Berikan persembahanmu dengan jujur...dan seseorang akan menjadi pembuat sabun ternama di New York. Orang itu mungkin saja kamu."

Saat William mempelajari Alkitab, ia begitu tertarik dengan ayat dalam Kejadian 28:20-22, "Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untukdimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu."

Pada tahun 1804, COlgate dipekerjakan oleh sebuah perusahaan pembuat sabun sebagai pegawai magang. Pengamatan Colgate sangat tajam dan teliti. Dia terus memegang perintah Tuhan dalam Amsal, Yaitu memperhatikan perintah, meski perintah itu datang dari mereka yang gagal (Ams 24:30-32).

Colgate percaya bahwa perusahaan itu telah salah kelola, dan ternyata ia benar. Perusahaan itu akhirnya tutup pada tahun 1806, tapi reputasi dan ambisi Colgate memampukannya untuk menghubungi pada penyalur di kota lain. Ia memulai merintis usahanya kembali.

Dan mujizat terjadi. William Colgate dan perusahaannya itu sudah berhasil sejak awal. Dalam 6 bulan perusahaan itu sudah berhasil membuat produk-produk baru dengan bahan kanji. Segera, perusahaan itu mampu memproduksi sabun tangan, sabun toilet, dan sabun cukur.

Tidak Lalai
Meski Colgate sangat sibuk dalam pengembangan usaha, ia tidak mengabaikan waktu-waktu pribadinya dengan Tuhan. Kesuksesan Colgate dicapai karena ia mengikuti prinsip-prinsip Alkitab.

Seperti Yakub yang berjanji untuk memberi persembahan sulung kepada Tuhan, maka Colgate juga membuat janji yang sama. Sepuluh persen dari keuntungan Colgate dengan setia diberikan kepada Tuhan.

Tidak lama, Colgatye segera menjadi salah asatu pengusaha ternama di New York. Bisnis itu bukanlah satu-satunya yang bertumbuh dan berhasil. Colgate menikahi Mary Gilbert pada tahun 1811, dan bersamanya terlahir 11 anak. Pernikahannya dengan Mary disebut orang sebagai "Persekutuan yang indah dengan seorang yang menyenangkan."

Colgate bahkan menamai anaknya berdasarkan nama Alkitab. Ini menggambarkan cara pandang Alkitab dalam setiap aspek hidup mereka. Keluarga ini setia beribadah dan membaca Alkitab bersama.

Colgate sangat aktif dalam bermacam kegiatan sosial yang diadakan di gerejanya. Dia juga meyumbangkan banyak dana untuk lembaga pendidikan, termasuk Madison College, Hamilton, New York.

Karena kemurahan hatinya, sekolah itu kini berganti nama menjadi Colgate university. Dia juga adalah pendukung aktif kegiatan misionaris. Pada tahun 1816, Colgate memegang peranan penting dalam mengelola American Bible Society dan American and Foreign Bible SAociety. Dia juga melayani sebagai pengurus American Tract Society.

Selagi bisnisnya terus berkembang dan diberkati Tuhan, dia memerintahkan akuntannya untuk meningkatkan jumlah persembahannya, dari 20 persen menjadi 30 persen. Ketika dia terus berkomitmen untuk memberi, perusahaannya menjadi semakin diberkati Tuhan.

Saat ini, Colgate Palmolive adalah salah satu perusahaan tertua di Amerika dan dinobatkan oleh majalah Fortune sebagai salah satu dari 500 perusahaan paling sukses di Amerika. Angka penjualan revenue-nya mencapai US$ 9 miliar dan cabangnya telah berada di 221 negara di seluruh dunia.

Produknya telah berkembang memenuhi kebutuhan perorangan, pabrik samapai hewan peliharaan. Merk-nya telah dikenal di seluruh dunia seperti Colgate, Palmolive, Speed-Stick, Fab, Murphy, Ajax, dan Irish Spring.

Keberhasilan Colgate Palmolive adalah sebuah kesaksian tentang apa yang Tuhan sanggup kerjakan bagi mereka yang setia mengejar mimpinya dan berkomitmen untuk mengenal Tuhan, pribadi yang sanggup memenuhi mimpi-mimpinya.

repost from Lukas Janto

Inspirasi - Impian Seorang Manusia Lumpuh

Tennese adalah salah satu daerah yang terletak di Amerika, disinilah pernah dilahirkan kedunia seorang manusia yang sangat luar biasa. Terlahir prematur dan kondisi lemah. kondisi bandannya sangatlah lemah. Pada umur empat Tahun dia malah terkena penyakit radang paru-paru kronis dan tubuhnya lumpuh terkena polio, dua penyakit maut yang sangat mematikan saat itu sampai dua kakinya harus memakai penyangga.

Disamping anak ini ada seorang yang tak kalah luar biasanya yang selalu menyanyangi, mencintai dan selalu menghiburnya bahkan memberi dorongan dan semangat. "Walaupun......kamu mempunyai kaki yang lemah dan harus menggunakan penyangga, kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan dan impikan dalam Hidup" kata ibunya kepadanya di suatu kesempatan. Yang kamu butuhkan hanyalah KEYAKINAN, KETEKUNAN, KEBERANIAN dan SEMANGAT PANTANG MENYERAH. dan petuah dari ibunyalah cikalbakal lahirnya seorang manusia luar biasa, seorang manusia pejuang, yang dengan gagah berani menatap hidup didepanya yang mungkin bagi orang lain itu "KEMUSTAHILAN"

Di usia sembilan tahun ia memutuskan melepas penyangga di kedua kakinya. padahal saat itu dokter melarangnya dan mengatakan "Kakimu tidak akan mungkin bisa normal" Tetapi sianak ini tidak perduli dia punya keyakinan bisa berjalan tanpa penyangga. Anak ini berjuang dan berjuang terus selama empat tahun dan ahirnya bisa berjalan dan membuat paramedis heran bin ajaib.

Ditengah kaki yang belum normal betul anak ini malah bercita-cita dan punya impian yang membuat banyak orang disekelilingnya menertawakannya. " Aku ingin menjadi pelari tercepat dunia" katanya disuatu kesempatan. Bagaimana mungkin ???

Diusia tigabelas tahun ia mulai mengikuti lomba lari dan selalu ada di urutan terahir, bahkan tertinggal jauh dari sesama yang ikut lomba. teman-teman dan orang orang sekitarnya enasihatinya agar dia mengubur saja impiannya untuk menjadi pelari tercepat dunia tetapi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap Focus pada Impiannya dan disuatu kesempata pada salah satu lomba dia berada pada urutan kedua dari belakang yang membuat semangatnya semakin menyala-nyala karena sejak saat itu beberapa kali dia berhasil memenangkan lomba yang dia ikuti.

Saat kuliah di tenesse dia bertemu dengan seorang pelatih yang bernama ED TEMPLE. Pelatih ini melihat semangat yang luar biasa dan bakat alam yang menyalah-nyalah dalam diri Anak ini. kemudian dia melatihnya dengan tekun sampai ahirnya membawa anak ini ke OLIMPIADE dunia tahun 1960. disana dia harus menghadapi para pelari pelari tercepat dunia saat itu yaitu Jutta heine dari jerman yang saat itu tidak ada yang bisa mengalahkannya. dan sunngguh mengejutkan seorang yang di Fonis dokter tidak bisa berjalan, mendapatkan dua medali Emas di seratus meter dan duaratus meter.

Lomba yang terahir adalah Estapet 400m ia bertemu lagi dengan Jutta Heine dipelari pertama dan kedua ditimnya meyelesaikan tugas dengan sangat baik. tetapi pada pelari ketiga dia menjatuhkan tongkat saat menyerahkan kepadanya sehingga dia tertinggal jauh dari Jutta semua yang hadir berpikir tidak akan mungkin lagi ia mampu memenangkan pertandingan ini. Tetapi apa yang terjadi Orang boleh saja berpikir tidak akan mungkin tetapi bagi Orang ini Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Dan sungguh luar biasa dia yang bahkan keluar sebagai Pemenang..... Luar biasa..... dia berhasil meraih medali emas ketiganya. Siapakah Orang yang luar biasa ini ???

Dia seorang wanita perkasa dan luar biasa......... WILMA RUDOLPH.

Kalau saja wanita hebat ini hanya mau menerima nasibnya dengan penyangga dikakinya mungkin seumur hidup dia akan selalu mengharap belas kasihan dari orang lain. Tetapi wanita hebat ini mau keluar dari ketidak mampuannya. dia tidak mau menerima kekurangannya namun justru karena kekurangan itulah yang membuatnya ingin menjadi orang yang luar biasa. Dia berani bermimpi yang tinggi dan kemudian mewujudkannya.

Mimpikanlah Impian yang tinggi dan kamu akan menjadi seperti yang kamu impikan suatu hari. karena tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa dimpikan terlebih dahulu. Kalau kita yakin kita dilahirkan untuk mendapatkan hal-hal kecil, maka yang kita dapatkan adalah hal-hal yang kecil pula. tetapi kalau kita yakin kita diciptakan untuk meraih hal-hal yang besar, maka yang kita dapatkan juag pastilah hal basar.
"Man proposes, God disproses" Jadi apa salahnya kita berencana yang tinggi, mana tau yang tinggi dan besar itulah yang tuhan berikan untuk kita. bukankah bermimpi itu GRATIS kawan ....... ??? Lalu kenapa kita takut untuk bermimpi setinggih langit !!!!!

(Disarikan dari berbagai buku)

Ardian Madika