Wednesday, December 29, 2010

Inspirasi - "Tukang Tambal Ban" (repost)

Pernah suatu ketika ban motor saya kempes sepulang dari mengikuti kajian Islam rutin tiap pekan di rumah teman. Saat itu waktu menunjukan pukul setengah sebelas malam. Malam terasa begitu dingin sekali, karena saat itu musim hujan, akan tetapi segala puji bagi Allah saat itu hujan tidak turun.

Sambil menuntun sepeda motor, saya berjalan menulusuri jalan untuk mencari tukang tambal ban.

"Ada apa mas?" tanya seorang pemuda yang duduk-duduk di depan rumah.

"Ban saya bocor. Daerah sini mana ya, tukang tambal ban yang masih buka?" tanya saya.

" Wah sudah pada tutup semua mas! Adanya di dekat jalan raya, tapi cukup jauh!" jawab nya.

"Makasih mas!" ucapku, sambil menghela nafas, karena cukup jauh saya harus bejalan ke jalan raya.

Alhamdulillah, saat itu saya ditemani ustadz saya, pak Nur.. (Jazakallah pak ya...! ^_^) yang tak tega meninggalkanku sendiri, berjalan menelusuri malam untuk mencari tukang tambal ban.

Setengah jam berjalan akhirnya saya menemukan tukang tambal ban. Tapi, ujian lagi dari Allah. Sang tukang tambal ban tidur tidak bisa dibangunkan...mungkin memang beliau tidak mau bangun,  sudah saya goyang-goyang tubuhnya, tetap saja tidak bangun... ah, sayapun mencoba memahaminya, malam-malam begini mungkin beliau sudah terlalu kecapean untuk membantu kami...

Perjalananpun kami lanjutkan, hingga akhirnya kami menemukan tukang tambal ban, yang sedang sibuk menambal ban sebuah motor...

"Alhamdulillah.... " batinku denga rasa senang yang luar biasa, sambil menuntun motor honda prima tuaku dengan semangat menuju tukang tambal ban tersebut... (rasa capek berjalan, jadi lupa...^^)

Sambil menunggu tukang tambal ban menyelesaikan pekerjaannya, saya merenung, betapa mulianya pekerjaan bapak tukang tambal ban tersebut,... karena saya baru merasakan bahwa sangat berharganya keberadaan mereka…! Coba kalo tidak ada mereka...?

~~~

Sahabatku, sering diri kita meremehkan atau menganggap rendah profesi seseorang, tapi tanpa kita sadari kita membutuhkan profesi mereka. Atau sering diantara saudara kita merasa minder akan profesinya yang mereka lakukan, padahal begitu mulianya profesi yang mereka kerjakan, karena dengan keberadaan mereka, aktifitas kita dapat berjalan dengan lancar.

Sudahkah anda berterimakasih kepada mereka?

Terimakasih telah membaca… Salam Motivasi! ^_^

Sunday, December 19, 2010

Inspirasi - Tidak apa, masih ada hari esok

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak.  Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia tidak pernah mensyukuri betapa baiknya kehidupan yang dia miliki.

Dia terus bermain, mengganggu sanak keluarganya kalau mereka tidak mau bermain apa yang dia inginkan.  Tetapi, ketika dia mau minta maaf, dia selalu berkata,

"Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya.  Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia.  Tetapi, dia tidak pernah mensyukurinya. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya.

Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk meminta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya.  Alasan dia,

"Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi.

Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling bertegur-sapa.  Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain.  Dia dan teman-temannya hampir melakukan segala sesuatu bersama-sama, makan, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan.

Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk.  Dia bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik dan baik, segera dia menjadi pacarnya.  Dia begitu sibuk dengan kerjaannya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu dengan teman-temannya.  Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka lagi, bahkan lewat telepon.

Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungi mereka."

Ini tidak terlalu mengganggu dia, karena dia mempunyai teman-teman sekerja yang selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.

Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dapat membahagiakan keluarganya.  Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka.  Tapi, itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta padamu", tapi dia tidak pernah melakukannya.

Alasan dia, "Tidak apa-apa, saya pasti akan mengatakannya besok." Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan. Ia ditabrak lari.  Tapi hari itu, dia sedang ada rapat.

Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.

Sebelum sempat berkata "Aku cinta padamu", istrinya meninggal.

Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba mencari penghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya.  Tapi, dia baru sadar anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.  Setelah, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing.  Tidak ada yang peduli sama orang tua ini yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik dengan uang yang dia simpan untuk perayaan pernikahan ke 50, 60, dan 70, dia dan istrinya.  Semua uang itu sebenarnya untuk dipakai pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain, tetapi kini dipakai untuk membayar biaya tinggal dia di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.  Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.  Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster

dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari   dulu…."

Dan dia meninggal dengan air-mata di pipinya.

Apa yang saya ingin coba katakan pada anda adalah :

Waktu itu tidak pernah berhenti.

Anda terus maju dan maju, sebelum anda sadar, anda telah maju terlalu jauh. Jika anda pernah bertengkar, segera berbaikanlah!

Jika anda merasa ingin mendengar suara teman-mu,

jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.

Terakhir, tapi ini yang paling penting.

Jika anda merasa anda ingin mengatakan sesuatu kepada seseorang,

bahwa anda sayang dia, jangan tunggu sampai terlambat.

Jika anda terus berpikiran bahwa anda akan

memberitahu dia di lain hari, hari ini tidak pernah akan datang.

Jika anda selalu berpikiran bahwa esok akan datang,

maka "esok" akan pergi begitu cepatnya,

sehingga anda baru sadar waktu telah meninggalkanmu.

 
 

sumber : Internet

~~TJS~~

Tuesday, December 14, 2010

Inspirasi - Kebahagiaan yang menular

Seorang pemuda berangkat kerja dipagi Hari.

Memanggil taxi, dan naik...

'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taxi terlebih dulu...

'Pagi yang cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil.

Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati, Ia melajukan taxinya.

Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu.

'Kembaliannya buat bapak saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dengan senyum.

'Terima kasih...' jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur...

'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taxi itu...

Dan ia pun menuju kesebuah warung.

'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.

'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dengan tersenyum.

Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut..Bergulir... .seperti bola salju...

Pak sopir bisa lebih bahagia Hari itu...Begitu juga keluarga si mbok...Teman2 si anak...keluarga mereka...Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar Kita.

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...

Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini?

Monday, December 6, 2010

Intisari - Renungan Kehidupan

Seseorang telah menuliskan kata-kata yang indah ini. cobalah ambil sedikit untuk mengerti maknanya mendalamnya.

1. Doa bukanlah "Ban serep" yang dapat kamu keluarkan ketika dalam masalah, tapi "kemudi" yang menunjukkan arah yang tepat.

2. Kenapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil ? Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Jadi, pandanglah ke depan dan majulah.

3. Pertemanan itu seperti sebuah buku. Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi butuh waktu tahunan untuk menulisnya.

4. Semua hal dalam hidup adalah sementara. Jika berlangsung baik, nikmatilah, karena tidak akan bertahan selamanya. Jika berlangsung salah, jangan khawatir, karena juga tidak akan bertahan lama.

5. Teman lama adalah emas ! Teman baru adalah berlian ! Jika kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas ! Karena untuk mempertahankan sebuah berlian, kamu selalu memerlukan dasar emas.

6. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya, Tuhan tersenyum dari atas dan berkata " Tenang sayang, itu hanyalah bengkokan, bukan akhir !

7. Ketika Tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya; ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu.

8. Seorang buta bertanya pada St. Anthony : "Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata ?" Dia menjawab : "Ya ada, kehilangan visimu !"

9. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka, dan terkadang, ketika kamu aman dan happy, ingat bahwa seseorang telah mendoakanmu.

10. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini.

Sunday, December 5, 2010

Inspirasi - Taman Cinta

Pada suatu hr Aristoteles bertanya pd gurunya: "Apakah cinta sejati itu?"

Jwb gurunya: berjalanlah lurus di taman bunga yg luas, petiklah 1 bunga yg terindah menurutmu & jgn pernah berbalik ke belakang". Kemudian Aristoteles melaksanakannya & kembali dgn tgn hampa.

Gurunya bertanya: "mana bunganya?"

Aristoteles menjawab :"aku tdk bisa mendapatkannya, sebenarnya aku telah menemukannya, tapi aku berpikir di depan pasti ada yg lebih bagus lagi, ketika aku telah sampai di ujung taman aku baru sadar bhw yg aku temui pertama td itulah yg terbaik, tapi aku tdk bisa kembali lg ke belakang.

Gurunya berkata: "Seperti itulah cinta sejati, semakin kau mencari yg terbaik, maka kau tdk akan pernah menemukannya. Jgn pernah sia-siakan cinta yg pernah tumbuh di hatimu, krn waktu tdk akan pernah kembali"

Friday, December 3, 2010

Inspiration - Story of Appreciation

One young academically excellent person went to apply for a managerial position in a big company. He passed the first interview, the director did the last interview, made the last decision.

The director discovered from the CV that the youth's academic achievements were excellent all the way, from the secondary school until the postgraduate research, never had a year when he did not score.

The director asked, "Did you obtain any scholarships in school?"

The youth answered "none".

 The director asked, " Was it your father who paid for your school fees?"

The youth answered, "My father passed away when I was one year old, it was my mother who paid for my school fees.

The director asked, " Where did your mother work?" 

The youth answered, "My mother worked as clothes cleaner.

The director requested the youth to show his hands. The youth showed a pair of hands that were smooth and perfect.

The director asked, " Have you ever helped your mother wash the clothes before?"

The youth answered, "Never, my mother always wanted me to study and read more books. Furthermore, my mother can wash clothes faster than me."

The director said, "I have a request. When you go back today, go and clean your mother's hands, and then see me tomorrow morning."

The youth felt that his chance of landing the job was high. When he went back, he happily requested his mother to let him clean her hands. His mother felt strange, happy but with mixed feelings, she showed her hands to the kid. The youth cleaned his mother's hands slowly. His tears fell as he did that. It was the first time he noticed that his mother's hands were so wrinkled, and there were so many bruises on her hands. Some bruises were so painful that his  mother shivered when they were cleaned with water. 

This was the first time the youth realized that it was this pair of hands that washed the clothes everyday to enable him to pay the school fee. The bruises on the mother's hands were the price that the mother had to pay for his graduation, academic excellence and his future. After finishing the cleaning of his mother hands, the youth quietly washed all the remaining clothes for his mother. That night, mother and son talked for a very long time.   

Next morning, the youth went to the director's office. The Director noticed the tears in the youth's eyes and asked: " Can you tell me what have you done and learned yesterday in your house?"

The youth answered, " I cleaned my mother's hand, and also finished cleaning all the remaining clothes".

The Director said, " please tell me your feelings."

The youth said, "Number 1, I know now what is appreciation. Without my mother, there would not the successful me today. Number 2, by working together and helping my mother, only now I realize how difficult and tough it is to get something done. Number 3, I have come to appreciate the importance and value of family relationship."

The director said, " This is what I am looking for to be my manager.  I want to recruit a person who can appreciate the help of others, a person who knows the sufferings of others to get things done, and a person who would not put money as his only goal in life.

You are hired."

Later on, this young person worked very hard, and received the respect of his subordinates. Every employee worked diligently and as a team. The company's performance improved tremendously.

Moral of the story:

A child, who has been protected and habitually given whatever he wanted, would develop "entitlement mentality" and would always put himself first. He would be ignorant of his parent's efforts. When he starts work, he assumes that every person must listen to him, and when he becomes a manager, he would never know the sufferings of his employees and would always blame others. This kind of people, who may be good academically, may be successful for a while, but eventually would not feel sense of achievement. He will grumble and be full of hatred and fight for more. If we are this kind of protective parents, are we really showing love or are we destroying the kid instead? You can let your kid live in a big house, eat a good meal, learn piano, watch a big screen TV. But when you are cutting grass, please let them experience it. After a meal, let them wash their plates and bowls together with their brothers and sisters. It is not because you do not have money to hire a maid, but it is because you want to love them in a right way. You want them to understand, no matter how rich their parents are, one day their hair will grow gray, same as the mother of that young person. The most important thing is your kid learns how to appreciate the effort and experience the difficulty and learns the ability to work with others to get things done.

Thursday, December 2, 2010

Inspiration - Nice Lesson

One day, a boy went to a shop with his mother.

The shopkeeper looked at the small cute child and showed him a bottle with sweets and said, "Dear child, you can have some."

But, the child didn't take any.

The shopkeeper was surprised ... such a small child and he was not helping himself. Again, he offered some to the boy.

Now, the mother also heard that and repeated what the shopkeeper had requested.

Once more, the boy didn't move his hand.

The shopkeeper seeing this, himself gave some to the child. The boy was happy to get two hands-full of sweets.

While returning home, the Mother asked the child, "Why didn't you help yourself to the sweets, when the shopkeeper let you take them?"

Can you guess the response?

The child replied, "Mummy, my hands are very small and I could have only grasped a few sweets. But, you see, when the shopkeeper himself gave them to me with his big hands ... I got so many more!!

Moral:

When we take by ourselves, we may get just a little, but, when God gives ... He gives us more - beyond our expectations!

Inspirasi - Semangat hidup tak boleh padam

Di sebuah kota kecil di kalimantan, tinggallah seorang anak perempuan yang bernama Fransiska. Dia gemar dengan dunia seni, di setiap pertandingan dia tidak pernah menjadi yang terbaik. Akan tetapi ibunya selalu hadir di setiap perlombaan itu untuk memberikan semangat terhadap dirinya. Kehidupan Kristina, ibunya Fransiska, sangatlah tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya setelah mereka selesai sekolah.

Kehidupan mereka sangat bahagia dengan anaknya dan seperti cerita di dalam buku-buku roman.Namun ,keadaan itu tidak berlangsung lama sampai usia Fransiska 11th.Suami Kristina meninggal karena terjadinya kecelakaan yg tragis.

" Aku tidak akan menikah lagi", kata Kristina kepada anaknya." Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti Dia". "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."

Kristina sangat bersyukur bahwa dia tidak sendirian masih ada anaknya yang sangat mencitai dia. Dan selalu memberikan dukungan kepada anaknya sehingga anaknya selalu bersikap optimis. setelah Fransiska kehilangan sesosok seorang ayah, ibunya selalu mejadi ayah bagi Fransiska.

Pertandingan demi pertandingan, Kristina selalu datang memberikan dukungan kepada anaknya agar Fransiska semangat dalam setiap perlombaan. Suatu hari Fransiska datang keperlombaan seorang diri tanpa di temani ibunya . "Dia berkata kepada juri pertandingan itu " : "Bisakah aku tampil yang pertama dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?" Dengan pertimbangan para juri tersebut mempersilahkan Fransiska untuk tampil yang pertama di ajang perlombaan itu. walaupun dengan suara yang tidak bagus. para juri gakum dengan kegigihan dan sportivitas Fransiska tersebut, dan Fransiska berlatih extra keras dalam beberapa hari ini. Hati Fransiska bergetar saat tampil dan Ia pun berhasil memenangkan perlombaab itu.

Tentu saja para juri sangat kagum melihatnya. Mereka belum pernah melihat Fransiska bernyanyi sebaik itu. Setelah perlombaan , juri tersebut menarik Fransika ke pinggir. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu bernyanyi sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?"

Fransiska tersenyum dan juri itu melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Fransiska menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pak, ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan . Ibuku sangat sedih. Minggu lalu,...... Ibuku meninggal." Fransika kembali menangis.

Kemudian Fransiska menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata. "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga datang pada perlombaan ini untuk bersama-sama melihatku bernyanyi. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka.......". Fransiska kembali menangis terisak-isak.

Sang juri sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan mengizinkan Fransiska tampil sebagai peserta yang utama hari ini. Sang juri yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Fransiska yang masih menangis. Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang juri tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang juri, tetapi sebagai seorang anak..... Sang juri sangat tergugah dengan cerita Fransiska, ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari Fransiska.

Bahkan seorang anak berusia 11 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............ Fransiska baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya........

Sang juri sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka, membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka. Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya...............

Kiriman dari Fransiska Vini (from discussion board)