Friday, August 20, 2010

Rahasia Sukses

Suatu kali, ada seorang konglomerat dan pengusaha kaya.Hebatnya, kekayaannya itu menurut banyak pihak diperoleh benar2 dari nol. Karena itu, apayg dilakukannya mampu menginspirasi banyak org.Suatu ketika, karena penasaran, ada seorang pemuda ingin belajar menimbapengalaman dari sang pengusaha.



Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya sangpemuda berhasil menemui si pengusaha sukses. "Terimakasih Bapak mau menerima saya. Terus terang saya sangat inginmenimba pengalaman dari Bapak sehingga bisa sukses seperti Bapak," ujarpemuda itu. Mendengar permintaan itu, sang pengusaha tersenyum sejenak. Kemudian, ia punmeminta anak muda tadi menengadahkan satu tangannya. Si pemuda pun terheran2.



Namun, lantas sipengusahapun menjelaskan maksudnya. "Biar aku lihat garistanganmu. Dan, simaklah baik2 apa pendapatku tentangmu sebelum aku memberikanpelajaran seperti yg kamu minta," jawab pengusaha tsb. Setelah menengadahkan kedua tangannya, si pengusaha pun berkata, "Lihatlahtelapak tanganmu ini. Di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib.Disana ada garis kehidupan. Kemudian, di sini ada garis rezeki dan ada pulagaris jodoh. Sekarang, menggenggamlah. Dimana semua garis tadi?" "Di dalam telapak tangan yang saya genggam." Jawab si pemuda ygpenasaran. "Nah, apa artinya itu? Hal itu mengandung arti, bahwa apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Kamu lihat bukan? Bahwa semua garis tadi ada di tanganmu. Dan, begitulah rahasia suksesku selamaini. Aku berjuang dan berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan nasibkusendiri," terang si pengusaha.



"Kini coba lihat kembali genggamanmu. Bukankah masih ada garis yang tidakikut tergenggam? Sisa garis itulah yang berada di luar kendalimu. Karena disanalah letak kekuatan Sang Maha Pencipta yang kita tidak akan mampu kitalakukan dan itulah bagiannya Tuhan. Genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan bersungguh-sungguh, danserahkan kepada Allah bagian yang tidak mampu engkau lakukan!

Saturday, August 14, 2010

The Power of Giving

Bahagia tidak selalu karena memperoleh sesuatu. Entah barang yang sudah lama kita idam2kan atau keinginan yang terpendam terpenuhi. Bahagia bisa juga karena dari memberi. Seperti cerita seorang teman yang bahagia meski ia kehilangan sesuatu. Saat menggowes ia berpapasan dengan seorang pemuda biasa yang bersepeda juga. Sepeda pemuda itu begitu biasa, teramat biasa dibandingkan sepeda teman saya tadi. Awalnya hanya berbasa-basi sampai akhirnya pemuda tadi bertanya di mana bisa membeli lampu kelap-kelip yang teramat bagus di matanya itu.

Teman saya sungkan menjawab sebab pasti pemuda tadi akan terkejut. Dengan sedikit berbohong bahwa ia masih memiliki satu lampu seperti itu, ia pun memberikan lampu tadi ke pemuda tadi. Ia merasa senang melihat pemuda tadi mukanya cerah. Teman saya tadi bilang bahwa bisa jadi dulu mukanya begitu sewaktu ibunya membelikan mainan yang ia idam2kan. Dengan memberi, teman saya tadi merasa bahagia.

Saya pun merasakan hal yang sama. Hanya saja kali ini saya memberi sesuatu barang yang tidak saya beli. Saya dikasih dan barang itu saya kasih ke teman. Saya sebenarnya berharap sekali memperoleh barang itu, tapi melihat teman saya berkeinginan untuk menjajal bersepeda, ya apa salahnya saya ikut mendukungnya.

Dalam sebuah seminar motivasi, seorang pembicara mengungkapkan kekuatan memberi. Orang yang memberi akan memperoleh imbalan yang berlipat. Entahlah, apakah teman saya tadi berharap imbalan. Saya sendiri yakin ia tidak pernah berharap imbalan. Ia pernah berujar bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Dan kita bukanlah gudang yang mampu menampung semua barang "keinginan". Ia mengibaratkan dirinya sebagai saluran. Dan kebahagiaan saluran adalah jika apa yang lewat dari dirinya mengalir dengan lancar dan sampai di tujuan.

Banyak cerita soal memberi ini yang pada akhirnya membuktikan adanya kekuatan memberi, The Power of Giving. Kalau dikaitkan dengan hukum alam, ya “Giving and Receiving”. Karena memberi di satu pihak berarti menerima di pihak lain. Dua hal itu adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Teman saya tadi bahagia karena telah memberi kebahagiaan seorang pemuda (yang menerima pemberian lampu). Bisa saja pemuda tadi sudah lama menginginkan lampu kelap-kelip di belakang demi keselamatannya. Kekuatan memberi (dan menerima) ini demikian dahsyat karena merupakan esensi dari alam semesta itu sendiri. Tidak berlebihan jika Deepak Chopra dalam "7 Spiritual Law of Success" mencantumkan “Law of Giving” sebagai hukum kedua untuk sukses. Alam semesta berjalan menurut sirkulasi memberi dan menerima.

Dalam seluruh fenomena alam, berjalan hukum memberi dan menerima. Manusia menghirup oksigen, dan menghembuskan karbon-dioksida, sementara tanaman menggunakan karbon-dioksida dalam proses fotosintesa dan membebaskan oksigen. Proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu di alam semesta ini berjalan, mengalir. Orang-orang zaman dahulu rupanya sangat memahami hal ini. Misalnya uang, alat tukar, dalam bahasa Inggris disebut currency, yang akar katanya adalah bahasa Latin currere yang artinya mengalir.

Sudahkah kita memberi hari ini?

Monday, August 9, 2010

All About LOVE

Ketika kamu sedang bersama dia,kamu berlagak mengacuhkannya
tapi ketika dia tidak ada,berusaha mencarinya
pada saat itu, kamu sedang jatuh cinta

walaupun ada org lain yg slalu membuatmu t'tawa, mata & perhatianmu hanya t'tuju pd si dia
maka kamu sdg jatuh cinta

walaupun seharusx dia sdh menelponmu utk memberitahu kabarnya tp tlpmu tak b'dering ,dan kamu trs menunggu tlp itu,pd saat itu kamu sedang jatuh cinta

jika kau lbh t'tarik dgn email atw sms pendek darinya drpd email atw sms yg pnjg dr org lain, kamu sedang jatuh cinta

jika kamu tdk bisa m'hapus smua sms dlm hpmu krn ada 1 sms dr dia, maka kamu sedang jatuh cinta

kamu slalu blg pd dirimu "dia hanyalah temanku" tp kamu menyadari kamu tdk bisa m'hindari daya tarikx
pada saat itu kamu sedang jatuh cinta

jika kamu m'baca ini semua & seseorg muncul dlm pikiranmu,maka kamu sedang jatuh cinta pd org itu
Ditulis 8 jam y

Friday, August 6, 2010

Badai...jalan teruss

Pada suatu hari, seperti biasanya kami bekendaraan menuju ke suatu tempat. Dan aku yg mengemudi.
Setelah bbrpa puluh kilometer, tiba² awan hitam datang bersama angin kencang.
Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.

"Bagaimana Ayah? Kita berhenti?", aku bertanya.
"Teruslah mengemudi!", kata Ayah.
Aku tetap menjalankan mobilku.
Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun.
Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan.
Kulihat kendaraan² besar juga mulai menepi & berhenti.

"Ayah...?"
"Teruslah mengemudi!" kata Ayah sambil terus melihat ke depan.
Aku tetap mengemudi dng bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandanganku sampai hanya berjarak beberapa meter saja.
Anginpun mengguncang²kan mobil kecilku.
Aku mulai takut.

Tapi aku tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.

Setelah melewati bbrpa kilometer ke depan, kurasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang.
Setelah beberapa killometer lagi, sampailah kami pada daerah yang kering & kami melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.

"Silakan kalau mau berhenti dan keluarlah", kata Ayah tiba².
"Kenapa sekarang?", tanyaku heran.
"Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai".

Aku berhenti & keluar. Kulihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung.
Aku membayangkan mereka yg terjebak di sana dan berdoa, smg mereka selamat.
Dan aku mengerti bahwa jng pernah berhenti di tengah badai karena akan terjebak dlm ketidakpastian & ketakutan kapan badai akan berakhir serta apa yg akan terjadi selanjutnya.

Jika kita sdg menghadapi "badai" kehidupan, teruslah berjalan, jgn berhenti, jgn putus asa karena kita akan tenggelam dlm keadaan yg terus kacau, menakutkan & penuh ketidak-pastian.

Lakukan saja apa yg dpt kita lakukan, & yakinkan diri bahwa BADAI PASTI BERLALU.
HADAPI DGN SEMANGAT!!!!.

Jadikanlah kebiasaan yg positif untuk tdk menyerah hari ini.

sumber, my friend @Shinta Saloewa Rotinsulu

Thursday, August 5, 2010

Wonderful Inspiration series Awal dan Akhir : waktu ADA batasnya

Setiap permainan dalam olahraga ada batasan waktunya, dalam sepakbola ada dua babak masing-masing 45 menit. Sebelum peluit panjang babak kedua dibunyikan mereka berupaya memaksimalkan segala potensi tim untuk memenangkan pertandingan. Pada laga final Liga Champions 1999 antara Manchester United (MU) dan Bayern Muenchen, Manchester United berhasil mengajar selisih gol dan malah berbalik unggul pada masa perpanjangan waktu sehingga berhasil membawa pulang Piala Champions dan membuat Bayern Muenchen menyesali keteledoran mereka pada masa injury time itu.

Setiap permainan harus selalu memanfaatkan waktu yang ada hingga wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Sebelum waktunya habis, pemain tidak boleh lengah dengan kemenangan dan merasa sudah menang. Sebaliknya, pemain tidak boleh merasa kalah jika memang sudah tertinggal. Dalam sepak bola, setiap detik adalah waktu yang sangat berharga, apalagi selisih satu gol.

Dalam kehidupan nyata, setiap manusia sudah dipastikan mempunyai batasan umur. Kita tidak tahu pasti, kapan permainan kita di dunia akan berakhir. Sementara yang pasti, waktu setiap saat ada batasnya. Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sebaiknya kita isi dengan ikhtiar (usaha) yang terbaik.

Waktu yang sudah berlalu tidak mungkin bisa kembali. Setiap manusia mempunyai kesempatan waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam. Sungguh beruntung apabila kita bisa memanfaatkan waktu yang terbatas untuk aktivitas yang bermanfaat. Sungguh rugi apabila kita membuang-buang waktu dengan aktivitas sia-sia.

Imam Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah yang paling jauh?” Muridnya menjawab, “Pantai seberang lautan, matahari, dan bintang.” Imam Ghazali membenarkan semua jawaban muridnya, selanjutnya beliau menjawab, “Sesuatu yang paling jauh adalah waktu yang telah berlalu karena tidak mugkin kembali lagi.”

Orang yang sukses selalu mengoptimalkan waktunya demi menjalani proses demi proses menuju kesuksesan. Seorang pelajar selalu mengoptimalkan masa belajar dengan selalu belajar. Seorang karyawan selalu mengoptimalkan waktu demi menyelesaikan pekerjaannya. Seorang pedagang selalu berhitung dengan waktu untuk meraih keuntungan. Kita harus bisa memanfaatkan waktu demi kemaslahatan (kebaikan) kehidupan di dunia demi meraih kebahagiaan di akhirat, seperti firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al-Ashr ayat 1-3 : “Demi masa (waktu). Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Penyesalan memang selalu datang setelah kita menyia-nyiakan kesempatan.

Penyerang menyesal karena timnya kalah karena dia teledor, tidak bisa mencetak gol. Pelajar menyesal tidak rajin belajar sehingga dia tidak lulus ujian. Pengusaha menyesal karena tidak bisa mengontrol karyawan dengan baik sehingga perusahaan rugi. Karyawan menyesal tidak bekerja dengan keras dan cerdas (hard work & smart work) sehingga karirnya mandeg.

Tuhan telah mengingatkan kita dalam kitab-Nya, tentang penyesalan orang-orang yang kurang beramal baik selama hidup dunia.

Jangan sampai kita menyesal, setelah umur kita habis dan pindah ke alam akhirat, baru kita minta kehidupan lagi untuk beramal dan berbuat kebaikan.


“Hidup bagai berjalan di waktu tidur, kematian adalah pulang ke rumah”
Life is a dream walking, death is going home.


*Dikutip dari Buku : Football Inspirations For Success :
Meraih Sukses dengan Filosofi Sepakbola
Ahmad Su’udi, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010)